Prevalensi Medication Error Faktor – Faktor Penyebab Medication Error

8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.3 Prevalensi Medication Error

Laporan dari IOM Institute of Medicine 1999 secara terbuka menyatakan bahwa paling sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien meninggal di rumah sakit dalam satu tahun akibat dari kesalahan medis medical errors yang sebetulnya bisa dicegah. Kuantitas ini melebihi kematian akibat kecelakaan lalu lintas, kanker payudara dan AIDS Poillon, 1999.

2.1.4 Faktor – Faktor Penyebab Medication Error

Penelitian di Amerika yang memperhitungkan kematian akibat kesalahan obat, kebanyakan terjadi pada saat fase prescribing atau peresepan yang diakibatkan dari kurangnya dalam pengetahuan, komunikasi yang buruk, dan kurangnya mempertimbangkan informasi penting pasien. Pada tingkat dispensing, kesalahan mungkin timbul karena nama obat- obatan yang serupa, dan penampilan bahan kemasan, Pemberian obat tidak teratur, karena beban kerja lebih dan gangguan. Dispensing dosis obat tinggi, dan bentuk sediaan yang tidak benar, dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa Muhtar, 2003. Selain pada saat prescribing atau dispensing, kesalahan juga dapat terjadi pada saat administration. Kekurangan kinerja, kurangnya komunikasi perawat dengan profesional kesehatan lainnya, tekanan pekerjaan yang berlebihan dan sering adanya gangguan adalah faktor yang paling dominan terkait dengan kesalahan administrasi. Kesalahan pengobatan tidak dapat dihindari, tetapi kesalahan tersebut dapat diminimalkan secara signifikan dengan adanya pengawas, manajemen rumah sakit, pabrik farmasi, resep, apoteker atau staf pemberian obat dan perawat bekerja sama untuk mengidentifikasi kesalahan pengobatan dan mengadopsi strategi untuk menguranginya Muhtar, 2003. Menurut kepmenkes 2004 faktor-faktor lain yang berkontribusi pada medication error antara lain : 1. Komunikasi mis-komunikasi, kegagalan dalam berkomunikasi Kegagalan dalam berkomunikasi merupakan sumber utama terjadinya kesalahan. Institusi pelayanan kesehatan harus menghilangkan 9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hambatan komunikasi antar petugas kesehatan dan membuat SOP bagaimana reseppermintaan obat dan informasi obat lainnya dikomunikasikan. Komunikasi baik antar apoteker maupun dengan petugas kesehatan lainnya perlu dilakukan dengan jelas untuk menghindari penafsiran ganda atau ketidak lengkapan informasi dengan berbicara perlahan dan jelas. Perlu dibuat daftar singkatan dan penulisan dosis yang berisiko menimbulkan kesalahan untuk diwaspadai. 2. Kondisi lingkungan Untuk menghindari kesalahan yang berkaitan dengan kondisi lingkungan, area dispensing harus didesain dengan tepat dan sesuai dengan alur kerja, untuk menurunkan kelelahan dengan pencahayaan yang cukup dan temperatur yang nyaman. Selain itu, area kerja harus bersih dan teratur untuk mencegah terjadinya kesalahan. Obat untuk setiap pasien perlu disiapkan dalam nampan terpisah. 3. Gangguan interupsi pada saat bekerja Gangguan interupsi harus seminimum mungkin dengan mengurangi interupsi baik langsung maupun melalui telepon. 4. Beban kerja Rasio antara beban kerja dan SDM yang cukup penting untuk mengurangi stres dan beban kerja berlebihan sehingga dapat menurunkan kesalahan. 5. Edukasi staf Meskipun edukasi staf merupakan cara yang tidak cukup kuat dalam menurunkan insidenkesalahan, tetapi mereka dapat memainkan peran penting ketika dilibatkan dalam sistem menurunkan insidenkesalahan Muchid, 2008. Adanya UU Kesehatan No. 23 Th 1992 serta UU Perlindungan Konsumen No. 8 Th 1999 yang menjamin hak-hak konsumen pasien dalam mendapatkan, kenyamanan, keamanan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa, menyebabkan penyedia jasa tenaga 10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kesehatan dokter maupun farmasis harus waspada, karena adanya penyimpangan pelayanan dari ketentuan yang ada akan membuka celah bagi konsumen pasien dalam melakukan gugatan.

2.1.5 Upaya Pencegahan Medication Error

Dokumen yang terkait

Interaksi Obat Pada Pasien Geriatri yang Menderita Penyakit Jantung dan Penyakit Dalam di Instalasi Rawat Inap B Teratai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Periode Oktober-November 2012

0 17 90

KEJADIAN MEDICATION ERROR PADA FASE PRESCRIBING DI POLIKLINIK PASIEN RAWAT JALAN RSD MAYJEND HM RYACUDU KOTABUMI

3 57 57

Medication error dalam fase dispensing dan fase administration pada resep racikan (studi kasus) di empat apotek di Kabupaten Sleman periode Februari dan Maret 2014.

3 20 115

Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase dispensing.

0 1 128

Kajian medication error pada resep racikan pasien pediatrik di unit farmasi Rumah Sakit "X" bulan Juli 2007 (tinjauan fase dispensing).

0 1 20

IDENTIFIKASI MEDICATION ERROR DALAM PROSES PRESCRIBING, TRANSCRIBING DAN DISPENSING RESEP RACIKAN DI PUSKESMAS KABUPATEN BANYUMAS WILAYAH SELATAN

0 1 17

Evaluasi medication error resep racikan pasien pediatrik di farmasi rawat jalan rumah sakit Bethesda pada bulan Juli tahun 2007 : tinjauan fase dispensing - USD Repository

0 0 126

Medication error dalam fase prescribing dan transcribing pada resep racikan : studi kasus di empat apotek di Kabupaten Sleman - USD Repository

0 1 123

Medication error fase prescribing dan fase transcribing pada resep racikan untuk pasien pediatrik di rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Februari 2014 - USD Repository

0 1 119

Medication error resep obat racikan pasien pediatri rawat inap di RSUP Dr. Sardjito pada periode Februari 2014 (tinjauan fase dispensing dan fase administration) - USD Repository

0 1 116