Sejarah Multi Level Marketing

Bonus adalah pembayaran ekstra tepat waktu di akhir sebuah periode, dimana dilakukan penilaian kinerja pekerjaan. Bonus diberikan untuk megupayakan kenaikan pendapatan. Bonus biasanya lebih jarang dibayarkan dari kmisi misalnya sekali setahun.

4. Perkembangan Multi Level Marketing

a. Sejarah Multi Level Marketing

Sejarah mencatat bahwa sejak tahun 1936, ilmu ekonomi mengalami perkembangan menjadi banyak cabang, seperti : teori ekonomi economics theory dan ekonomi terapan applied economics. Teori ekonomi berkembang menjadi ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi makro bercabang menjadi ekonomi keuangan dan perbankan, ekonomi pembangunan, dan ekonomi pertanian. Ekonomi mikro berkembang menjadi manajemen keuangan, produksi, marketing, sumber daya, akuntansi, dan sebagainya. Sektor marketing pemasaran turut mengalami perkembangan. Secara sederhana marketing pemasaran adalah rangkaian proses perpindahan produk dari produsen ke konsumen. Tenaga kerja yang melakukan proses perpindahan produk dimaksud disebut marketer Pakar marketing di USA pada tahun 1930-an melakukan kajian terhadap konsep retail eceran dan direct selling pemasaran langsung. Hasilnya kedua konsep itu mengalami perubahan, namun orientasinya memberikan manfaat finansial kepada kalangan tertentu saja, yakni kepada pemilik modal, pengelola usaha, dan tenaga kerja tertentu yang dapat memenuhi persyaratan sebagai karyawan, marketer, kurir atau pihak ketiga yang menjadi jasa perantara minimal membuka kios yang terbatas jumlahnya, masyarakat umum diposisikan sebagai Universitas Sumatera Utara penerima manfaat produk saja. Kajian ini mendoromg para marketing untuk melakukan kreasi marketing. David Maconal penduduk pinggiran New York, sebagai dasar untuk menciptakan metode marketing terbaru yakni sistem distribusi berjenjang yang diterapkan pada tahun 1880. Konsep MLM Multi Level Marketing atau pemasaran berjenjang yang lahir pada tahun 1939 merupakan kreasi dan inovasi marketing, sebagai sebuah solusi untuk melibatkan masyarakat konsumen dalam kegiatan usaha pemasaran. Dengan maksud agar masyarakat konsumen dapat menikmati, tidak saja manfaat produk, tetapi juga manfaat finansial dalam bentuk insentif, hadiah, dan kepemilikan saham perusahaan. Perusahaan yang diakui pertama kali menerapkan konsep MLM adalah Nutrilite di USA. Karena persiapan operasionalnya kurang, pengerjaan data distribusi yang masih manual, perusahaan ini tidak bertahan lama. Jaringan kerja network marketing Nutrilite berkembang, setelah dua distributornya yakni Ricard Devos dan Jay Van Andel mengambil alih asset Nutrilite untuk melahirkan perusahaan baru yaitu perusahaan Amway Corporation. MLM disebut juga Network Marketing, Multi Generation Marketing, Uni Level Marketing, dan Co-op Massa Marketing, berkembang menjadi alternative bisnis masyarakat dunia. MLM singkatan dari Multi Level Marketing. Multi berarti banyak, Level berarti jenjang atau tingkatan, Marketing berarti pemasaran. Jadi, Multi Level Marketing adalah pemasaran yang bertingkat. Marketing berkaitan dengan produk, harga, promosi, distribusi, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Menurut Tarmizi Yusuf 2004:4, “Multi Level Marketing ataupun Network Marketing merupakan sistem pemasaran yang menggunakan jaringan kerja, ada sekelompok orang yang merupakan jaringan kerja”. Disebut Multi Level karena organisasi distributor bertingkat-tingkat. Tidak sekedar satu atau dua tingkat bahkan lebih dari tiga tingkat atau empat tingkat, banyak tingkat dan banyak jenjang. Seseorang sebagai distributor, akan mengajak orang lain untuk ikur bergabung, menjadi suatu kelompok distributor. Perkembangan MLM semakin terkenal ketika media dunia memberitakan bahwa pada tahun 1984 MLM telah mencetak 20 dari 500 ribu jutawan baru di USA, bahkan Standford Research dan Wall Street Journal memperkirakan bahwa sekitar 65 barang dan jasa di USA pada dasawarsa 90-an cenderung dipasarkan lewat MLM. Di Indonesia MLM dikenal pada tahun 1984, berawal dari sejumlah marketer Indonesia yang disponsori orang luar negeri menjadi distributor MLM. Hal ini karena konsep MLM tidak mengenal istilah teritorial perdagangan atau tidak membatasi orang untuk melakukan ekspansi bisnis. Perusahaan MLM yang tumbuh dan berkembang di Indonesia berasal dari Barat. Lain halnya dengan perusahaan yang menggunakan konsep MLM, tapi sepenuhnya mendistribusikan produk dalam negeri dengan budaya ketimuran. Perusahaan yang menggunakan konsep MLM di Indonesia adalah PT. Nusantara Sun Chlorella Tama NSCT, yang berdiri pada Oktober 1986 berpusat di Bandung. Pembawa konsep usahanya Mr. Yangky Reagen dari Malaysia Universitas Sumatera Utara bekerja sama dengan pengusaha Indonesia dari Ometraco dan Rajawali Grup. PT.NSCT setelah go internasional menjadi PT.CNI yang berkembang pesat. Dalam kurun waktu 10 tahun Indonesia telah memiliki puluhan perusahaan MLM Konvensional istilah lazim bagi MLM Non Syariah yang beroperasi dengan niat pendirian usaha, visi, misi, marketing plan, metode pelatihan, dan kespesifikan produknya. Banyak orang menjadikan produk dan budaya kerja perusahaan MLM Konvensional sebagai alasan untuk menolak secara keseluruhan konsep MLM. Oleh karena itu anak bangsa harus mencermati sisi-sisi positif dari perjalanan peristiwa. Berani merenovasi sesuatu, menghargai karya orang lain dengan berusaha mempelajarinya. Perkembangan MLM di Indonesia ada yang dimanfaatkan oleh para pertualang bisnis untuk merusak opini orang terhadap MLM dengan arisan berantai, penyedotan dana masyarakat lewat usaha koperasi simpan pinjam KOSPIN, MLM Binary, MLM Piramid, dan Money Game Penggandaan Uang. Hal ini yang merusak citra MLM sebagai bisnis jaringan. Umat Islam dibebaskan oleh ajaran agamanya untuk melakukan kreasi dan inovasi ekonomi dalam bentuk dan ruang lingkup apa saja, sepanjang tidak ditemukan dalil hukum yang melarang atau mengharamkannya. Dasar pertimbangan itu lahirlah MLM Syariah. Perusahaan ini melakukan penyesuaian konsep MLM Konvensional dengan komponen yang dihalalkan hukum islam.

b. Komisi dan Bonus pada Multi Level Marketing