Latar Belakang Pengaruh pelibatan politik dan sikap tentang demokrasi terhadap toleransi politik mahasiswa fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta

PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang mengapa perlu diadakan penelitian mengenai toleransi politik, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Dengan berjalannya sistem pemerintahan demokratis yang ditandai dengan runtuhnya rezim orde baru pada tahun 1998 tepatnya tanggal 12 mei 1998 dikarenakan oleh gerakan mahasiswa yang geram dengan kediktatoran presiden Soeharto kala itu Adman, 2005. Secara tidak langsung membentuk suatu pola pembelajaran politik kampus pada beberapa universitas di Indonesia. Hal tersebut juga berdampak pada Universitas Islam Negeri Jakarta UIN, yang menggunakan sistem student government SG merujuk pada cara yang digunakan oleh negara dalam menentukan Presiden BEM melalui proses PEMILU, dimana calon presiden adalah kader dari masing-masing partai peserta PEMILU kampus. Partai-partai yang menjadi peserta Pemilu kampus adalah Partai Intelektual Muslim PIM, Partai Reformasi Mahasiswa PARMA, Partai Persatuan Mahasiswa PPM, Partai Bunga, dan Partai Progresif. Partai-partai yang ada didirikan oleh organisasi-organisasi intra maupun ekstra kampus. Namun sayang, pesta demokrasi kampus ini mesti ternodai pada tanggal 9 Mei 2010 lalu. Pemilu Raya Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, kisruh. Para mahasiswa yang berasal dari 5 partai peserta pemilu saling bersitegang. Sempat terjadi bentrokan kecil antar mahasiswa. Satu kaca Gedung Student Center pecah. Beruntung tidak jatuh korban dalam peristiwa yang berlangsung sekitar 1 jam, Minggu 952010, dini hari. Hal ini disebabkan keputusan KPU UIN yang mendiskualifikasi salah satu partai peserta pemilu, yakni Partai Reformasi Mahasiswa PARMA. Partai itu diindikasi melakukan berbagai kecurangan seperti penggelembungan suara dan pemalsuan identitas pemilih. Irwan, 2010. Berdasarkan pada fenomena diatas, dapat kita ketahui bahwa toleransi menjadi sangat penting dalam berpolitik. Hal tersebut tidak akan terjadi bila mahasiswa memiliki toleransi politik yang tinggi. Dalam hal ini toleransi politik menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti lebih mendalam. Di bawah ini merupakan fenomena yang beragam pada beberapa negara, mulai masalah status sosial, agama, pendidikan, terorisme, sampai perbedaan organisasi saja dapat menjadi perselisihan. Hal tersebut adalah beberapa sebab, dilakukaknnya penelitian yang mengangkat tolransi politik. Berikut adalah beberapa penelitian yang mengangkat toleransi politik. Edwin Eloy Aguilar 2000 meneliti tentang toleransi politik berdasarkan sektor informal profesi yang ada pada negara Meksiko dan Kosta Rika. Allison Harell 2008 meneliti toleransi politik yang dikaitkan dengan perbedaan sosial. Linda J. Skitka dkk 2004 meneliti toleransi politik behubung tindakan terorisme 11 september di Amerika. Bahkan dari dalam negeri, Dadan Erwandi 2003 menyusun tesis dengan judul hubungan kohesi kelompok dan stereotype kelompok dengan toleransi politik mahasiswa studi perbandingan pada mahasiswa FORKOT dan KAMMI. Bedasar pada penelitian terdahulu, maka penelitian ini juga mengangkat toleransi politik, mengingat betapa pentingnya toleransi dalam dalam kehidupan sosial manusia. Berdasar pada pentingnya toleransi politik untuk dapat diteliti lebih mendalam, maka pada penelitian ini, toleransi politik akan dihubungkan dengan pelibatan politik. Sebab pelibatan politik dijadikan variabel dalam penelitian ini, tidak lain disebabkan oleh sistem student government yang dianut oleh Universitas Islam Negeri Jakarta dalam menjalankan sistem pemerintahan badan eksekutif mahasiswa. Mulyana 2000 bependapat bahwa adanya toleransi politik sangat dibutuhkan antara pihak legislatif dan eksekutif. Toleransi tersebut diperlukan untuk menghindari pertentangan-pertentangan ataupun benturan- benturan kepentingan yang semakin tajam di antara kedua pihak. Dalam hal ini, berarti bahwa dalam menjalankan aktivitas politik sangat berkaitan erat dengan toleransi politik, dengan adanya toleransi politik akan menghindari perselisian dari masing-masing kelompok yang tergabung pada badan eksekutif maupun legislatif negara. Dalam pelibatan politik, Verba dan Burns, dalam Iman Septian Hamdi Muluk, 2008 menjelaskan perlibatan politik political engagement sebagai ketertarikan interest, keyakinan efficacy, dan pengetahuan knowledge seseroang terhadap dunia politik. Escandel dalam Septian Muluk, 2008 menambahkan aktivitas politik seseorang dalam dunia politik merupakan bagian dalam politiknya. Selian itu, dalam penelitian ini, sikap terhadap demokrasi juga akan dikaitkan dengan toleransi politik. