Sikap Terhadap Demokrasi .1 Pengertian Sikap terhadap Demokrasi

Penekanan pada informasi faktual ditujukan untuk membedakan pengetahuan politik dari hasil kognisi yang salah atau hasil kognisi yang tidak dapat diuji kebenarannya. Memori jangka panjang untuk membedakan dari informasi yang didimpan pada memori jangka pendek yang kemudian dilupakan. Sedangkan kata tingkatan digunakan untuk membedakan konsep pengetahuan politik yang luas dari sekedar fakta-fakta spesifik tentang hal tertentu saja Septian dan Muluk, 2008. Aktivitas Politik Yang dimaksud dengan aktivitas politik adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan politik, baik aktivitas memilih dalam pemilu voting, maupun aktivitas selain itu Milan, 2005. Milan menjabarkan banyak contoh dari aktivitas politik, yaitu mencari informasi tentang isu politik, menandatangani petisi, dan boikot produk, demonstrasi, menghadiri dan berbicara dalam pertemua public, mengekspresikan pendapat pada media atau politisi, dan kerja sukarela untuk partai politik. Verba, Burns, dan Schlozman 1997 menggunakan aktivitas menyimak berita di media dan diskusi politik sebagian dari pengukuran pelibatan politik seseorang, walaupun tidak menggolongkan keduanya dalam aktivitas politik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran yang telah digunakan oleh Septian dan Muluk 2008 yaitu : diskusi politik, penggunaan media sebagai pengukuran perlibatan politik, dan demonstrasi. 2.3 Sikap Terhadap Demokrasi 2.3.1 Pengertian Sikap terhadap Demokrasi Sikap terhadap demokrasi terdiri dari dua kata, yaitu sikap dan demokrasi. Untuk lebih jelas akan diapaparkan satu per satu pada tiap-tiap sub bab dibwaah ini. Sikap Menurut Eagly Chaiken 1993, sikap adalah kecenderungan psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi entitas tertentu dan diajukan dengan derajat atau tingkat mendukung favorable dan tidak mendukung unfavorable. Entitas menunjukkan target dari sikap, dan oleh para ahli sosial sering diistilahkan sebagai objek sikap. Allport dalam David O. Sears dkk, 1993 menambahkan, sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada objek dan simulasi yang berkaitan dengannya. Krech dan Crutchfield dalam David O. Sears dkk, 1993 sangat mendukung perspektif kognitif, mendefinisikan sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai beberapa aspek dunia individu. Selanjutnya Eagly Chaiken 1993 menyatakan tiga elemen penting dalam definisi sikap yang membedakan dari konsep-konsep kepribadian yang lain. Pertama, sikap merupakan kecenderungan yang bersifat internal. Kecenderungan ini dapat berlangsung lama maupun dalam waktu yang relative singkat temporer. Kedua, individu mengekspresikan sikap melalui keyakinan-keyakinan, perilaku- perilaku, dan respon-respon afeksi. Ketiga, sikap bersifat evaluatif, yaitu bahwa diantara diterimanya kelompok stimulus tertentu dan respon yang dihasilkan terdapat proses evaluasi yang dilakukan individu. Harriman 1995 juga menambahkan, sikap adalah kesiagaan untuk menghadapi dengan cara tertentu jika terjadi situasi yang tepat. Seperti yang di utarakan oleh Bimo Walgito 2002 bahwa sikap dapat berasal dari suatu persepsi, emosi maupun perilaku yang dnampakkan oleh seseorang. Dengan kata lain sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau respons terhadap stimuli sosial yang telah dikondisikan Kartini kartono, 1994. Sebagaimana teori diatas, sikap mencakup tiga komponen, yaitu : 1. Sikap merupakan kecenderungan internal 2. Sikap dimanifestasikan dalam bentuk pikiran, emosi dan juga kecenderungan perilaku dalam merespon objek atau stimulus 3. Sikap bersifat evaluative, yaitu mendukung dan tidak mendukung terhadap stimulus. Demokrasi Menurut etimologi, istilah demokrasi berasal dari bahsa inggris, yaitu democracy, sedangkan menurut bahasa yunani, demokrasi berasal dari kata demos rakyat dan kratein memerintah. Bila kedua kata tersebut digabungkan meka dia berarti “Rakyat yang Memrintah” atau “pemerintahan rakyat” Pakpahan. 2006. Menurut Almond Verba 1990 demokrasi adalah sistem politik dimana warga negara biasa dapat melakukan control terhadap para elit, yang didukung oleh norma-norma yang diterima baik oleh para elit dan massa. Muchtar Pakpahan 2006 juga menambahkan, demokrasi adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa pemerintahan negara berada ditangan rakyat. Kehendak rakyatlah yang menentukan jalannya pemerintahan negara. Gaffar 1999 menyebutkan lima indikator bagi sistem pemerintahan yang demokratis, yaitu : 1. Akuntabilitas. Setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya. 2. Rotasi kekuasaan. Dalam demokrasi, peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai. 3. Rekrutmen politik yang terbuka. Memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan suatu system rekrutmen politik yang terbuka. Artinya, setiap orang memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan politik yang dipilih oleh rakyat, mempunyai pekuan yang sama dalam melakukan kompeitisi untuk mengisi jabatan tersebut. 4. Pemilihan Umum. Pemilu dilaksanakan secara teratur. Setiap warga Negara yang telah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih, serta bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya. 5. Menikmati hak-hak dasar. Dalam suatu Negara yang demokratis setiap warga masyarakat dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk didalamnya adalah hak-hak menyatakan pendapat freedom of expression, hak untuk berkumpuldan beresikat freedom of assembly, dan hak untuk menikmati pers yang bebas freedom of the press. Hendri B. Mayo dalam, Muchtar Pakpahan, 2006 memberikan bentuk- bentuk demokrasi adalah: 7. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan melembaga 8. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah peaceful change in a changing society 9. Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur orderly succession in rule 10. Membatasi pemakain kekuasaan seacara teratur minimum of coercion 11. Mengakui serta menganggap wajar keaneka ragaman receive of diversity 12. Menjamin tegaknya keadilan Sikap Terhadap Demokrasi Berdasar pada bentuk-bentuk demokrasi yang diajukan oleh Mayo dalam Pakpahan, 2006, maka sikap terhadap demokrasi adalah kecenderungan psikologis seseorang yang menilai segala syarat-syarat nilai suatu demokrasi dari tiga komponen psikologis, yaitu afektif, kognitif, dan konatif.

