IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Pembahasan Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan bahwa bantuan perkuatan modal X
1
dan bantuan perkuatan sarana X
2
berpengaruh terhadap perkembangan koperasi Y di Provinsi Sumatera Utara.
Nilai koefisien determinasi R
2
dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas, yaitu Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa bantuan
perkuatan modal X
1
dan bantuan perkuatan sarana X
2
terhadap variabel terikat yaitu perkembangan Koperasi Y, dapat dilihat pada Tabel IV.4.
IV.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis 1 Model
R R Square
Adjusted R Square Std. Error of
the Estimate 1
.823a .677
.669 1.24159
Berdasarkan Tabel IV.4 memperlihatkan bahwa nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,677. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel Bantuan Perkuatan Modal X
1
dan Bantuan Perkuatan Sarana X
2
menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel Perkembangan Usaha Koperasi Y sebesar 67,7 dan sisanya
32,30 adalah variabel yang tidak diteliti. 1. Uji F Uji Simultan
Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji F, yaitu: H
: b
1,
b
2,
b
3
= 0 Bantuan Perkuatan Modal dan Bantuan Perkuatan
Sarana secara bersama-sama tidak berpengaruh
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
terhadap Perkembangan Usaha Koperasi. H
a
: b
1,
b
2,
b
3
≠ 0 Bantuan Perkuatan Modal dan Bantuan Perkuatan
Sarana secara bersama-sama berpengaruh terhadap Perkembangan Usaha Koperasi.
Dengan kriteria pengambilan keputusan: terima H jika F
hitung
F
Tabel
pada = 5. Dan tolak H
jika F
hitung
F
Tabel
pada = 5. Hasil uji simultan dapat dilihat pada Tabel IV.5 berikut ini.
Tabel IV.5 Hasil Uji Secara Simultan Model
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 255.730
2 127.865
82.946 .000a
Residual 121.782
79 1.542
Total 377.512
81 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data Diolah
Dari Tabel IV.5 diperoleh nilai F
hitung
sebesar 82,946 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai F
Tabel
pada tingkat kepercayaan 95 = ,05 maka diperoleh nilai F
Tabel
0,05 5, 506 = 5,79 dengan demikian F
hitung
F
Tabel,
yaitu 82,946 5,79. oleh karena itu maka H
ditolak dan H
a
diterima, yang berarti Bantuan Perkuatan Modal X
1
dan Bantuan Perkuatan Sarana X
2
secara bersama-sama berpengaruh highly significant terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Y. Hal ini juga dapat
dilihat dari nilai signifikansi pada uji F yaitu 0,000 yang lebih kecil dari pada = 0,05. Maka highly significant menunjukkan bahwa Bantuan Perkuatan Modal dan
Bantuan Perkuatan Sarana sangat berpengaruh sekali terhadap Perkembangan Usaha Koperasi, karena tanpa modal dan sarana di dalam mengkelola usaha merupakan hal
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
yang sangat mustahil, sebab modal dan sarana merupakan faktor produksi yang utama dalam mengkelola usaha, sehingga dengan semakin baiknya Program Bantuan
Perkuatan Modal dan Bantuan Perkuatan Sarana dan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, maka akan semakin tinggi
perkembangan usaha koperasi.
2. Uji t Uji Secara Parsial Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji t, yaitu:
H : b
i
= 0 Bantuan Perkuatan Modal dan Bantuan Perkuatan Sarana secara
parsial tidak berpengaruh terhadap Perkembangan Usaha Koperasi. H
a
: b
i
≠ 0 Bantuan Perkuatan Modal dan Bantuan Perkuatan Sarana secara
parsial berpengaruh terhadap Perkembangan Usaha Koperasi. Dengan kriteria pengambilan keputusan:
H diterima jika -t
hitung
≤ t
hitung
≤ t
Tabel
pada = 5. H
ditolak H
a
diterima jika t
hitung
-t
Tabel
atau t
hitung
t
Tabel
pada = 5. Hasil uji parsial dapat dilihat pada Tabel IV.6 berikut ini.
Tabel IV.6 Hasil Uji Parsial Unstandardized
Coefficients Collinearity
Statistics Variabel
B Std.
