Hubungan pendidikan agama islam dengan pengalaman nilai-nilai islami siswa ;studi kasus SMPN 10 kota Tangerang Selatan

(1)

(Studi Penelitian di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Roviqoh NIM: 105011000033

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

(Studi Penelitian di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Roviqoh NIM: 105011000033

Di Bawah Bimbingan

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA NIP. 19540802 198503 1 002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(3)

Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa(Studi Penelitian Di SMPN 10 Kota Tangerang selatan)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah danb Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal 10 Desember 2010 dihadapan dewan penguji. Karena tu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama.

Ciputat 20 Desember 2010

Panitia Pengujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)

Bahrissalim, M.Ag

NIP : 19680307 199803 1 002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiuddin Siddiq, MA NIP : 19670328 200003 1 001

Penguji I

Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi NIP : 19530813 198003 2 001

Penguji II

Siti Khodijah MA

NIP : 19700727 199703 2 004

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP : 19571005 198703 1 03


(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Roviqoh

Tempat/Tgl. Lahir : Tangerang, 12 Oktober 1987

NIM : 105011000033

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Hubungan Pendidikan Agama Islam Dengan Pengamalan Nilai-Nilai Islami Siswa kelas VIII Di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. Abuddin Nata MA.

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,

Mahasiswa Ybs.

Roviqoh NIM: 105011000033


(5)

i Roviqoh,

105011000033

Hubungan Pendidikan Agama Islam dengan Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa kelas VIII di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif mengenai bagaimanakah pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Dengan Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa kelas VIII di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

Bagi umat Islam, agama merupakan dasar utama dalam mendidik anak-anaknya melalui sarana-sarana pendidikan. Karena dengan menanamkan nilai-nilai agama akan sangat membantu terbentuknya sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan deskriptif-analisis yang didukung teknik-teknik pengumpulan data dengan teknik pengambilan random sampling dengan bilangan ganjil genap. Jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Kemudian untuk mengetahui tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut data dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi product moment.

Dari hasil perhitungan dengan angka korelasi sebesar 0.353 berada pada arah yang positif, sedangkan uji signifikasi koefisien korelasi menunjukkan bahwa r table pada taraf 5% signifikan sebesar 0,304; sedangkan pada taraf 1% diperoleh r table sebesar 0.393 dengan kata lain Hipotesa alternative (Ha) diterima Hipotesa nihil (Ho) ditolak, jadi terdapat korelasi antara Pendidikan Agama Islam dengan Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa kelas VIII di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan namun bukanlah merupakan korelasi positif yang meyakinkan.


(6)

ii

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa skripsi ini. Shalawat teriring salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, untuk keluarga, dan para sahabat-Nya serta umat yang mengikutinya. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya sampai hari kiamat.

Karya tulis ilmiah berupa skripsi ini ditujukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I).

Selama penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak mendapatkan bantuan, baik berupa moril maupun materil, serta pemikiran saran dan kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Bahrissalim M.Ag dan Drs. Sapiudin Sidiq, M.Ag, selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Prof. Dr. H. Abuddin Nata. MA. Yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi yang sangat berharga kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini;

4. Segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah memberi pengajaran kepada penulis, mudah-mudahan ilmu yang pernah disampaikan kepada penulis bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umunya bagi semua;


(7)

iii

6. Ayahanda H. Sarmidi dan Ibunda Hj. Nur Mukhlisah yang memberikan motivasi baik moril maupun materil untuk kelancaran dalam penulisan skripsi

ini serta kasih sayangnya diiringi do’a yang tak pernah putus kepada-Nya agar putra putrinya menjadi anak yang soleh dan solehah.

