PENDAHULUAN
Tujuan utama pengobatan infeksi jamur adalah menghilangkan atau membunuh organisme yang patogen dan memulihkan kembali flora normal kulit
dengan cara memperbaiki ekologi kulit atau membran mukosa yang merupakan tempat berkembangnya koloni jamur.
1
Pada saat ini penemuan obat-obat anti jamur yang baru telah mengalami perkembangan yang pesat baik yang berbentuk topikal maupun sistemik dan
diharapkan prevalensi penyakit infeksi jamur dapat berkurang. Sekarang ini ada empat golongan obat-obat anti jamur yang utama yaitu
poliene, azol, alilamin dan echinocandin dan ada juga obat anti jamur yang bukan kelompok diatas seperti flusitosin, griseofulvin dan sebagian obat-obat anti jamur
topikal. Pengetahuan tentang mekanisme kerja, aktifitas spektrum, farmakokinetik, efek samping maupun interaksi obat-obat anti jamur sangat diperlukan dalam
memberikan pengobatan.
2
I. OBAT ANTI JAMUR TOPIKAL
Obat anti jamur topikal digunakan untuk pengobatan infeksi lokal pada kulit tubuh yang tidak berambut glabrous skin, namun kurang efektif untuk pengobatan
infeksi pada kulit kepala dan kuku, infeksi pada tubuh yang kronik dan luas, infeksi pada stratum korneum yang tebal seperti telapak tangan dan kaki.
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat anti jamur topikal lebih sedikit dibandingkan obat anti jamur sistemik.
3
Jenis golongan obat anti jamur topikal yang sering digunakan yaitu :
3-6
1. Poliene : Nystatin 2. Azole - Imidazol : Klotrimazol, Ekonazol, Mikonazol, Ketokonazol, Sulkonazol,
Oksikonazol, Terkonazol, Tiokonazol, Sertakonazol 3. Alilamin benzilamin : Naftifin, Terbinafin, Butenafin
4. Obat anti jamur topikal lain : Amorolfin, Siklopiroks, Haloprogin
GOLONGAN POLIENE
Mekanisme kerja golongan poliene yaitu berikatan dengan ergosterol secara irreversibel. Ergosterol merupakan komponen yang sangat penting dari membrane sel
jamur. Golongan poliene ini tidak efektif terhadap dermatofit dan penggunaannya
Ramona Dumasari Lubis : Pengobatan Dermatomikosis, 2008 USU e-Repository © 2009
2
secara klinis juga terbatas yaitu untuk pengobatan infeksi yang disebabkan Candida albicans dan Candida spesies yang lain.
4
Nystatin
4-9
Nystatin merupakan antibiotik yang digunakan sebagai anti jamur, diisolasi dari Streptomyces nourse pada tahun 1951 dan merupakan antibiotik group poliene.
Untuk pengobatan candida spesies, nystatin dapat digunakan secara topikal pada kulit atau membran mukosa rongga mulut, vagina dan dapat juga diberikan
secara oral untuk pengobatan kandidosis gastrointestinal. Nystatin biasanya tidak bersifat toksik tetapi kadang-kadang dapat timbul
mual, muntah dan diare jika diberikan dengan dosis tinggi. Untuk pengobatan kandidosis oral, diberikan tablet nystatin 500000 unit setiap
6 jam dan untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan 1 atau 2 vaginal suppositories 100000 setiap unit yang diberikan selama lebih kurang 14 hari..
Suspensi nystatin oral terdiri dari 100000 unit ml yang diberikan 4 kali sehari dengan dosis pada bayi baru lahir newborn : 1 ml, infant yang usianya lebih tua : 2
ml dan dewasa : 5 ml.
GOLONGAN AZOL – IMIDAZOL
Golongan azol – imidazol ditemukan setelah tahun 1960, relatif berspektrum luas, bersifat fungistatik dan bekerja dengan cara menghambat sintesis ergosterol
jamur yang mengakibatkan timbulnya defek pada membran sel jamur. Obat anti jamur golongan azol seperti klotrimazol, ketokonazol, ekonazol, oksikonazol, sulkonazol
dan mikonazol, mempunyai kemampuan menggangu kerja enzim sitokrom P-450 lanosterol 14-demethylase yang berfungsi sebagai katalisator untuk mengubah
lanosterol menjadi ergosterol.
4
Klotrimazol
4-10
Klotrimazol dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, kandidosis oral, kutaneus dan genital. Untuk pengobatan oral kandidosis, diberikan oral troches
10 mg 5 kali sehari selama 2 minggu atau lebih. Untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan dosis 500, 200 atau 100 mg yang dimasukkan kedalam vagina
selama 1, 3, atau 6 hari berturu-turut. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit
Ramona Dumasari Lubis : Pengobatan Dermatomikosis, 2008 USU e-Repository © 2009
3
digunakan klotrimazol cream 1, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari.
