Kinerja Organisasi .1Pengertian Organisasi
mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan yang mampu mentransfer ilmu dan pengetahuan menjadi skill dan dalam melaksanakannya berlandaskan etika dan moralitas
yang tinggi.
Agenda selanjutnya adalah good governance sebuah upaya baik untuk meningkatkan pemerintah disetiap tingkat, namun demikian, harus disadari tujuan dari
good governance untuk menjalankan pekerjaan pemerintah yang baik yang bersih
berdasarkan hukum yang berlaku agar tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan dalam pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
I.5.2 Kinerja Organisasi I.5.2.1Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada
perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut
Chester I. Barnard Sutarto, 1998:4 mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah
system kerjasama antara dua orang atau lebih”. James D. Mooney Bryson, 1999:23 mengatakan bahwa : Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. Menurut Dimock 1986:21 organisasi adalah organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantunganberkaitan untuk
membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
1. Orang-orang sekumpulan orang,
2. Kerjasama,
3. Tujuan yang ingin dicapai,
Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama
Universitas Sumatera Utara
antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga
unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri menurut Jhon M. Gaus Sutarto, 1998:34, sebagai berikut :
1. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan
interdependent part yang merupakan kesatuan kegiatan, 3.
Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
4. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
5. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams Wahyudi, 1994:54 yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap
Government , bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi
. 1. Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas. Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian
tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi,
mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2. Prinsip Skala Hirarkhi. Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan,
pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam
Universitas Sumatera Utara
pendelegasian wewenang dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3. Prinsip Kesatuan Perintah. Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab
kepada seorang atasan saja. 4. Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada
bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan
meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih
dahulu kepada atasannya lagi. 5. Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6. Prinsip Pembagian Pekerjaan. Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugaspekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta
menunjang efektivitas jalannya organisasi. 7. Prinsip Rentang Pengendalian.
Universitas Sumatera Utara
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8. Prinsip Fungsional. Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas
tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9. Prinsip Pemisahan. Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung
jawabnya kepada orang lain. 10..Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari
organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana tidak
kompleks contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta,
Bandung, atau Surabaya. 11. Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri internal factor dan juga karena adanya
pengaruh di luar organisasi external factor, sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
Universitas Sumatera Utara
12. Prinsip Kepemimpinan. Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau
dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Jenis-Jenis Organisasi Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria menurut Dalton E. McFarland Sutarto, 1998:67, sebagai berikut
1. Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan. 1 bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua
kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang. 2 bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang,
semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan. 2. Berdasarkan lalu lintas kekuasaan.
Bentuk organisasi ini meliputi; 1 organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang
memimpin unit-unit dalam organisasi, 2 bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai
pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, 3 bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang
dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
3. Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ; 1 organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti :
organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum 2 organisasi informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi,
Universitas Sumatera Utara
antara lain kesamaan minat atau hobby, dll. 4. Berdasarkan tujuan.
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : 1 organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau ‘profit oriented’ dan 2 organisasi sosial atau ‘non profit
oriented. 5. Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
1 organisasi pendidikan, 2 organisasi kesehatan, 3 organisasi pertanian, dan lain lain.
6. Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu : 1 Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan, 2 Organisasi
berorientasi pada politik, misalnya partai politik 3 Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja 4 Organisasi pemelihara, misalnya organisasi
peduli lingkungan, dan lain lain. 7. Berdasarkan pihak yang memakai manfaat.
Organisasi ini meliputi; 1 Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi, 2 Service
organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank, 3 Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia
usaha, seperti perusahaan-perusahaan, 4 Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum,
seperti organisasi pelayanan kesehatan, contohnya rumah sakit, Puskesmas, dll.
I.5.2.2Pengertian Kinerja Organisasi
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar kerja yang
Universitas Sumatera Utara
menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja. Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Konsep kinerja Performance dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of accomplishtment Supardi, 2002:21, Hal
ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Mengingat bahwa kinerja dari suatu organisasi itu adalah untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya, maka informasi tentang kinerja
organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting.
Informasi tentang kinerja organisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan
yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang tidak mempunyai informasi tentang
kinerja dalam organisasinya.
Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan indikator-indikator atau kriteria-kriteria untuk mengukurnya secara jelas. Tanpa indikator dan kriteria yang
jelas tidak akan ada arah yang dapat digunakan untuk menentukan mana yang relatif lebih efektif diantara : alternatif alokasi sumber daya yang berbeda; alternatif desain-desain
organisasi yang berbeda; dan diantara pilihan-pilihan pendistribusian tugas dan wewenang yang berbeda Bryson, 1995:34. Sekarang permasalahannya adalah kriteria
apa yang digunakan untuk menilai organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai sebuah pedoman, dalam menilai kinerja organisasi harus dikembalikan pada tujuan atau alasan dibentuknya suatu organisasi. Misalnya, untuk sebuah organisasi
privatswasta yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan barang yang dihasilkan, maka ukuran kinerjanya adalah seberapa besar organisasi tersebut mampu
memproduksi barang untuk menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Indikator yang masih bertalian dengan sebelumnya adalah seberapa besar efisien pemanfaatan input
untuk meraih keuntungan itu dan seberapa besar efective yang dilakukan untuk meraih keuntungan tersebut.
Dalam organisasi publik, sulit untuk ditemukan alat ukur kinerja yang sesuai. Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk
memenuhi kebutuhan dan melindungi kepentingan publik, kelihatannya sederhana sekali ukuran kinerja organisasi publik, namun tidaklah demikian kenyataannya, karena hingga
kini belum ditemukan kesepakatan tentang ukuran kinerja organisasi publik.