Error t
Sig. Tolerance VIF
Constant 9.761
.817 11.943 .000 Bantuan_Perkuatan_Modal
.433 .067
6.467 .000 .421 2.375
Bantuan_Perkuatan_Sarana .107
.046 2.307 .024
.421 2.375 a Dependent Variable: Y
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data diolah
Berdasarkan Tabel IV.6 diketahui bahwa pengaruh secara parsial dari variabel Bantuan Perkuatan Modal X
1
terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Y memiliki nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti lebih kecil Dari
α = 0,05. Selanjutnya diperoleh nilai t
hitung
= 6,467 sedangkan besarnya t
Tabel
adalah 2,000, berarti t
hutng
t
Tabel
, maka dapat disimpulkan H ditolak, dan sebaliknya H
a
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh Bantuan Perkuatan Modal terhadap perkembangan usaha koperasi
dapat diterima. Sementara dari nilai b
1
=0,453 memberi arti bahwa tiap terjadi peningkatan bantuan perkuatan modal akan memberikan peningkatan perkembangan usaha
koperasi sebesar 0,433. Salah satu aspek dalam pemberdayaan KUMKM koperasi, usaha mikro, kecil
dan menengah dalam rangka mengembangkan usaha koperasi adalah kekurangan permodalan. Hal ini disebabkan kendala keterbatasan akses ke sumber-sumber
permodalan, terutama akses ke lembaga keuangan formal seperti Bank. Faktor lain adalah keterbatasan kemampuan dalam melengkapi persyaratan perbankan. Hal ini
memberikan peluang bagi praktek pelepas uang rentenir untuk memberikan jasanya untuk memberikan pinjaman dengan bunga tinggi tetapi disertai pelayanan yang
mudah, cepat dan tepat waktu sesuai kebutuhan. Sedangkan prosedur untuk mendapatkan bantuan perkuatan dalam upaya
penambahan modal koperasi menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM,
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Nomor 18 tahun 2006 Tentang Pedoman Teknis Bantuan Perkuatan. Adalah faktor kelembagaan yaitu: a koperasi harus melaksanakan Rapat Anggota Tahunan RAT
minimal 2 tahun berturut, b jumlah keanggotaan bertambah setiap tahun, c manajemen koperasi berjalan, dan dari faktor usaha yaitu: a adanya keterkaitan
usaha koperasi dengan anggota, b inti usaha yang dikelola koperasi sesuai dengan kebutuhan anggota, cmemiliki SDM yang terampil dalam pengelolaan usaha, d
memilik sarana yang memadai dinilai pelaku koperasi masih rumit. Hal ini sejalan dengan hasil uji deskripsi indikator variabel dimana masih
terdapat 20,92 responden yang menyatakan sulit untuk mendapatkan bantuan perkuatan modal, karena kurangnya informasi ataupun sulitnya prosedur untuk
mendapatkan pinjaman. Berdasarkan Tabel IV.6 diketahui bahwa pengaruh secara parsial dari variabel
Bantuan Perkuatan Sarana X
2
terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Y memiliki nilai signifikansi 0,024. Hal ini berarti lebih kecil Dari
α = 0,05. Selanjutnya diperoleh nilai t
hitung
= 2,307 sedangkan besarnya t
Tabel
adalah 2,000, berarti t
hutng
t
Tabel
, maka dapat disimpulkan H ditolak, dan sebaliknya H
a
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh Bantuan Perkuatan Sarana terhadap
perkembangan koperasi dapat diterima. Hal ini sejalan dengan hasil uji deskripsi indikator variabel yang menunjukkan
bahwa secara keseluruhan responden menyatakan sangat mudah untuk mendapatkan
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
bantuan perkuatan sarana, sehingga hal tersebut dinilai responden berpengaruh terhadap peningkatan usaha koperasi.
Sementara dari nilai b2=0,107 memberi arti bahwa tiap terjadi peningkatan bantuan perkuatan sarana akan memberikan perkembangan koperasi sebesar 0,107.
Sarana usaha merupakan hal yang sangat penting untuk menghasilkan suatu produk yang dibutuhkan oleh konsumen baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya
sehingga produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasar. Selama ini produk yang dihasilkan koperasi kurang mampu bersaing karena
sarana usaha yang digunakan masih konvensional, belum tersentuh oleh teknologi modern, disamping kurangnya inovasi produk dari pengusaha.
Untuk mendukung usaha, koperasi membutuhkan bantuan perkuatan sarana yang memadai dari pemerintah. Namun untuk mendapatkan bantuan perkuatan sarana
yang diprogramkan Kementerian Koperasi dan UKM, koperasi sering menghadapi kendala, salah satunya prosedur yang telah ditentukan pemerintah.
