FLUKONAZOL OBAT ANTI JAMUR SISTEMIK

Interaksi obat Absorbsi itrakonazol akan berkurang jika diberikan bersama dengan obat-obat yang dapat menurunkan sekresi asam lambung seperti antasid, H2-antagonis, omeprazol dan lansoprazol. Itrakonazol dan metabolit utamanya merupakan suatu inhibitor dari sistem enzim human hepatic sitokrom P-450-3A4 sehingga pemberian itrakonazol bersama dengan obat lain yang metabolismenya melalui sistem tersebut dapat meningkatkan konsentrasi azol, interaksi obat ataupun ke duanya. Itrakonazol dapat memperpanjang waktu paruh dari obat-obat seperti terfenadin, astemizol, midazolam, triazolam, lovastatin, simvastatin, cisaprid, pimozid, quinidin. Itrakonazol juga dapat meningkatkan konsentrasi serum digoxin, siklosporin, takrolimus dan warfarin.

4. FLUKONAZOL

2,3,6-8,25,29,30,32,33 Flukonazol merupakan suatu hidrofilik dari sintetik triazol, terdapat dalam bentuk oral dan parenteral. Ditemukan pada tahun 1982 dan di perkenalkan pertama kali di Eropa kemudian di Amerika Serikat. Mekanisme kerja Flukonazol mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan triazol lain yaitu merupakan suatu inhibitor yang poten terhadap biosintesis ergosterol, bekerja dengan menghambat sistem enzim sitokrom P-450 14- α-demethylase dan bersifat fungistatik. Aktifitas spektrum Flukonazol paling aktif terhadap Candida spesies, Coccidioides imminitis dan Cryptococcus neoformans. Mempunyai aktifitas yang terbatas terhadap Blastomyces dermatitidis, Histoplasma capsulatum dan Sprothrix schenckii. Flukonazol juga efektif terhadap dermatofit tetapi tidak efektif untuk moulds termasuk Aspergillus spesies dan Zygomycetes. Walaupun flukonazol efektif terhadap Candida spesies tetapi resisten untuk Candida krusei dan Candida glabrata. Farmakokinetik Flukonazol secara cepat dan sempurna diserap melalui saluran gastrointestinal. Bioavailabilitas oral flukonazol melebihi 90 pada orang dewasa. Konsentrasi puncak plasma dicapai setelah 1 atau 2 jam pemberian oral dengan eliminasi waktu paruh plasma ± 30 jam 20-50 jam setelah pemberian oral. Absorbsi flukonazol tidak dipengaruhi oleh kadar asam lambung pH. Ramona Dumasari Lubis : Pengobatan Dermatomikosis, 2008 USU e-Repository © 2009 14 Pemberian secara oral dengan dosis tunggal ataupun multiple lebih dari 14 hari maka flukonazol akan mengalami penetrasi yang luas ke dalam cairan dan jaringan tubuh. Flukonazol bersifat hidrofilik sehingga lebih banyak ditemukan di dalam cairan tubuh dan dijumpai di dalam keringat dengan konsentrasi tinggi. Ikatan flukonazol dengan protein biasanya rendah 12 sehingga sirkulasi obat yang tidak berikatan tinggi. Metabolisme flukonazol terjadi di hepar dan diekskresi melalui urin dimana 80 dari dosis obat akan di ekskresi tanpa perubahan dan 11 di ekskresi sebagai metabolit. Dosis Untuk pengobatan orofaringeal kandidosis diberikan dosis 200 mg pada hari pertama dan selanjutnya 100 mg hari selama 2 minggu. Oesophageal kandidosis diberikan dosis 200 mg pada hari pertama dan selanjutnya 100 mg hari selama 3 minggu. Untuk pengobatan kandidiasis vaginalis digunakan dosis tunggal 150 mg. Flukonazol juga efektif terhadap Cryptococcus neoformans dan merupakan terapi pilihan utama untuk cryptococcal meningitis pada pasien ADIS diberikan dengan dosis 6 mgkg BB atau 400 mg hari untuk berat badan 70 kg. Efek samping Efek samping yang sering di jumpai adalah masalah gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, sakit pada abdominal dan juga sakit kepala. Efek samping lain yaitu hipersensitiviti, agranulositosis, exfoliatif skin disoders seperti Steven Johnson- sindrom, hepatotoksik, trombositopenia dan efek pada sistem saraf pusat. Interaksi obat Flukonazol dapat meningkatkan efek atau level dari obat yaitu astemizol, amitriptilin, kafein, siklosporin, fenitoin, sulfonilureas, terfenadin, theofilin, warfarin dan zidovudin. Pemberian bersama flukonazol dengan cisapride ataupun terfenadin merupakan kontra indikasi oleh karena dapat menimbulkan disaritmia jantung yang serius dan torsade de pointes. Flukonazol juga dapat berinteraksi dengan tolbutamid, glipizid dan gliburid yang menimbulkan efek hipoglikemi. Level atau efek flukonazol dapat menurun oleh karbamazepin, isoniazid, phenobarbital, rifabutin dan rifampin dan akan meningkat oleh simetidin dan hidroklorothiazid. Ramona Dumasari Lubis : Pengobatan Dermatomikosis, 2008 USU e-Repository © 2009 15

5. VORIKONAZOL