Berkaitan dengan kesulitan yang terjadi dalam pengukuran kinerja organisasi publik ini dikemukakan oleh Sutarto 1998:
1, “kesulitan dalam pengukuran kinerja organisasi pelayanan publik sebagian muncul karena tujuan dan misi organisasi publik
seringkali bukan hanya kabur akan tetapi juga bersifat multidimensional. Organisasi publik memiliki stakeholders yang jauh lebih banyak dan kompleks ketimbang organisasi
swasta. Stakeholders dari organisasi publik seringkali memiliki kepentingan yang berbenturan satu dengan yang lainnya, akibatnya ukuran kinerja organisasi publik dimata
para stakeholders juga menjadi berbeda- beda”.
Universitas Sumatera Utara
Moeljarto 1997 dalam Tjandra, 2005:44 menyatakan bahwa : “Organisasi bukanlah sistem yang tertutup close system melainkan organisasi
tersebut akan selalu dipaksa untuk memberika tanggapan atas rangsangan yang berasal dari lingkungannya. Pengaruh lingkungan dapat dilihat dari dua segi :
pertama, lingkungan eksternal yamg umumnya menggambarkan kekuatan yang berada diluar organisasi seperti faktor organisasi politik, ekonomi dan sosial,
kedua, adlah lingkungan internal yaitu faktor-faktor dalam organisasi yang menciptakan iklim organisasi dimana berfungsinya kegiatan mencapai tujuan.
Sejalan dengan pendapat tersebut Higgins 1985 dalam Tjandra, 2005:44 menyatakan bahwa:
“Ada dua kondisi yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi, yaitu kapabilitas organisasi yaitu konsep yang dipakai untuk menunjuk pada kondisi lingkungan
internal yang terdiri dari dua faktor srtatejik yaitu kekuatan dan kelemahan. Kekuatan adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif, yang
memungkinkan organisasi memiliki keuntungan strategik dalam mencapai sasarannya: sedangkan kelemahannya adalah situasi dan ketidak kemampuan
internal yang mengakibatkan organisasi tidak dapat mencapai sasarannya. Kedua
faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi”
Faktor yang perlu diperhitungkan dalam melihat kemampuan internal organisasi antara lain :struktur organisasi, sumberdaya baik dana amupun tenaga, lokasi, fasilitas
yang dimiliki, intergritas seluruh karyawan dan intergritas seluruh karyawan dan intergritas kepemimpinan. Kondisi kedua adalah ;ingkungan eksternal, yang terdiri dari
dua faktor eksternal yang membantu organisasi mencapai atau bahkan nisa melampaui pencapaian sasarannya. Dalam mengamati lingkungan eksternal, ada beberapa sector
yang peka secara stratejik, artinya bisa menciptkan peluang, atau sebaliknya merupakan ancaman.
Kinerja organisasi sebenarnya dapat dilihat melalui berbagai dimensi seperti dimensi akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, responsivitas maupun responsibilitas.
Berbagai literatur yang membahas kinerja organisasi pada dasarnya memiliki kesamaan substansial yakni untuk melihat seberapa jauh tingkat pencapaian hasil yang telah
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh birokrasi pelayanan. Kinerja itu merupakan suatu konsep yang disusun dari berbagai indikator yang sangat bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks
penggunaannya
Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil output dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber
tertentu yang digunakan input. Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi.
Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Sederhananya, kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen.
Sebagai produk dari kegiatan organisasi dan manajemen, kinerja organisasi selain dipengaruhi oleh faktor-faktor input juga sangat dipengaruhi oleh proses-proses
administrasi dan manajemen yang berlangsung. Sebagus apapun input yang tersedia tidak akan menghasilkan suatu produk kinerja yang diharapkan secara memuaskan, apabila
dalam proses administrasi dan manajemennya tidak bisa berjalan dengan baik. Antara input dan proses mempunyai keterkaitan yang erat dan sangat menentukan dalam
menghasilkan suatu output kinerja yang sesuai harapan atau tidak.
Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa proses manajemen yang berlangsung tersebut, merupakan pelaksanaan dari fungsi-fungsi manajemen yaitu planning,
Universitas Sumatera Utara
organizing, actuating, dan controlling POAC atau lebih detailnya lagi adalah planning,
organizing, staffing, directing, coordinating, regulating , dan budgetting POSDCoRB.
Mengingat bahwa kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor input dan proses-proses manajemen dalam organisasi, maka upaya peningkatan kinerja organisasi
juga terkait erat dengan peningkatan kualitas faktor input dan kualitas proses manajemen dalam organisasi tersebut.
Analisis terhadap kondisi input dan proses-proses administrasi maupun manajemen dalam organisasi merupakan analisis kondisi internal organisasi. Selain
kondisi internal tersebut kondisi-kondisi eksternal organisasi juga mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi kinerja organisasi. Penilaian terhadap faktor-faktor kondisi
eksternal tersebut dapat dilakukan dalam analisis: a kecenderungan politik, ekonomi, sosial, tekhnologi, fisik, dan pendidikan; b peranan yang dimainkan oleh pihak -pihak
yang dapat diajak bekerja sama collaborators dan pihak-pihak yang dapat menjadi kompetitor, seperti swasta, dan lembaga-lembaga lain; dan c dukungan pihak-pihak
yang menjadi sumber resources seperti para pembayar pajak, asuransi, dan sebagainya Bryson, 1995:223
Berkaitan dengan upaya peningkatan kinerja organisasi, maka pilihan mana yang akan dioptimalkan penanganannya, apakah pada sisi internal organisasi atau pada
sisi eksternal organisasi, itu tergantung pada permasalahan yang dihadapi organisasi.
Universitas Sumatera Utara