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Gaffar 1999 yang menyebutkan lima indikator bagi sistem pemerintahan yang demokratis, yaitu: Akuntabilitas, rotasi kekuasaan, rekrutmen politik yang terbuka, pemilihan umum, dan menikmati hak-hak dasar. Poin ke lima, yakni menikmati hak-hak dasar adalah bagian dari toleransi politik yang termasuk dalam salah satu indikator sistem pemerintahan demokratis yang telah dipaparkan Gafar dapat diartikan juga sebagai toleransi, sebab Raphael Cogen dan Almagor 2006 menyebutkan bahwa kebebasan berekspresi merupakan salah satu bagian dari toleransi politik, dan menikmati hak – hak dasar merupakan kebebasan berekspresi bagi tiap individu. Hal senada juga diungkapkan oleh Ebrahim Fakir 2010 dalam seminar afesis-corplan yang kedua, menyatakan bahwa setiap warga negara termasuk pemimpin politik, harus mempunyai rasa tanggung jawab akan berlangsungnya toleransi politik baik dalam perkataan dan juga perbuatan. Seraya menolak pada suatu hal yaitu “kekuatan adalah kebenaran” might make right, toleransi politik adalah kunci dari demokrasi. Dilain pihak, Juan Linz dan Alfred Stepan dalam Saiful Mujani, 2002 memberikan tanggapan, kalaupun kita berada dalam kondisi ekonomi yang sulit, demokrasi kita dapat dipertahankan kalau masyarakat luas punya sikap positif terhadap prinsip-prinsip dan prosedur demokrasi. Seperti yang telah diungkapkan oleh Gus Dur dalam Mangunwijaya, 1999 yang merumuskan tujuh prinsip dasar sebagai sistem operasional demokrasi yaitu : Sistem pemerintah yang memberikan kedudukan sama dimuka hukum kepada semua warga negara, hukum nasional yang berlaku untuk semua warga negara, sistem perwakilan yang berdasar pada ketentuan one man one vote, jaminan penuh terhadap kebebasan berpendapat, pembagian bidang kegiatan dan tanggung jawab yang tuntas dalam tiga lembaga eksekutif, legeslatif, dan yudikatif, jaminan penuh terhadap kebebasan mengembangkan keyakinan agama dan menyebarkan ajaran spiritual, jaminan penuh terhadap kebebasan melakuan kegiatan ilmiah. Selain itu, berkenaan dengan demokratisasi pada sistem pemerintahan yang ada, sikap terhadap demokrasi menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan dari tiap aktivitas politik, terutama pada mahasiswa. Hendri B. Mayo dalam, Muchtar Pakpahan, 2006 memberikan bentuk-bentuk demokrasi yaitu: 1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan melembaga 2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah peaceful change in a changing society 3. Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur orderly succession in rule 4. Membatasi pemakain kekuasaan seacara teratur minimum of coercion 5. Mengakui serta menganggap wajar keaneka ragaman receive of diversity 6. Menjamin tegaknya keadilan Hal ini semakin memperkuat bahwasanya demokrasi berhubungan erat dengan toleransi. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh T. Y. Wang dan Lu- heui Chen 2008 yang berjudul Political Tolerance in Taiwan : Democratic Eltism in Polity Under Threat, berkesimpulan bahwa, toleransi politik sebagai salah satu prinsip demokrasi dan sebagai dasar agar demokrasi tetap dapat berjalan. Dengan tidak adanya sikap toleransi yang ada pada rakyat Taiwan, maka memperoleh hasil perilaku intolerant politic, yang mana dapat mengurangi stabilitas demokrasi dan berkemungkinan berujung pada kehancuran. Atas dasar latar belakang diatas, maka penulis memberi judul penelitian ini Pengaruh Perlibatan Politik dan Sikap Terhadap Demokrasi dengan Toleransi Politik Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

1.2 Perumusan Masalah