7. Wiwik Winarti S.Si dan suami, serta Muhasan S.Pd kakakku tersayang, Hadi Firmansyah, Mukhtar Adib Azam Zami, Sri Solehah, Titi Salmiyah, Ahmad Fajar Muntaha, adik-adikku tersayang.Dzi Ilmi Faizi, keponakanku tersayang. kalian semua selalu memberi nuansa kehidupan di hati memberikan kebahagian dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, saudara tidak bisa dipisahkan;

8. Sahabat-sahabatku, Rizki Amalia, Halimah, Mukarramah, The Muti, Nur istiqomah, Silvi yang selalu memberikan penuh warna dalam hidupku yang menjadi sumber kekuatan semangat tersendiri bagi penulis.

9. Maman Ilman, terimakasih atas dukungannya.

10.Serta Teman-teman Prodi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2005 yang telah berbagi suka dan duka pada masa saat-saat kuliah.

Atas semua bantuan dari berbagai pihak, penulis hanya dapat memanjatkan doa kehadirat Allah SWT. Semoga kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis mendapatkan balasan maupun imbalan yang setimpal dari

Allah, Amin Ya Rabbal’alamin.

Jakarta, November 2009 M Dzuhijjah 1430 H


(8)

iv LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Deskripsi Teoretik ... 6

1. Pendidikan Agama Islam ... 7

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 7

b. Dasar pendidikan Islam dan Tujuan Pendidikan Islam ... 11

c. Pendidikan Agama Islam dan Pengamalan Nilai-Nilai Islami ... 15

d. Pengukuran Pendidikan Agama Islam ... 16

2. Pengamalan Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam ... 19

a. Nilai Keimanan ... 19

b. Nilai Akhlak ... 20

c. Nilai Ilmu Pengetahuan ... 21

d. Nilai Musyawarah ... 21


(9)

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 24

B. Metode Penelitian ... 24

C. Populasi Dan Sampel ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Variabel Dan Definisi Operasional ... 26

F. Teknis Analisis Dan Pengolahan Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Berdirinya SMPN 10 Kota Tangerang Selatan ... 33

1. Sejarah Berdirinya SMPN 10 Kota Tangerang Selatan .. 33

2. Visi Dan Misi ... 34

3. Sarana Dan Prasarana ... 34

4. Keadaan Pegawai Sekolah ... 35

5. Keadaan Siswa ... 36

B. Deskripsi data ... 37

1. Pendidikan Agama Islam ... 37

2. Pengamalan nilai-nilai islami siswa ... 48

C. Analisa Dan Interpretasi Data ... 58

1. Analisa Data ... 58

2. Interpretasi Data ... 63

D. Keterbatasan Penelitian ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN


(10)

vi

Tabel 1 Kisi-kisi angket untuk variabel X (Pendidikan Agama Islam)

dan variabel Y (Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa) ... 27

Tabel 2 Skor item alternativ jawaban responden ... 29

Tabel 3 Indeks korelasi product moment ... 30

Tabel 4 Keadaan sarana dan prasarana SMPN 10 Kota Tangerang Selatan, berdasarkan statistik tahun ajaran 2008-2009 ... 35

Tabel 5 Keadaan Pegawai SMPN 10 Kota Tangerang Selatan... 36

Tabel 6 Kelas / rombongan belajar ... 36

Tabel 7 Meyakini keesaan Allah SWT ... 38

Tabel 8 Hakikat penciptaan manusia ... 38

Tabel 9 Mengetahui proses turunnya Al-qur’an ... 39

Tabel 10 Meyakini qada dan qadar ... 39

Tabel 11 Harus tolong menolong antar sesama ... 40

Tabel 12 Ukhuah Islamiah ... 40

Tabel 13 Sabar ... 41

Tabel 14 Jujur ... 41

Tabel 15 Shalat lima waktu ... 42

Tabel 16 Shalat berjamaah ... 42

Tabel 17 Shalat dan dzikir ... 43

Tabel 18 Shalat sunnah tahajud ... 43

Tabel 19 Turunnya wahyu... 44

Tabel 20 Gua hira tempat turunnya wahyu ... 44

Tabel 21 Masjid quba adalah masjid yang pertama ... 45

Tabel 22 Pengangkatan Rasul ... 45

Tabel 23 Al-qur’an hanya untuk orang arab ... 46

Tabel 24 Bahasa Arab adalah Bahasa Al-qur’an ... 46

Tabel 25 Bahasa Arab adalah Bahasa yang diperluklan oleh orang Islam 47

Tabel 26 Bahasa Arab pada saat ini sangat diperlukan ... 47


(11)

