Terkait dengan perjanjian tersebut dapat diadakan kesepakatan apakah modal penyertaan akan ditanam secara terus menerus tetap atau dapat dikembalikan
setelah koperasi berhasil menghimpun modal sendiri secukupnya.
II.5 Sisa Hasil Usaha SHU
Menurut pasal 45 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5 ayat 1, bahwa: “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal
yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan
kekeluargaan dan keadilan”.
Sularso 2008 mengatakan bahwa: pembagian SHU setiap tahun kepada anggota merupakan pengeluaran uang yang berpengaruh terhadap likuiditas modal
tahun berikutnya. Koperasi mempunyai kebiasaan membagi habis SHU setiap tahun. Anggota koperasi selalu menghendaki pembagian SHU sebesar-besarnya
atau seluruhnya, seperti juga kehendak pemegang saham perusahaan pada umumnya. Koperasi tidak mempunyai kebiasaan menyisihkan bagian SHU yang
ditahan atau retained earning, untuk kepentingan likuiditas keuangan tahun berikutnya. Jika likuiditas keuangan terganggu harus diusahakan tambahan
pinjaman dari bank dengan bunga tinggi yang menjadi beban koperasi. SHU yang ditahan berbeda dengan pembagian SHU kepada anggota untuk disimpan kembali.
Perusahaan pada umumnya menyisihkan sebagian laba dalam bentuk laba
yang ditahan, untuk kepentingan likuiditas tahun berikutnya dan juga untuk mengatur stabilitas tingkat deviden yang dibagi secara wajar. Pada waktu diperoleh laba yang
cukup besar dalam tahun buku tertentu, sebagian laba disisihkan untuk laba yang ditahan disamping tetap membagi deviden. Laba yang ditahan muncul kembali dalam
Mardiana : Analisis Pengaruh Bantuan Perkuatan Terhadap Perkembangan Usaha Koperasi Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
neraca tahun buku berikutnya disamping laba tahun yang bersangkutan. Jika tahun berikutnya laba yang diperoleh menurun atau rugi, perusahaan masih dapat membagi
deviden dari laba yang ditahan. Koperasi juga sebaiknya tidak membagi habis SHU setiap tahun dan
menyisihkan sebagian untuk SHU yang ditahan, bukan saja untuk kepentingan likuiditas keuangan tahun berikutnya, tetapi juga untuk stabilitas tingkat SHU yang
dibagikan kepada anggota. Koperasi yang umumnya memiliki modal sendiri sangat kecil yang usahanya berkembang besar karena kredit bank atau fasilitas pemerintah,
dan sering membagi SHU dalam tingkat yang berlebih-lebihan dibanding dengan jumlah simpanan anggota
II.6 Bantuan Perkuatan Koperasi