12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
administrasi misalnya, tempat peresepan itu tidak sempurna tapi pada dasarnya tidak berarti dengan perawatan yang berkaitan pasien, seperti
kesalahan ejaan atau kegagalan untuk menunjukkan rute tempat pemberian ini tidak dicatat. Tempat risiko potensial klinis itu diidentifikasi,
diklasifikasikan kedalam kategori berpotensi serius, sangat serius, hanya signifikansi klinis relatif kecil Dobrzanski, 2002.
2.2.1 Prevalensi medication error pada prescribing
Hasil penelitian kajian penulisan resep di kota madya yogyakarta menunjukkan bahwa resep yang memenuhi persyaratan yang berlaku adalah
39,8 . Ketidaklengkapan tersebut disebabkan antara lain karena tidak adanya paraf, nomor ijin praktek dokter, tanggal resep. Tulisan tangan
dokter yang kurang dapat dibaca sangat menyulitkan sehingga berpotensi menimbulkan kesalahan interpretasi terutama pada nama obat, dosis, aturan
pakai, dan cara pemberian, yang selanjutnya dapat menyebabkan kesalahan pengobatan Rahmawati, 2002.
2.2.2 Definisi Resep
Berdasarkan kepmenkes 2004 Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. 2.2.3 Persyaratan Resep
Kepmenkes No.280MenkesSKV1984 menyebutkan bahwa pada resep harus dicantumkan : 1 Nama dan alamat penulis resep, serta nomor
izin praktek 2 Tanggal penulisan resep. 3 Tanda R pada bagian kiri setiap penulisan resep. 4 Dibelakang lambang R harus ditulis nama setiap
obat atau komposisi obat.5 Tanda tangan atau paraf penulis resep 6 Jenis
hewan, nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
Menurut kepmenkes 2004 Pelayanan resep meliputi: a
Skrining resep
1. Persyaratan administratif
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Nama, SIP, dan alamat dokter.
b. Tanggal penulisan resep.
c. Tanda tanganparaf dokter penulis resep.
d. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
e. Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta.
f. Cara pemakaian yang jelas.
2. Kesesuaian farmasetis bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian. 3.
Pertimbangan klinis adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian dosis, durasi, jumlah obat Jika ada keraguan terhadap resep
hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu
menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.
b
Penyiapan obat
1 Peracikan
Merupakan kegiatan
menyiapkan, menimbang,
mencampur, mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan
peracikan obat, harus diabuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket
yang benar. 2
Etiket Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
3 Kemasan obat yang diserahkan
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.
4 Penyerahan obat
Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat
dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.
5 Informasi obat
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini, informasi
obat kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta
makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. 6
Konseling Apoteker harus memberikan konseling, mengenai sediaan farmasi,
pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar
dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan kesehatan lainnya.
7 Monitoring penggunaan obat
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti
kardiovarkular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainya. Untuk dapat menuliskan resep yang tepat dan rasional seorang dokter
harus memiliki cukup pengetahuan dasar mengenai ilmu-ilmu farmakologi yaitu tentang farmakodinamik, farmakokinetik, dan sifat-sifat fisiko kimia
obat yang diberikan. Oleh karena itu, dokter memainkan peranan penting dalam proses pelayanan kesehatan khususnya dalam melaksanakan
pengobatan melalui pemberian obat kepada pasien Harianto, 2006.
2.3 Medication Error pada Transcribing