Kerangka Berpikir Pengaruh pelibatan politik dan sikap tentang demokrasi terhadap toleransi politik mahasiswa fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta

orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya tau ego-nya. Misalnya, orang tua mengambil sikap tertentu untuk mempertahankan ego-nya, dalam keadaan terdesak saat diskusi dengan anaknya. 3. Fungsi Ekspresi Nilai Sikap yang ada pada drii seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri, seseorang akan mendapatkan kepuasan untuk dapat menunjukkan keadaan dirinya. 4. Fungsi Pengetahuan Individu mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalaman- pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Elemen-elemen dari pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu, akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa hingga menjadi konsisten. Ini berarti, seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, menunujukkan tetang pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan.

2.4 Kerangka Berpikir

Toleransi politik menjadi hal terpenting dalam menjalankan sistem pemerintahan baik negara sampai sistem pemerintahan kampus, terutama kampus- kampus yang menganut sistem student government. Hal ini disebabkan oleh adanya perselisihan dari tiap partai yang ada, baik disaat proses pemilihan umum sampai proeses pemerintahan Badan Eksekutif Mahasiswa telah berjalan. Hal ini dapat dilihat saat PEMILU Raya kampus UIN Jakarta yang dijadikan tempat penelitian dalam penulisan ini. Pada tahun 2010 tepatnya pada tanggal 9 mei. Terjadi kerusuhan yang berakibat pecahnya kaca student center yang disebabkan oleh bentrokan antar mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh kurangnya toleransi politik dalam pelibatan politik mahasiswa. Sesungguhnya keterlibatan individu dalam politik menuntut individu untuk dapat secara kritis menyampaikan ide-ide, saran, dan bahkan penolakan terhadap suatu kebijakan kepada suatu sistem politik. Lebih khusus pada mahasiswa, yang menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat banyak, menjadi agent of change, memiliki kesiapan untuk meneruskan estafet kepemimpinan, serta selalu kritis dan peka terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya ketidakadilan, kesewenag- wenangan Andik Matulessy, 2009. Namun bila dilihat dari fenomena yang ada, hal tersebut tidak terjadi pada aktifitas politik kampus UIN Jakarta. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Verba, Burns, dan Scholzman 1997, dalam Septian dan Muluk, 2008 pelibatan politik sebagai ketertarikan interest, kemanjuran efficacy dan pengetahuan knowledge seseorang terhadap dunia politik. Dimana dari masing-masing variabel tersebut memiliki pengaruh pada toleransi politik. Ketika individu memiliki nilai political interest yang tinggi, secara tidak langsung akan memiliki toleransi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh rasa ketertarikan dalam politik itu sendiri. Saat rasa ketertarikan mendasari untuk terlibat dalam dunia politik, maka individu yang memiliki ketertarikan politik yang tinggi akan lebih siap menerima konsekuensi atas hasil pemilihan umum dalam berpolitik. Sebaliknya, individu sebaiknya menekan political efficacy, sebab rasa yakin yang berlebihan akan menimbulkan egoistic yang tinggi dan dapat menimbulkan perselisihan dengan anggota partai yang lain disebabkan keyakinan yang berbeda dan tentu akan menghambat berjalannya toleransi dalam politik. Menang dan kalah adalah konsekuensi dalam politik. Maka, suatu pengetahuan politik menjadi hal penting demi berlangsungnya toleransi politik. Individu yang memiliki pengetahuan yang tinggi, maka dirinya akan lebih siap menerima konsekuensi yang ada. Selain itu, sistem pemerintahan yang demokratis juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya toleransi politik. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ebrahim Fakir 2010 menyatakan bahwa setiap warga negara termasuk pemimpin politik, harus mempunyai rasa tanggung jawab akan berlangsungnya toleransi politik baik dalam perkataan dan juga perbuatan. Seraya menolak pada suatu hal yaitu “kekuatan adalah kebenaran” might make right, toleransi politik adalah kunci dari demokrasi. Dengan demikian, maka setiap individu sebaiknya memiliki sikap terhadap demokrasi yang tinggi, sehingga dapat menumbuhkan toleransi yang tinggi pula. Dalam hal ini, Hendri B. Mayo dalam, Muchtar Pakpahan, 2006 memberikan bentuk-bentuk demokrasi adalah: 1 menyelesaikan perselisihan dengan damai dan melembaga, 2 menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah peaceful change in a changing society, 3 menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur orderly succession in rule, 4 membatasi pemakain kekuasaan seacara teratur minimum of coercion, 5 mengakui serta menganggap wajar keaneka ragaman receive of diversity, 6 menjamin tegaknya keadilan. Berdasar pada penjelasan Mayo di atas, maka seorang mahasiswa mestilah mempunyai sikap yang tinggi terhadap demokrasi, agar dapat memperjelas misi dan visi dari aktivitas politik dan memenuhi syarat-syarat dari demokrasi itu Sikap terhadap demokrasi : 1. Penyelesaian perselisihan 2. Perubahan secara damai 3. Penyelenggaraan pergantian kepemimpinan 4. Membatasi pemakain kepemimpinan 5. Mengakui keaneka ragamaman 6. Menjamin tegaknya keadilan Pelibatan Politik : 1. Ketertarikan politik 1. Political efficacy 2. Pengetahuan politik 3. Aktivitas politik sendiri yang salah satunya adalah kebebasan berpendapat, kebebasan memilih Gaffar, 1999. Hal tersebut di atas adalah dasar pengukuran sikap terhadap demokrasi yang akan dihubungkan dengan toleransi politik. Jika digambarkan dengan model, maka akan tampak seperti berikut : Table 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

2.5 Hipotesis