Ekonazol
4-7,10
Ekonazol dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis oral, kutaneus dan genital. Untuk pengobatan kandidosis vaginalis diberikan dosis 150
mg yang dimasukkan ke dalam vagina selama 3 hari berturut-turut. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan ekonazol cream 1, dosis dan lamanya
pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari.
Mikonazol
4-6,9,10
Mikonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan kandidosis oral, kutaneus dan genital. Untuk pengobatan kandidosis
vaginalis diberikan dosis 200 atau 100 mg yang dimasukkan ke dalam vagina selama 7 atau 14
hari berturut-turut. Untuk pengobatan kandidosis oral, diberikan oral gel 125 mg 4 kali sehari. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan mikonazol cream
2, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari.
Ketokonazol
3-7,10
Ketokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor, kutaneous kandidiasis dan dapat juga untuk pengobatan seborrrheic dermatitis. Untuk
pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan ketokonazol 1 cream, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4
minggu dan dioleskan sekali sehari sedangkan pengobatan seborrrheic dermatitis dioleskan 2 kali sehari. Untuk pengobatan pitiriasis versikolor menggunakan
ketokonazol 2 shampoo dioleskan sekali sehari selama 5 hari sedangkan untuk pengobatan dandruff digunakan ketokonazol 1 shampoo sebanyak 2 kali seminggu
selama lebih kurang 8 minggu.
Ramona Dumasari Lubis : Pengobatan Dermatomikosis, 2008 USU e-Repository © 2009
4
Sulkonazol
5,6,12
Sulkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis
kutaneus. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan sulkonazol 1 cream Dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya untuk
pengobatan tinea korporis, tinea kruris ataupun pitiriasis versikolor dioleskan 1 atau 2 kali sehari selama 3 minggu dan untuk tinea pedis dioleskan 2 kali sehari selama 4
minggu.
Oksikonazol
4-6,13
Oksikonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis kutaneous. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan oksikonazol 1
cream ataau lotion. Dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan tinea korporis dan tinea kruris dioleskan 1 atau 2 kali
sehari selama 2 minggu, untuk tinea pedis dioleskan 1 tatau 2 kali sehari selama 4 mingggu dan pitiriasis versikolor dioleskan 1 kali sehari selama 2 minggu.
Terkonazol
4-6,14
Terkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis kutaneous dan genital. Untuk pengobatan kandidosis vaginalis yang disebabkan
Candida albicans, dapat digunakan terkonazol 0,4 vaginal cream 20 gr terkonazol yang dimasukkan ke dalam vagina menggunakan applikator sebelum waktu tidur, 1
kali sehari selama 7 hari berturut-turut, terkonazol 0,8 vaginal cream 40 mg terkonazol yang dimasukkan ke dalam vagina menggunakan applikator sebelum
waktu tidur, 1 kali sehari selama 3 hari berturut-turut dan vaginal suppositoria dengan dosis 80
mg terkonazol, dimasukkan ke dalam vagina, 1 kali sehari sebelum waktu tidur selama 3 hari berturut-turut.
Tiokonazol
4-6,15
Tiokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidosis kutaneous dan genital. Untuk pengobatan kandidosis
vaginalis diberikan dosis tunggal sebanyak 300 mg dimasukkan ke dalam vagina. Untuk infeksi pada kulit digunakan
tiokonazol 1 cream, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan tinea korporis dan kandidiasis kutaneus dioleskan 2 kali
Ramona Dumasari Lubis : Pengobatan Dermatomikosis, 2008 USU e-Repository © 2009
5
sehari selama 2-4 minggu, untuk tinea pedis dioleskan 2 kali sehari selama 6 minggu, untuk tinea kruris dioleskan 2 kali sehari selama 2 minggu dan untuk pitiriasis
versikolor dioleskan 2 kali sehari selama 1-4 minggu.
Sertakonazol
16
Sertakonazol dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandida spesies, digunakan sertakonazol 2 cream, dioleskan 1-2 kali sehari selama 4
minggu.
GOLONGAN ALILAMIN BENZILAMIN
Golongan alilamin yaitu naftifin, terbinafin dan golongan benzilamin yaitu butenafin, bekerja dengan cara menekan biosentesis ergosterol pada tahap awal proses
metabolisme dan enzim sitokrom P-450 akan mengambat aktifitas squalene eposidase. Dengan berkurangnya ergosterol, akan menyebabkan penumpukan squalene pada sel
jamur dan akan mengakibatkan kematian sel jamur. Alilamin dan benzilamin bersifat fungisidal terhadap dermatofit dan bersifat fungistatik terhadap Candida albicans.
