neraca tahun buku berikutnya disamping laba tahun yang bersangkutan. Jika tahun berikutnya laba yang diperoleh menurun atau rugi, perusahaan masih dapat membagi
deviden dari laba yang ditahan. Koperasi juga sebaiknya tidak membagi habis SHU setiap tahun dan
menyisihkan sebagian untuk SHU yang ditahan, bukan saja untuk kepentingan likuiditas keuangan tahun berikutnya, tetapi juga untuk stabilitas tingkat SHU yang
dibagikan kepada anggota. Koperasi yang umumnya memiliki modal sendiri sangat kecil yang usahanya berkembang besar karena kredit bank atau fasilitas pemerintah,
dan sering membagi SHU dalam tingkat yang berlebih-lebihan dibanding dengan jumlah simpanan anggota
II.6 Bantuan Perkuatan Koperasi
Selain Modal sendiri, permodalan koperasi bersumber dari luar pinjaman, untuk memperkuat modal luar, Pemerintah menyalurkan modal kerja dan sarana
usaha Koperasi. Dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor 18PerM.KUKMVIII2006 tentang Pedoman
Teknis Bantuan Perkuatan dalam bidang Produksi kepada Permodalan Bantuan di nyatakan bahwa Bantuan Perkuatan adalah bantuan dana dari pemerintahan yang
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang disalurkan kepada koperasi dengan
tujuan pengembangan usaha koperasi dengan persyaratan dan tata cara yang diatur dalam peraturan tersebut.
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
a. Tujuan pengembangan usaha koperasi adalah dalam rangka menyeimbangkan
memenuhi kebutuhan usaha anggotamasyarakat yang bergerak pada berbagai usaha ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal, dalam
arti belum terdaftar, atau tercatat sebagai pengusaha pada instansi pemerintah dan belum berbadan hukum, dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
100.000.000, atau kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000. Program bantuan perkuatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara
Koperasi dan UKM dalam beberapa tahun terakhir ini dikelompokkan menjadi 5 jenis bantuan yaitu bahan baku, modal, teknologi, pasar, dan manajemen yang
diberikan kepada koperasi yang bergerak diberbagai jenis usaha yang diwujudkan melalaui program penjaminan kredit, pengembangan usaha KSPUSP, perkuatan
dibidang produksi seperti pengadaan bibit sapi perah dan perahu nelayan, kredit pola syariah, perkreditan untuk pengembangan agribisnis, kemitraan usaha, modal awal
dan padanan MAP, penyediaan sarana usaha pedagang kaki lima, pengembangan pasar tradisional, dan pengembangan usaha distribusi retail. Dari konsep perencanaan
program tersebut diharapkan sukses dilaksanakn penyalurannya, pelaksanaannya dan pengembaliannya.
Untuk pemerataan, penyebaran bantuan perkuatan sangat diperlukan sehingga tidak tertumpuk pada satu lokasi saja, maka satu daerah hanya diperkenankan satu
atau dua jenis bantuan walaupun daerah tersebut memerlukan tiga atau empat jenis perkuatan.
Jika diperhatikan pada dasarnya bantuan perkuatan yang disalurkan
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan UKM, maupun melalui instansi lainnya adalah usaha untuk menstimulir pertumbuhan ekonomi masyarakat,
untuk mendukung kebijakan dalam pemberdayaan dan pengembangan peran Koperasi. Oleh sebab itu secara umum program bantuan perkuatan diharapkan akan
memberi pengaruh bagi : a.
Peningkatkan aktivitas ekonomi pedesaaan, b.
Peningkatkan volume usaha koperasi, c.
Peningkatkan penyerapan tenaga kerja, d.
Peningkatkan semangat berusaha dan berkoperasi, e.
Peningkatkan pendapatan koperasi maupun anggotanya, f.
Pembangkitkan etos kerja. Tujuan dari perkuatan bantuan perkuatan adalah penyeimbangan usaha
koperasi dan selanjutnya mendorong, memperluas kesempatan kerja dan upaya pengentasan kemiskinan.
Koperasi penerima dan pengelola program bantuan perkuatan wajib memenuhi persyarat sebagai berikut:
a. Koperasi Primer,
b. Memiliki kantor dan sarana kerja serta alamat yang jelas,
c. Memilki pengurus yang aktif dan lengkap,
d. Melaksankan Rapat Aggota Tahunan RAT,
e. Memilki Nomor Wajib Pajak NPWP,
f. Rencana pengembangan usaha yang disusulkan telah mendapat persetujuan
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
anggota melalui keputusan Rapat Anggota, g.
Bersedia mentaati seluruh ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan, h.
Berada pada lokasidaerah yang mempunyai potensi sumber daya produktif yang sesuai dengan rencana pengembangan usaha,
i. Mampu menyediakan tenaga pengelola yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan
rencana pengembangan usaha terkait dengan bantuan perkuatan. Dengan kondisi Koperasi serta kondisi lingkungan ekonomi baik mikro
maupun makro yang belum sepenuhnya kondusif bagi pemgembangan peran Koperasi, memungkinkan keberhasilan program tersebut, tidak sesuai dengan tujuan
dan sasaran, sehingga kondisi inilah seharusnya mendapat perhatian.
II.7 Kebutuhan Kredit Bagi Koperasi