36
AV
3
: “Informasi yang dibutuhkan itu banyak ya, bisa mencakup mengenai peraturan perundang-undangan, bisa juga dokumen dari
klien yang kita tanganin, terus putusan yang ada sebelumnya atau yang biasanya disebut juga yurisprudensi, terus sama doktrin-
doktrin hukum yang ditemukan pada buku yang ditulis para ahli hukum.”
AV
4
: “Yang pertama pasti advokat lihat undang-undang yang terbaru kalau sudah ada perubahan sama undang-undangnya, misalnya
undang-undang, peraturan pemerintahan, keputusan menteri, dan buku-buku yang berhubungan dengan hukum. Biasanya itu
informasi yang dibutuhkan.” AV
5
: “Kalau saya sih biasanya Informasinya data dokumen-dokumen dari klien, terus referensi dari kamus, buku dan undang-undang
yang terkait dengan kasus yang saya tangani.” Selain hasil wawancara di atas peneliti juga melakukan pengamatan secara
langsung kegiatan advokat dalam menyelesaikan pekerjaan. Dari hasil pengamatan bahwa informasi yang dibutuhkan oleh advokat dalam menyelesaikan
pekerjaan berasal dari dalam perpustakaan yang berada pada kantor dan perpustakaan di luar kantor. Sehingga advokat harus mampu merinci dan
mengetahui informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan oleh advokat.
Berdasarkan uraian penjelesan diatas maka dapat disimpulkan bahwa advokat membutuhkan banyak informasi seperti, Peraturan Perundang-undangan,
Yurisprudensi, dokumen-dokumen dari klien, kamus dan doktrin-doktrin hukum yang ditulis dalam bentuk buku untuk menangani kasus klien dari masing-masing
advokat yang bekerja pada Kantor Hukum LeksCo. Baik yang terdapat di dalam perpustakaan maupun di luar perpustakaan. Sehingga perpustakaan harus
menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi advokat yang bekerja pada Kantor Hukum LeksCo.
4.2.2 Jenis Informasi Yang Digunakan Advokat
Jenis informasi bisa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu informasi lisan dan informasi terekam. Pada saat ini informasi yang lebih sering digunakan
Universitas Sumatera Utara
37
adalah informasi terekam dalam bentuk tercetak maupun dalam bentuk digital. Sama halnya dengan jenis informasi yang digunakan oleh advokat pada Kantor
Hukum LeksCo, yaitu jenis informasi terekam. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan AV
1
, AV
2,
AV
3
, AV
4
dan AV
5
berikut: AV
1
: “Jenis yang biasa digunakan sudah pasti jenis informasi terekam dalam bentuk tercetak untuk sebagai report kepada klien. Tetapi
gak menutup kemungkinan juga informasi terekam dalam bentuk digital yang kita pakai.”
AV
2
: “Kalau jenis yang terekam dalam bentuk tercetak dan digital. Karena kalo jenis informasi lisan itu gak bisa
dipertanggungjawabkan dan juga gak bisa jadi bukti untuk penyelesaian kasus klien.”
AV
3
: “Biasanya jenis informasinya terekam dalam bentuk softcopyhard copy. Misalnya informasi yang dari internet itu softcopy, kalau
yang diperpustakaan semuanya tersedia dalam bentuk hard copy yaitu buku. Karena memang yang pasti kita butuhkan itu jenis
informasi terekam.” AV
4
: “Kalau dalam pekerjaan advokat sudah pasti jenis informasinya yang terekam dalam bentuk hardcopy, tapi dalam bentuk softcopy
juga diperlukan kok dalam pekerjaan advokat.” AV
5
: “Pastinya jenis informasi yang terekam yang dipakai. Karena data dari klien itu dalam bentuk hard copy dan soft copy. Ya, intinya
dalam bentuk hard copy dan soft copy digunakan juga kok sama advokat.”
Dari hasil jawaban wawancara di atas, dapat diketahui bahwa jenis informasi yang digunakan oleh advokat yang bekerja pada Kantor Hukum
LeksCo adalah jenis informasi terekam baik dalam bentuk tercetak maupun digital. Karena informasi yang digunakan oleh advokat menjadi bukti atau report
kepada klien untuk menangani kasus klien.