vii

Tabel 30 Percaya ada balasan terhadap perbuatan ... 49

Tabel 31 Senang menolong orang lain yang membutuhkan ... 50

Tabel 32 Menjalin persaudaraan ... 50

Tabel 33 Bersabar dapat menyelesaikan pekerjaan... 51

Tabel 34 Selalu berkata jujur ... 51

Tabel 35 Tidak pertnah meninggalkan shalat lima waktu... 52

Tabel 36 Shalat berjamaah dan mengajak teman untuk melakukannya .... 52

Tabel 37 Setelah shalat diri merasa tenang dan tentram ... 53

Tabel 38 Tidak pernah melaksanakan shalat tahajud ... 53

Tabel 39 Hafal surat-surat pendek dalam Alqur’an ... 54

Tabel 40 Suka membaca karena dengan membaca pengetahua Saya bertambah ... 54

Tabel 41 Sangat terpanggil untuk selalu memperjuangkan Agama Islam . 55 Tabel 42 Berusaha meneladani contoh-contoh dalam sejarah ... 55

Tabel 43 Senang bisa mengetahui arti Al-qur’an ... 56

Tabel 44 Merasa bangga dapat mengetahui Bahasa Arab... 56

Tabel 45 Mempelajari Bahasa Arab lebih dalam ... 57

Tabel 46 Sarana untuk memahami Al-qur’an dengan mempelajari Al-qur’an ... 57

Tabel 47 Skor angket Pendidikan Agama Islam siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan ... 58

Tabel 48 Skor pengamalan nilai-nilai Islami siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan ... 60


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan menyadari sepenuhnya akan hakekat pembangunan masyarakat Indonesias, serta sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita nasional dibidang pendidikan seperti yang dimaksudkan di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara kita.

Agama kita memperlakukan manusia sebagai kesatuan yang utuh, terdapat persambungan yang jelas antara sisi keduniaan dan keakhiratan, manusia telah membawa fungsi ke-Tuhan-an sebagai khalifah Allah di muka bumi dengan tugas kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan manusia sendiri.1

Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan membangun seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan ini selain untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan modernisasi yang termasuk didalamnya globalisasi, industrialisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.

1

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, (Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa,2000), cet.1 h.1


(13)

Hal tersebut terutama sekali dalam rangka mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan hakikat kemanusiaannya.

Permasalahan pendidikan yang ada pada jaman sekarang ini adalah kurangnya pengamalan dari hasil pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam yang ada di sekolah umum. Sehingga yang peserta didik ketahui hanyalah sekedar teoritis saja padahal di dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam, teori tanpa praktek akan sis-sia. Karena justru nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan agama Islam adalah pada segi perbuatannya. Oleh karena itu salah satu untuk mewujudkan agar peserta didik memahami nilai-nilai pendidikan agama Islam lebih mendalam, peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai pendidikan agama Islam.

Namun, mewujudkan manusia seutuhnya bukanlah hal yang mudah. Banyak halangan dan rintangan bahkan tingkat kegagalan dijumpai dalam upaya pengembangan diri sendiri. Sumber kegagalan tersebut dari sifat dan prilaku manusia yang sering melampaui batas, kekurangan kemampuan dalam bersosialisasi, kelemahan sarana, prasana dan upaya, dan hubungan yang tidak harmonis dengan lingkungannya.