Prosedur yang harus dilalui koperasi dalam memperoleh bantuan perkuatan menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM, Nomor 18 tahun 2006
Tentang Pedoman Teknis Bantuan Perkuatan. Adalah faktor kelembagaan yaitu: a koperasi harus melaksanakan Rapat Anggota Tahunan RAT minimal 2 tahun
berturut, b jumlah keanggotaan bertambah setiap tahun, c manajemen koperasi berjalan, dan dari faktor usaha yaitu: a adanya keterkaitan usaha koperasi dengan
anggota, b inti usaha yang dikelola koperasi sesuai dengan kebutuhan anggota,
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
cmemiliki SDM yang terampil dalam pengelolaan usaha, d memilik sarana yang memadai.
Secara keseluruhan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat laba koperasi, ternyata variabel bantuan perkuatan modal lebih besar pengaruhnya
terhadap perkembangan usaha koperasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai standardized coeficients yang menunjukkan bahwa variabel bantuan perkuatan modal
memiliki nilia lebih tinggi dibandingkan dengan variabel bantuan perkuatan sarana, yaitu sebesar 0,433 sedangkan variabel bantuan perkuatan sarana sebesar 0,107.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, maka persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel IV.7.
Tabel IV.7 Hasil Regresi Linier Berganda Hipotesis 1 Unstandardized
Coefficients Collinearity
Statistics Variabel
B Std.
Error t
Sig. Tolerance VIF
Constant 9.761
.817 11.943 .000 Bantuan_Perkuatan_Modal
.433 .067
6.467 .000 .421 2.375
Bantuan_Perkuatan_Sarana .107
.046 2.307 .024
.421 2.375 a Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data diolah
Berdasarkan Tabel IV.7 tersebut, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= 9,761 + 0,433X
1
+ 0,107 X
2
Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa bantuan perkuatan modal X
1
dan bantuan perkuatan sarana X
2
mempunyai pengaruh atau kemampuan untuk
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
mempengaruhi naik atau turunnya variabel terikat yaitu perkembangan usaha koperasi Y. Semua variabel bebas memilki koefisien regresi positif terhadap
perkembangan usaha koperasi, dan masing-masing mempunyai kontribusi terhadap perubahan naik atau turunnya variabel terikat.
IV.2.2 Pembahasan Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa Kelembagaan Koperasi X
1
, informasi program bantuan perkuatan modal X
2
dan bantuan yang tersedia X
3
merupakan faktor yang mempengaruhi program bantuan perkautan modal Y.
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas, yaitu kelembagaan koperasi X
1
, informasi program bantuan perkuatan modal X
2
dan bantuan yang tersedia X
3
terhadap variabel terikat Program Bantuan Perkuatan Modal Y maka dapat dilihat pada Tabel IV.8.
IV.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua Model
R R Square
Adjusted R Square Std. Error of
the Estimate 1
.803a .644
.630 1.76128
a Predictors: Constant, X
1,
X
2,
X
3
b Dependent Variable: Y
Berdasarkan Tabel IV.8 menyatakan bahwa kemampuan variabel kelembagaan koperasi, informasi program bantuan perkuatan modal dan bantuan
yang tersedia menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel Program Bantuan Perkuatan sebesar 64,40, dan sisanya 35,60 adalah variabel yang tidak dijelaskan.
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
1. Uji F Uji Simultan Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji F, yaitu:
H : b
1,
b
2,
b
3,
= 0 Kelembagaan koperasi, informasi program bantuan
perkuatan modal dan bantuan yang tersedia terhadap Keberhasilan Program Bantuan Perkuatan Modal.
H
a
: b
1,
b
2,
b
3,
≠ 0 Kelembagaan koperasi, informasi program bantuan
perkuatan modal dan bantuan yang tersedia terhadap Keberhasilan Program Bantuan Perkuatan Modal.
Dengan kriteria pengambilan keputusan: terima H jika F
hitung
F
Tabel
pada = 5. Dan tolak H
jika F
hitung
F
Tabel
pada = 5. Hasil uji simultan dapat dilihat pada Tabel IV.9 berikut ini.
