kebijakan yang absah dan yang merujuk pada kesejahteraan rakyat, pengambilan keputusan, serta tata laksana pelaksanaan kebijakan.
I.5.1.3 Prinsip-prinsip Good Governance
Berdasarkan pengertian Good Governance oleh Mardiasmo dan Bank Dunia yang disebutkan diatas dan sejalan dengan tuntutan reformasi yang berkaitan dengan
aparatur Negara termasuk daerah adalah perlunya mewujudkan administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas, dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka menuntut penggunaan konsep Good Governance
sebagai kepemerintahan yang baik, relevan dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Ide dasarnya sebagaimana disebutkan Tangkilisan
5
adalah bahwa Negara merupakan institusi yang legal formal dan konstitusional yang menyelenggarakan
pemerintahan dengan fungsi sebagai regulator maupun sebagai Agent of Cha nge.
Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa Good Governance awalnya digunakan dalam dunia usaha corporate dan adanya desakan untuk menyusun sebuah konsep
dalam menciptakan pengendalian yang melekat pada korporasi dan manajemen professionalnya, maka ditetapkan Good Corporate Governance. Sehingga dikenal
prinsip-prinsip utama dalam Governance Corporate adalah: transparansi, akuntabilitas, fairness,
responsibilitas, dan responsivitas.
6
Prinsip-prinsip Good Governance diatas cenderung kepada dunia usaha, sedangkan bagi suatu organisasi publik bahkan dalam skala Negara prinsip-prinsip
tersebut lebih luas menurut UNDP melalui LAN yang dikutip Tangkilisan
7
menyebutkan bahwa adanya hubungan sinergis konstruktif di antara Negara, sektor swasta atau privat
dan masyarakat yang disusun dalam sembilan pokok karakteristik Good Governance, yaitu:
1. Partisipasi
Setiap orang atau setiap warga negara baik laki-laki maupun perempuan harus memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara
5
Tangkilisan, Hessel Nogi S.
Ibid
. Hal. 116
6
Nugroho. T. Rianto. 2004.
Kebija kan Publik, Formula s, Implementasi dan Eva lua si.
Jakarta: Gramedia. Hal. 216
7
Tangkilisan, Hessel Nogi S.
Ibid.
Hal. 115
Universitas Sumatera Utara
langsung maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing-masing. Partisipasi yang luas ini perlu dibangun dalam suatu
tatanan kebebasan berserikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk berpartisipasi secara konstruktif
2. Aturan Hukum Rule of Law
Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan haruslah berkeadilan ditegakkkan dan dipatuhi secara utuh impartially, terutama tentang aturan
hukum tentang hak asasi manusia. 3.
Transparasi Transparasi harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran informasi berbagai
proses, kelembagaan, dan informasi harus dapat diakses secara bebas oleh mereka yang membutuhkannya, dan informasi harus dapat disediakan secara memadai
dan mudah dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi
4. Daya Tanggap Responsivenes
Seiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan stake holders
5. Berorientasi Konsensus Consensus Orientation
Pemerintah yang baik good governance akan bertindak sebagai penegah mediator bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsesus atau
kesepakatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak, dan jika mungkin juga diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang kan
ditetapkan pemerintah. 6.
Berkeadilan Equity
Universitas Sumatera Utara
Pemerintahan yang baik akan memberikan kesempatan yang sama baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan
memelihara kualitas hidupnya. 7.
Efektifitas dan efisiensi Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melaui pemanfaatan yang sebaik- baiknya dari berbagai sumber yang tersedia.
8. Akuntabilitas
Para pengambil keputusan decision makers dalam organisasi sector pelayanan, dan warga negara madani memiliki pertanggungjawaban akuntanbilitas kepada
publik masyarakat umum sebagaimana halnya kepada para pemilik stake holders
. Pertanggung jawaban tersebut berbeda-beda, tergantung pada jenis keputusan organisasi itu bersifat internal atau bersifat eksternal.
9. Bervisi strategis
Para pemimpin dan warga negara memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik good governance
pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut. Mereka juga memahami aspek-aspek histories, kultur,
dan kompleksitas social yang mendasari perspektif mereka. 10.
Saling keterkaitan Bawa keseluruhan ciri good governance tersebut diatas adalah saling memperkuat
dan saling terkait dan tidak berdiri sendiri. Misalnya, informasi semakin mudah diakses berarti transparasi semakin baik, tingkat partisipasi akan semakin luas,
dan proses pengambilan keputusan akan semakin efektif. Partisipasi yang semakin luas akan berkontribusi kepada dua hal, yaitu terhadap pertukaran
Universitas Sumatera Utara
informasi yang diperlukan bagi pengambilan keputusan dan memperkuat keabsahan atau legitimasi atas berbagai keputusan yang ditetapkan. Tingkat
legitimasi keputusan yang kuat pada gilirannya akan mendorong efektifitas pelaksanaanya. Kelembagaan yang responsive harus transparan dan berfungsi
sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku agar keberfungsiannya itu dapat bernilai dan berkeadilan.
Prinsip-prinsip diatas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam hal pelaksanaan good governance yang berkaitan dengan kontrol dan pengendalian, yakni
pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar cara dan penggunaan cara sungguh- sugguh mencapai hasil yang dikehendaki stakeholders.
Good governance berkenaan dengan masalah bagaimana suatu organisasi ditata
dan bagaimana tatanaan tersebut berproses jadi prinsipnya adalah implementasi sudah sesuai dengan rencana, apakah hasil yang diperoleh benar-benar bermanfaat bagi
masyarakat Winarno, 2002:53.
Berkaitan dengan pemerintah yang dikelola siapa saja yang mempunyai kualifikasi profesional mengarah kepada kinerja SDM Sumber Daya Manusia yang ada
dalam organisasi publik sehingga dalam penyelenggaraan good governance didasarkan pada kinerja organisasi publik yaitu responsivitas responsivinies, responsibilitas
responsibility , dan akuntabilitas accountability .
Penerapan Good Governance kepada pemerintah adalah ibarat masyarakat memastikan mandat, wewenang, hak dan kewajibannya telah dipenuhi dengan sebaik-
baiknya. Disini dapat dilihat bahwa arah ke-delapan dari Good Governance adalah membangun the professional government, bukan dalam arti pemerintah yang dikelola
para teknokrat, namun oleh siapa saja yang mempunyai kualifikasi professional, yaitu
Universitas Sumatera Utara
mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan yang mampu mentransfer ilmu dan pengetahuan menjadi skill dan dalam melaksanakannya berlandaskan etika dan moralitas
yang tinggi.
Agenda selanjutnya adalah good governance sebuah upaya baik untuk meningkatkan pemerintah disetiap tingkat, namun demikian, harus disadari tujuan dari
good governance untuk menjalankan pekerjaan pemerintah yang baik yang bersih
berdasarkan hukum yang berlaku agar tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan dalam pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
I.5.2 Kinerja Organisasi I.5.2.1Pengertian Organisasi