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan dan kapasitas manusia yang dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian di sempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.2

2

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, llmu Pendidikan, Pengantar dan Dasar-dasar


(14)

Pendidikan Agama Islam merupakan sub sistem dari pendidikan nasional mendapat perhatian yang serius dari masyarakat dan pemerintah sejak Taman Kanak-Kanak sampai perguruan tinggi sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 11 Ayat 6 bahwa “pendidikan keagamaan merupakan

pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama

yang bersangkutan.”3

Tumbuh dan berkembangnya keimanan pada diri siswa, dan semakin mampu mengembangkan akhlak/budi pekerti yang baik serta mengenal nilai moral agama dalam hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan Tuhannya.

Peserta didik pada tingkat SLTP sedang mengalami perubahan jasmani yang sangat cepat dan mengakibatkan kegoncangan emosi, sehingga sangat memerlukan agama untuk menentramkan batinnya. Pertumbuhan jasmani terjadi baik dari dalam maupun dari luar seperti perubahan karena berakhirnya kelenjar kanak-kanak bergantung dengan kelenjar yang memproduksi hormon seks, yang mengakibatkan banyak perubahan pada tubuhnya.

Pertumbuhan jasmani yang berjalan cepat itu tidak seimbang sehingga terjadi ketidak serasian gerak dan prilaku. Diantara perubahan yang merisaukan remaja yang tidak mengerti perubahan yang sedang dilaluinya adalah perubahan suara, perubahan kelenjar menyebabkan mimpi atau mulai haid.

Perkembangan kecerdasan telah sampai kepada mampu memahami hal yang abstrak (pada usia lebih kurang 13 Tahun) dan mampu mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang ditemuinya (pada usia lebih kurang 14 Tahun). Kegiatan pendidikan agama hendaknya mampertimbangkan semua perubahan dan kegoncangan yang dialami oleh

3

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Dan


(15)

siswa SLTP ini. Guru diharapkan mampu memahami keadaan jiwanya yang sedang goncang dan dapat membantunya dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dialaminya. Dalam hubungan ini kegiatan sosial keagamaan akan membantu pengembangan kepribadian remaja.4

Dengan kata lain, disamping anak didik mendapatkan ilmu pengetahuan agama, menghayatinya hingga menimbulkan peningkatan kesadaran beragama, juga mendorong anak didik untuk mengamalkan ajaran agamanya. Namun, apakah Pendidikan Agama Islam berhubungan positif dengan Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa? Atas dasar latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik membahas permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul : “HUBUNGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PENGAMALAN NILAI-NILAI ISLAMI SISWA”, Studi Penelitian di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan belum menunjukkan hasil yang optimal.

2. Kurangnya Pendidikan Agama Islam siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah penelitian, maka perlu kiranya dibatasi masalahnya sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada tingkat SLTP, khususnya berdasarkan kurikulum pada SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

4

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi,


(16)

2. Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa adalah prilaku siswa yang diamati secara langsung dan data yang dikumpulkan berdasarkan angket.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah dapat dirumuskan dalam rangka menjawab pertanyaan berikut:

Apakah Pendidikan Agama Islam berhubungan positif dan

signifikan dengan Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Pendidikan Agama Islam dengan pengamalan nilai-nilai islami siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan. b. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Pendidikan Agama Islam dengan pengamalan nilai-nilai islami siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

2. Keguanan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bersifat teoritis maupun praktis.

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan tentang pengamalan nilai-nilai islami siswa, khususnya yang berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam. b. Secara Praktis


(17)

a) Memberikan informasi tentang pengembangan pengamalan nilai-nilai islami siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan guna mempertinggi efektivitas kegiatan belajar mengajar.

b) Mendorong para pendidik untuk membimbing siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan dalam mengembangkan Pendidikan Agama Islam.

2) Bagi siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan

Mendorong siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan untuk mengembangkan Pendidikan Agama Islam dalam upaya mengamalkan nilai-nilai islami secara optimal.