Tabel IV.9 Hasil Uji Secara Simultan Hipotesis 2 Model
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. 1
Regression 437.793
3 145.931
47.043 .000a
Residual 241.963
78 3.102
Total 679.756
81 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data Diolah
Dari Tabel IV.9 diperoleh nilai F
hitung
sebesar 47,043 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai F
Tabel
pada tingkat kepercayaan 95 = 0,05 maka diperoleh nilai F
Tabel
0,05 3, 78 = 3,60 dengan demikian F
hitung
F
Tabel,
yaitu 47,043 3,60. oleh karena itu maka H
ditolak dan H
a
diterima, yang berarti bahwa kelembagaan koperasi X
1
, informasi program bantuan perkuatan modal X
2
dan
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
bantuan yang tersedia X
3
berpengaruh highly signifikan terhadap Program Bantuan Perkuatan Modal dan Sarana Koperasi. Makna signifikan menunjukkan bahwa
kelembagaan koperasi, informasi program bantuan perkuatan modal dan bantuan yang tersedia sangat berpengaruh sekali terhadap keberhasilan program bantuan
perkuatan modal yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, sehingga dengan semakin membaiknya kelembagaan koperasi,
informasi porgram bantuan perkuatan modal dan bantuan yang tersedia, maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilan program bantuan perkuatan modal.
2. Uji t Uji Secara Parsial Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji t, yaitu:
H : b
i
= 0 Kelembagaan koperasi, informasi porgram bantuan perkuatan modal
dan bantuan yang tersedia secara parsial tidak berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Bantuan Perkuatan Modal.
H
a
: b
i
≠ 0 Kelembagaan koperasi, informasi porgram bantuan perkuatan modal
dan bantuan yang tersedia secara parsial tidak berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Bantuan Perkuatan Modal.
Dengan kriteria pengambilan keputusan: H
diterima jika -t
hitung
≤ t
hitung
≤ t
Tabel
pada = 5. H
ditolak H
a
diterima jika t
hitung
-t
Tabel
atau t
hitung
t
Tabel
pada = 5. Hasil uji parsial dapat dilihat pada Tabel IV.10 berikut ini.
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Tabel IV.10 Hasil Uji Parsial Hipotesis 2 Model
Unstandardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Tolerance VIF
1 Constant
-2.525 1.141
-2.213 .030
X
1
.780 .209
3.736 .000
.413 2.420 X
2
.576 .206
2.795 .007
.457 2.189 X
3
.447 .165
2.715 .008
.578 1.731 a Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data diolah
Dari Tabel IV.10 diperoleh nilai t
hitung
setiap variabel bebas. Nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan nilai t
Tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. Nilai t
Tabel
adalah 2,000. Pengaruh parsial dari variabel kelembagaan koperasi X
1
diperoleh dengan nilai t
hitung
sebesar 3,736 dengan demikian t
hutng
t
Tabel
, yaitu 3,736 2,000 maka H
ditolak dan H
a
diterima, yang berarti bahwa variabel kelembagaan koperasi X
1
berpengaruh terhadap keberhasilan program bantuan perkuatan modal Y. Berdsarakan Tabel IV.10 diketahui bahwa kelembagaan koperasi X
1
mempunyai pengaruh terhadap program bantuan perkuatan modal dimana nilai koefisien kelembagaan koperasi adalah 0,780. Artinya jika kelembagaan koperasi
meningkat maka keberhasilan program bantuan perkuatan modal akan meningkat demikian sebaliknya.
Menurut Hendar dan Kusnadi, 2005, bahwa koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Namun uniknya, kualitas perkembangannya selalu menjadi bahan perdebatan karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan di luar kepentingan generiknya. Juga,
secara makro pertanyaan yang paling mendasar berkaitan dengan kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto PDB, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan
lapangan kerja. Sedangkan secara mikro pertanyaan yang mendasar berkaitan dengan kontribusi koperasi terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya.
Menurut Merza 2006, dari segi kualitas kelembagaan, keberadaan koperasi masih perlu upaya yang sungguh-sungguh untuk ditingkatkan mengikuti tuntutan
lingkungan dunia usaha dan lingkungan kehidupan dan kesejahteraan para anggotanya. Pangsa koperasi dalam berbagai kegiatan ekonomi masih relatif
kecil, dan ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan perkuatan dari pihak luar, terutama Pemerintah, masih sangat besar.
Pengaruh parsial dari variabel informasi program bantuan perkuatan modal X
2
diperoleh dengan nilai t
hitung
sebesar 2,795. Dengan demikian t
hitung
t
Tabel
yaitu 2,795 2,000 maka H
ditolak dan H
a
diterima, yang berarti bahwa variabel informasi program bantuan perkuatan modal X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap program bantuan perkuatan modal.