4
Naftifin
4-6,8,17
Naftifin dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan Candida spesies.
Untuk pengobatan digunakan naftifine hydrochloride 1 cream dioleskan 1 kali sehari selama 1 minggu.
Terbinafin
4-6,8,18
Terbinafin Lamisil dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan kandidiasis kutaneus. Digunakan terbinafin 1 cream yang
dioleskan 1 atau 2 kali sehari, untuk pengobatan tinea korporis dan tinea kruris digunakan selama 1-2 minggu, untuk tinea pedis selama 2-4 minggu, untuk
kandidiasis kutaneus selama 1-2 minggu dan untuk pitiriasis versikolor selama 2 minggu.
Butenafin
4-6,19,20
Butenafin merupkan golongan benzilamin dimana struktur kimia dan aktifitas anti jamurnya sama dengan golongan alilamin. Butenafine bersifat fungisidal terhadap
Ramona Dumasari Lubis : Pengobatan Dermatomikosis, 2008 USU e-Repository © 2009
6
dermatofit dan dapat digunakan untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris dan tinea pedis dan bersifat fungisidal. Dioleskan 1 kali sehari selama 4 minggu.
GOLONGAN ANTI JAMUR TOPIKAL YANG LAIN
Amorolfin
4-6,21
Amorolfine merupakan derivat morpolin, bekerja dengan cara menghambat biosintesis ergosterol jamur. Aktifitas spektrumnya yang luas, dapat digunakan untuk
pengobatan tinea korporis, tinea kruris, tinea pedis dan onikomikosis. Untuk infeksi jamur pada kulit amorolfin dioleskan satu kali sehari selama 2-3 minggu sedangkan
untuk tinea pedis selama 6 bulan. Untuk pengobatan onikomikosis digunakan amorolfine 5 nail laquer, untuk kuku tangan dioleskan satu atau dua kali setiap
minggu selama 6 bulan sedangkan untuk kuku kaki harus digunakan selama 9-12 bulan.
Siklopiroks
4-6,22-24
Siklopiroks merupakan anti jamur sintetik hydroxypyridone, bersifat fungisida, sporosida dan mempunyai penetrasi yang baik pada kulit dan kuku.
Siklopiroks efektif untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris, tinea pedis, onikomikosis, kandidosis kutaneus dan pitiriasis versikolor.
Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit harus dioleskan 2 kali sehari selama 2-4 minggu sedangkan untuk pengobatan onikomikosis digunakan siklopiroks
nail laquer 8. Setelah dioleskan pada permukaan kuku yang sakit, larutan tersebut akan mengering dalam waktu 30-45 detik, zat aktif
akan segera dibebaskan dari pembawa berdifusi menembus lapisan-lapisan lempeng kuku hingga ke dasar kuku
nail bed dalam beberapa jam sudah mencapai kedalaman 0,4 mm dan secara penuh akan dicapai setelah 24-48 jam pemakaian. Kadar obat akan mencapai kadar fungisida
dalam waktu 7 hari sebesar 0,89 ± 0,25 mikrogram tiap milligram material kuku.
Kadar obat akan meningkat terus hingga 30-45 hari setelah pemakaian dan
selanjutnya konsentrasi akan menetap yakni sebesar 50 kali konsentrasi obat minimal
yang berefek fungisidal. Konsentrasi obat yang berefek fungisidal ditemukan di setiap lapisan kuku.
Sebelum pemakain cat kuku siklopiroks, terlebih dahulu bagian kuku yang infeksi diangkat atau dibuang, kuku yang terisa dibuat kasar kemudian dioleskan
Ramona Dumasari Lubis : Pengobatan Dermatomikosis, 2008 USU e-Repository © 2009
7
membentuk lapisan tipis. Lakukan setiap 2 hari sekali selama bulan pertama, setiap 3 hari sekali pada bulan ke dua dan seminggu sekali pada bulan ke tiga hingga bulan ke
enam pengobatan. Dianjurkan pemakaian cat kuku siklopiroks tidak lebih dari 6 bulan.
Haloprogin
4-6,8
Haloprogin merupakan halogenated phenolic, efektif untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris, tinea pedis dan pitiriasis versikolor, dengan konsentrasi 1
dioleskan 2 kali sehari selama 2-4 minggu.
II. OBAT ANTI JAMUR SISTEMIK