4.2.3 Sumber Informasi Dan Kualitas Informasi Yang Digunakan Advokat
Sumber informasi merupakan hal terpenting dalam memenuhi kebutuhan informasi advokat untuk menangani kasus klien. Sebagai salah satu sumber
Universitas Sumatera Utara
38
informasi, yaitu perpustakaan. Banyak sumber informasi yang digunakan advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi selain dari perpustakaan. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan informan AV
1
, AV
2,
AV
3
, AV
4
dan AV
5
berikut: AV
1
: “Selain perpustakaan sebagai sumber informasi kita disini, biasanya sumbernya juga bisa dari dokumen lama atau arsip kantor yang
sesuai dengan masalah yang kita hadapi, tetapi kita harus mencarinya terlebih dahulu.”
AV
2
: “Biasanya dari perpustakaan, tapi selain dari perpustakaan sumber informasi kita disini juga bisa dari internet yang terdapat pada
situs-situs yang terkait.” AV
3
: “Kalau selain dari perpustakaan biasanya sumber informasi yang kita pakai itu dari internet yang tersedia pada website-website
tertentu.” AV
4
: “Selain dari perpustakaan, sumber yang dipakai itu terutama dari internet. Karena dari internet lebih terupdate dan biasanya yang
ada pada website-website tertentu yang membahas tentang hukum.” AV
5
: “ Selain perpustakaan yang sebagai sumber informasi kita, kita juga menggunakan sumber informasi dari Internet misalnya dari
google.” Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber
informasi yang digunakan oleh advokat selain dari perpustakaan yang berada pada Kantor Hukum LeksCo advokat juga menggunakan sumber lain, yaitu sumber
informasi yang terdapat pada internet. Selain itu informan AV
1
juga mengatakan sumber informasi yang digunakan juga berasal dari dokumen-dokumen lama atau
arsip kantor yang sesuai dengan kasus yang ditangani oleh advokat. Akan tetapi kualitas informasi yang didapat dari berbagai sumber juga
harus relevan dan uptodate. Agar informasi yang dibutuhkan oleh advokat dapat digunakan secara maksimal untuk menangani kasus klien. Hal ini sesuai dengan
pernyataan informan berikut: AV
1
: “kualitas informasinya yang didapat cukup uptodate atau informasi yang masih berlaku. Apalagi informasi tentang hukum itu tidak bisa
mengurutkan kebelakang, karena kalau kita memakai aturan yang
Universitas Sumatera Utara
39
tidak berlaku lagi akan menjadi masalah kita dalam menangani kasus.”
AV
2
: “Kualitasnya bagus dan uptodate. Apalagi yang dari internet lebih uptodate, kalau ada perubahan tentang peraturan-peraturan hukum
lebih cepat kita tahunya.” AV
3
: “Kalau dari dokumen klien itu pasti kualitasnya cukup terpercaya, tapi kalau misalnya semacam mencari yurisprudensi itu ada
tersedia diperpustakaan kantor dan cukup bagus juga kualitasnya, jadi cukup terpercaya. Tapi terkadang ada juga yang belum
terupdate dari internet walaupun ada juga yang update informasinya, misalnya peraturan perundang-undangan yang
terkadang gak ada di perpustakaan dan sulit dicari di internet.” AV
4
:“Kualitas informasinya itu tergantung dari sumbernya, kalau sumbernya terpercaya pasti kualitasnya sudah pasti bagus.”
AV
5
: “kalau dari perpustakaan kualitasnya bagus misalnya buku, kamus, tapi kalau tentang undang-undang itu dari internet biasanya.
Karena kalau undang-undang lebih update didapatkan melalui internet.”
Dari pernyataan informan AV
1
, AV
2
, dan AV
5
dapat disimpulkan bahwa kualitas informasi yang berada di perpustakaan cukup bagus dan relevan,
sedangkan kualitas informasi yang terdapat pada internet cukup uptodate terutama mengenai undang-undang yang berlaku dan undang-undang yang mengalami
perubahan. Lain halnya dengan informan AV
3
yang mengatakan bahwa kualitas informasi yang terdapat pada internet terkadang kurang update dan sulit
didapatkan. Sedangkan informan AV
4
mengatakan bahwa kualitas informasi dikatakan bagus dan relevan tergantung dari sumber informasi yang digunakan.
Oleh karena itu advokat harus mampu menentukan sumber informasi yang terpercaya dalam memenuhi kebutuhan informasi, agar kualitas informasi yang
didapat relevan dan bagus.
Universitas Sumatera Utara
40
4.2.4 Sarana Pencarian Informasi Advokat