2.3.2 Komponen Sikap

Michener Delamater 1999 menyatakan bahwa sikap mengandung tiga komponen, yaitu: 1. Komponen Kognitif Komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap objek sikap. 2. Komponen Afektif Komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. 3. Komponen Konatif atau Perilaku Komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak dengan objek sikap. Menunjukkan intensitas sikap, besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Berdasarkan analisis terhadap definisi yang diberikan oleh beberapa ahli, Taylor dkk 1994 menyimpulkan bahwa sikap melibatkan beberapa kategori stimulus yang dievaluasi berdasarkan kognisi, afeksi, dan juga informasi perilaku Ketiga komponen sikap yang telah disebutkan diatas merupakan suatu kesatuan yang akan dimunculkan berkaitan dengan adanya rangsangan yang diterima individu. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku.

2.3.3 Fungsi Sikap

Menurut Katz dalam Bimo Walgito, 2002 sikap mempunyai empat fungsi, yaitu: 1. Fungsi Instrumental, atau fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat Fungsi ini adalah berkaitan dengan sarana-tujuan. Disini sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Orang memandang sampai sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau seagai alat dalam rangka pencapaian tujuan. Jika objek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapi tujuannya, orang akan bersikap positif terhadap objek sikap tersebut, bergitu pula sebaliknya. 2. Fungsi Pertahanan Ego Fungsi ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempert ahankan ego atau „aku-nya‟. Sikap ini diambil oleh seseorang sewaktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya tau ego-nya. Misalnya, orang tua mengambil sikap tertentu untuk mempertahankan ego-nya, dalam keadaan terdesak saat diskusi dengan anaknya. 3. Fungsi Ekspresi Nilai Sikap yang ada pada drii seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri, seseorang akan mendapatkan kepuasan untuk dapat menunjukkan keadaan dirinya. 4. Fungsi Pengetahuan Individu mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalaman- pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Elemen-elemen dari pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa hingga menjadi konsisten. Ini berarti, seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, menunujukkan tetang pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan.

2.4 Kerangka Berpikir