VORIKONAZOL OBAT ANTI JAMUR SISTEMIK

5. VORIKONAZOL

6 Vorikonazol merupakan sintetik triazol yang berasal dari flukonazol dan tersedia dalam bentuk oral maupun parenteral. Mekanisme kerja Vorikonazol merupakan inhibitor yang poten terhadap biosintesis ergosterol, bekerja pada enzim sitokrom p-450, lanosterol 14- α-demethylase. Hal ini menyebabkan berkurangnya ergosterol dan penumpukan methilat sterols yang mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi membran jamur. Aktifitas spktrum Vorikonazol mempunyai spektrum yang luas terhadap Aspergillus species, Blastomyces dermatitidis, Candida species, Cryptococcus neoformans, Fusarium species, Histoplasma capsulatum dan Scedosporium apiospermum. Juga efektif terhadap dematiaceous moulds, tetapi tidak efektif terhadap Zygomycetes. Farmakokinetik Pemberian vorikonazol secara oral di absorbsi dengan cepat dan hampir sempurna sekitar 96. Dua jam setelah mengkonsumsi vorikonazol dengan dosis 400 mg dosis tunggal, diharapkan akan dicapai konsentrasi serum 2 mgL. Absorbsi vorikonazol akan berkurang bersama makanan yang mengandung lemak tetapi tidak dipengaruhi perubahan pH lambung. Vorikonazol mempunyai volume distribusi yang luas 4,6Lkg BB yang dapat di lihat pada jaringan dan diperkirakan berikatan dengan protein sekitar 58. Vorikonazol di ekskresi dalam bentuk yang tidak mengalami perubahan melalui urin 2 dari dosis yang di berikan. Vorikonazol di metabolisme melalui sistem enzim human hepatik sitokrom p- 450. Lebih dari 80 dosis oral akan dibuang sebagai metabolit melalui urin. Eliminasi waktu paruh berkisar 6-9 jam dengan dosis parenteral 3 mgkg atau 200 mg dengan dosis oral. Terdapat 3 sistem enzim hepatik sitokrom yang mempunyai peranan dalam proses metabolisme vorikonazol yaitu Cyp-2C19, CYP-2C9 dan CYP- 3A4. Dosis Pengobatan intravenous vorikonazol harus di awali dengan 2 loading dose sebanyak 6 mg kg BB dengan jarak 12 jam dan selanjutnya 4 mgkg BB dengan interval 12 jam. Setiap dosis harus di infus dengan rata-rata maksimum 3 mgkg BBjam selama periode 1-2 jam. Konsentrasi cairan infus tidak melebihi 5 mgml. Ramona Dumasari Lubis : Pengobatan Dermatomikosis, 2008 USU e-Repository © 2009 16 Pasien dengan berat badan lebih dari 40 kg dapat diberikan dosis oral sebanyak 200 mg dengan interval 12 jam sedangkan berat badan yang kurang dari 40 kg dapat diberikan dosis 100 mg dengan interval 12 jam. Obat harus dikonsumsi 1 jam sebelum atau sesudah makan. Efek samping Kebanyakan efek samping yang dapat di jumpai pada pasien yaitu demam, adanya ruam pada kulit, mual, muntah, diare, sakit kepala dan sakit abdominal. Sekitar 13 pasien di jumpai peninggian test fungsi hati selama pengobatan. Interaksi obat Absorbsi vorikonazol tidak menglami penurunan jika diberikan bersama dengan obat lain seperti simetidin, ranitidin yang berfungsi mengurangi sekresi asam lambung. Vorikonazol kurang poten sebagai inhibitor sistim enzim human hepatik sindrom P-450-3A4 dibandingkan itrakonazol ataupun ketokonazol, namun vorikonazol dapat meningkatkan konsentrasi serum sirolimus, terfenadin, astemizol, cisaprid, pimozid dan quinidin sehingga sebaiknya vorikonazol tidak di konsumsi bersama dengan obat diatas. Vorikonazol dapat menunjukkan penurunan konsentrasi serum siklosporin dan takrolimus sehingga level dan dosis obat harus di monitor. Vorikonazol dapat meningkatkan konsentrasi serum warfarin yang berfungsi sebagai antikoagulan sehingga waktu protrombin pada pasien yang mendapat ke dua obat tersebut harus di monitor. Vorikonazol dapat menghambat metabolisme lovastatin sehingga dosis obat tersebut harus disesuaikan. Vorikonazol juga dapat meningkatkan konsentrasi tolbutamid dan glipizid yang menimbulkan efek hipoglikemik. Vorikonazol dapat menghambat metabolisme anti-HIV protease inhibitor seperti saquinavir, amprenavir dan nelfenavir sedangkan ritonavir, amprenavir dan saquinavir dapat menghambat metabolisme golongan azol. Vorikonazol juga sebaiknya tidak diberikan bersama dengan carbamazepin, phenobarbital, rifabutin dan rifampicin.

6. TERBINAFIN