Berdasarkan Tabel IV.10 diketahui bahwa faktor informasi program bantuan perkuatan modal X
2
mempunyai pengaruh positif terhadap program bantuan perkuatan modal dimana nilai koefisien faktor informasi program bantuan perkuatan
modal adalah 0,576. Artinya dengan meningkatkan akses informasi program bantuan perkuatan modal akan meningkatkan program bantuan perkuatan modal yang
dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara.
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Untuk dapat meningkatkan usaha koperasi membutuhkan penambahan permodalan dan juga dituntut efisiensi pengelolaan. Salah satu upaya pemerintah
untuk mengatasi kekurangan permodalan koperasi adalah melalui bantuan perkuatan permodalan.
Kementerian Negara KUKM, 2006 menyatakan bahwa: “Dengan adanya program dukungan perkuatan bagi koperasi yang kesulitan dalam memperoleh
modal luar bagi pengembangan usahanya akan memberikan dampak yang signifikan terhadap permodalan koperasi tersebut. Secara logis sebuah koperasi
yang mendapatkan dukungan perkuatan maka dengan sendirinya akan meningkatkan nilai modal luarnya dan lebih jauh diharapkan pada akhirnya dapat
meningkatkan laba koperasi tersebut”.
Namun dalam memperoleh bantuan perkuatan yang telah diprogramkan pemerintah SDM koperasi juga mengalami kesulitan terutama dalam hal akses
terhadap informasi tentang program tersebut. Hal ini sejalan dengan Panggabean 2008 yang menyatakan bahwa: dari berbagai
kendala yang dihadapi dalam pengembangan atau pemberdayaan UMKM masalah kesulitan akses terhadap permodalan merupakan salah satu masalah yang
selama lebih dari tiga puluh tahun belum dapat dipecahkan. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah membangun
kerjasama antara kalangan perbankan dengan koperasi dan lembaga-lembaga keuangan mikro.
Pengaruh parsial dari variabel bantuan yang tersedia X
3
diperoleh dengan nilai t
hitung
sebesar 2,715. Dengan demikian t
hitung
t
Tabel
yaitu 2,715 2,000 maka H ditolak dan H
a
diterima, yang berarti bahwa variabel bantuan yang tersedia X
3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap program bantuan perkuatan modal. Berdasarkan Tabel IV.10 diketahui bahwa faktor bantuan yang tersedia X
3
mempunyai pengaruh positif terhadap program bantuan perkuatan modal dimana nilai koefisien faktor bantuan yang tersedia adalah 0,447. Artinya dengan meningkatkan
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
ketersediaan bantuan perkuatan modal baik dari sisi jumlah bantuan maupun penyesuaian jumlah bantuan dengan kebutuhan koperasi akan meningkatkan
keberhasilan program bantuan perkuatan modal yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara.
Dari berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan atau pemberdayaan UMKM masalah kesulitan akses terhadap permodalan merupakan
salah satu masalah yang selama lebih dari tiga puluh tahun belum dapat dipecahkan. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah
membangun kerjasama antara kalangan perbankan dengan koperasi dan lembaga- lembaga keuangan mikro.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, maka persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel IV.11.
Tabel IV.11 Hasil Regresi Linier Berganda Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant -2.525
1.141 -2.213 .030
X
1
.780 .209
.393 3.736 .000
.413 2.420 X
2
.576 .206
.279 2.795 .007
.457 2.189 X
3
.447 .165
.241 2.715 .008
.578 1.731 a Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data diolah
Berdasarkan Tabel IV.11 tersebut, maka persamaan regresi linier berganda
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y= -2,525 + 0,780X
1
+ 0,576 X
2
+ 0,447 X
3 Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera
Utara, 2009 USU Repository © 2008
Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa kelembagaan koperasi X
1
, informasi program bantuan perkuatan modal X
2
dan bantuan yang tersedia X
3
mempunyai pengaruh atau kemampuan untuk mempengaruhi berhasil tidaknya program bantuan perkuatan modal Y. Semua variabel bebas memilki koefisien
regresi positif terhadap program bantuan perkuatan modal, dan masing-masing mempunyai kontribusi terhadap perubahan naik atau turunnya variabel terikat.
IV.2 Pembahasan Pengujian Hipotesis Ketiga