35
suatu tempat tertentu. Wawancara juga dilakukan pada jam yang telah ditetapkan pada saat membuat janji untuk wawancara kepada informan. Suasana wawancara
berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal.
4.2 Kategori
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman untuk melakukan coding. Dengan pedoman
tersebut, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu melakukan coding, memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan
beberapa kategori. Seperti diuraikan berikut ini :
4.2.1 Kebutuhan Informasi Advokat
Kebutuhan informasi merupakan dorongan dari diri seseorang untuk mencari suatu informasi. Dalam hal ini advokat memiliki kebutuhan informasi
yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan oleh advokat, yaitu menangani kasus klien. Dalam menangani kasus klien advokat
membutuhkan beberapa informasi yang dapat digunakan oleh advokat untuk menangani kasus klien. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan AV
1
, AV
2,
AV
3
, AV
4
dan AV
5
berikut: AV
1
: “Informasi yang dibutuhkan, biasanya sih informasi yang terdapat pada peraturan-peraturan perundangan, yurisprudensi, hukum
kebiasaan, doktrin-doktrin yang dalam bentuk buku. Selain itu kita juga membutuhkan informasi yang terdapat pada internet yang
sesuai dengan informasi yang kita cari. Terkadang ada juga informasi yang dapat dari hasil riset yang dilakukan pada company
publish yang menyediakan informasi publik.” AV
2
: “Kalau informasi yang dibutuhin ya, informasi yang terkait sama kliennya sendiri yang didapat dari kliennya langsung. Terus
Informasi yang terkait dengan peraturan hukum, misalnya peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintahan, dan lain-
lain.”
Universitas Sumatera Utara
36
AV
3
: “Informasi yang dibutuhkan itu banyak ya, bisa mencakup mengenai peraturan perundang-undangan, bisa juga dokumen dari
klien yang kita tanganin, terus putusan yang ada sebelumnya atau yang biasanya disebut juga yurisprudensi, terus sama doktrin-
doktrin hukum yang ditemukan pada buku yang ditulis para ahli hukum.”
AV
4
: “Yang pertama pasti advokat lihat undang-undang yang terbaru kalau sudah ada perubahan sama undang-undangnya, misalnya
undang-undang, peraturan pemerintahan, keputusan menteri, dan buku-buku yang berhubungan dengan hukum. Biasanya itu
informasi yang dibutuhkan.” AV
5
: “Kalau saya sih biasanya Informasinya data dokumen-dokumen dari klien, terus referensi dari kamus, buku dan undang-undang
yang terkait dengan kasus yang saya tangani.” Selain hasil wawancara di atas peneliti juga melakukan pengamatan secara
langsung kegiatan advokat dalam menyelesaikan pekerjaan. Dari hasil pengamatan bahwa informasi yang dibutuhkan oleh advokat dalam menyelesaikan
pekerjaan berasal dari dalam perpustakaan yang berada pada kantor dan perpustakaan di luar kantor. Sehingga advokat harus mampu merinci dan
mengetahui informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan oleh advokat.
Berdasarkan uraian penjelesan diatas maka dapat disimpulkan bahwa advokat membutuhkan banyak informasi seperti, Peraturan Perundang-undangan,
Yurisprudensi, dokumen-dokumen dari klien, kamus dan doktrin-doktrin hukum yang ditulis dalam bentuk buku untuk menangani kasus klien dari masing-masing
advokat yang bekerja pada Kantor Hukum LeksCo. Baik yang terdapat di dalam perpustakaan maupun di luar perpustakaan. Sehingga perpustakaan harus
menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi advokat yang bekerja pada Kantor Hukum LeksCo.
4.2.2 Jenis Informasi Yang Digunakan Advokat