Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan menyadari sepenuhnya akan hakekat pembangunan masyarakat Indonesias, serta sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita nasional dibidang pendidikan seperti yang dimaksudkan di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara kita. Agama kita memperlakukan manusia sebagai kesatuan yang utuh, terdapat persambungan yang jelas antara sisi keduniaan dan keakhiratan, manusia telah membawa fungsi ke-Tuhan-an sebagai khalifah Allah di muka bumi dengan tugas kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan manusia sendiri. 1 Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan membangun seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan ini selain untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan modernisasi yang termasuk didalamnya globalisasi, industrialisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi. 1 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa,2000, cet.1 h.1 2 Hal tersebut terutama sekali dalam rangka mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan hakikat kemanusiaannya. Permasalahan pendidikan yang ada pada jaman sekarang ini adalah kurangnya pengamalan dari hasil pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam yang ada di sekolah umum. Sehingga yang peserta didik ketahui hanyalah sekedar teoritis saja padahal di dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam, teori tanpa praktek akan sis-sia. Karena justru nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan agama Islam adalah pada segi perbuatannya. Oleh karena itu salah satu untuk mewujudkan agar peserta didik memahami nilai-nilai pendidikan agama Islam lebih mendalam, peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai pendidikan agama Islam. Namun, mewujudkan manusia seutuhnya bukanlah hal yang mudah. Banyak halangan dan rintangan bahkan tingkat kegagalan dijumpai dalam upaya pengembangan diri sendiri. Sumber kegagalan tersebut dari sifat dan prilaku manusia yang sering melampaui batas, kekurangan kemampuan dalam bersosialisasi, kelemahan sarana, prasana dan upaya, dan hubungan yang tidak harmonis dengan lingkungannya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan dan kapasitas manusia yang dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian di sempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat media yang disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 2 2 Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, llmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Press,2006, cet.1, h.2 3 Pendidikan Agama Islam merupakan sub sistem dari pendidikan nasional mendapat perhatian yang serius dari masyarakat dan pemerintah sejak Taman Kanak-Kanak sampai perguruan tinggi sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11 Ayat 6 bahwa “pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.” 3 Tumbuh dan berkembangnya keimanan pada diri siswa, dan semakin mampu mengembangkan akhlakbudi pekerti yang baik serta mengenal nilai moral agama dalam hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Peserta didik pada tingkat SLTP sedang mengalami perubahan jasmani yang sangat cepat dan mengakibatkan kegoncangan emosi, sehingga sangat memerlukan agama untuk menentramkan batinnya. Pertumbuhan jasmani terjadi baik dari dalam maupun dari luar seperti perubahan karena berakhirnya kelenjar kanak-kanak bergantung dengan kelenjar yang memproduksi hormon seks, yang mengakibatkan banyak perubahan pada tubuhnya. Pertumbuhan jasmani yang berjalan cepat itu tidak seimbang sehingga terjadi ketidak serasian gerak dan prilaku. Diantara perubahan yang merisaukan remaja yang tidak mengerti perubahan yang sedang dilaluinya adalah perubahan suara, perubahan kelenjar menyebabkan mimpi atau mulai haid. Perkembangan kecerdasan telah sampai kepada mampu memahami hal yang abstrak pada usia lebih kurang 13 Tahun dan mampu mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang ditemuinya pada usia lebih kurang 14 Tahun. Kegiatan pendidikan agama hendaknya mampertimbangkan semua perubahan dan kegoncangan yang dialami oleh 3 Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Dan Penjelasannya, Jakarta: Eko Jaya, 1989, h.56 4 siswa SLTP ini. Guru diharapkan mampu memahami keadaan jiwanya yang sedang goncang dan dapat membantunya dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dialaminya. Dalam hubungan ini kegiatan sosial keagamaan akan membantu pengembangan kepribadian remaja. 4 Dengan kata lain, disamping anak didik mendapatkan ilmu pengetahuan agama, menghayatinya hingga menimbulkan peningkatan kesadaran beragama, juga mendorong anak didik untuk mengamalkan ajaran agamanya. Namun, apakah Pendidikan Agama Islam berhubungan positif dengan Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa? Atas dasar latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik membahas permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul : “HUBUNGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PENGAMALAN NILAI- NILAI ISLAMI SISWA”, Studi Penelitian di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

B. Identifikasi Masalah