(18)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah materi pelajaran yang terstruktur (sebagai ilmu pengetahuan), di satu sisi memiliki kedudukan yang sama dengan ilmu pengetahuan yang lainnya. Akan tetapi disisi lain sebagai sebuah doktrin agama memiliki perbedaan, dan perbedaan inilah yang menjadi permasalahan bila tidak dicarikan jalan keluarnya. Selain itu masalah lainnya adalah Pendidikan Agama Islam tidak terbatas hanya mengandalkan kemampuan intelektual anak dalam mencari materi pelajaran, akan tetapi juga menyangkut masalah perasaan dan lebih menitik beratkan pada pembentukan akhlak, baik terhadap Khalik (Allah), sesama manusia maupun terhadap alam semesta.

Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Pendidikan Islam diselenggarakan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati


(19)

agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.1

Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Zuhairini adalah usaha-usaha sistematis dan pragmatis dalam membentuk anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan, ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan dalam keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia maupun di akhirat.

Pendidikan agama dapat dilihat dari segi tujuan Islam diturunkan yaitu sebagai rahmat sekalian alam. Tujuan tersebut memiliki implikasi bahwa Islam adalah sebuah agama wahyu yang memberikan petunjuk dan peraturan yang bersifat menyeluruh; meliputi kehidupan dunia dan ukhrawi, lahiriyah dan batiniyah, jasmaniyah dan rohaniyah.2

Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dalam rangka membimbing, mengarahkan, mengajarkan serta melatih jiwa anak didik agar mereka menjadi orang yang berkepribadian muslim. Dengan demikian, anak didik tidak hanya menguasai pengetahuan agama Islam saja, tetapi juga keseluruh aspek kepribadiannya dilandasi oleh nilai-nilai Islam yang di aktualisasikan dalam kehidupannya sehari-hari.3

Islam sebagai agama dan sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan. Isyarat ini terjelaskan dari berbagai muatan dalam konsep ajarannya. Untuk lebih jelasnya, maka konsep pendidikan menurut pandangan Islam harus dirujuk dari berbagai

1

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama Dan Keagamaan Visi, Misi, Aksi, (Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000), cet.1 h.31

2

Arifin , HM., M. Ed., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.6 3


(20)

aspek, antara lain aspek keagamaan, spek kesejahteraan, aspek kebahasaan, aspek ruang lingkup dan aspek tanggung jawab.4

Islam serat akan nilai-nilai ajaran yang berhubungan erat dengan pendidikan. Konsep pendidikan Islam perlu dilihat dari dua sudut pandang, yaitu konsep pendidikan Islam secara umum dan konsep pendidikan secara khusus.

1) Pendidikan Umum

Secara umum konsep pendidikan Islam mengacu kepada makna dan asal kata yang membentuk kata pendidikan itu sendiri dalam hubungannya dengan ajaran Islam.

Ada tiga istilah yang umum digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu Al-Tarbiyat, Al-Ta’lim, dan AL-Ta’dib. Tarbiyat mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik yang kedalamannya sudah termasuk makna mengajar atau allama. Berangkat dari pengertian ini makna tarbiyat didefinisikan sebagai proses bimbingan terhadap potensi manusia (jasmani, ruh dan akal) secara maksimal agar dapat menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan dan masa depan (Ummi, 1993:40).

Selanjutnya, Syed Naguib al-Attas merujuk makna pendidikan

dari konsep ta‟dib, yang mengacu kepada kata adab dan variativnya.

Berangkat dari pemikiran tersebut ia merumuskan definisi mendidik adalah membentuk manusia dalam menempatkan posisinya yang sesuai dengan susunan masyarakat, bertingkah laku secara proporsional dan cocok dengan ilmu serta teknologi yang dikuasainya. Baik al-Tarbiyat, al- Ta‟lim maupun al-Ta‟dib, merujuk kepada Allah. Tarbiyat yang ditengarai sebagai kata bentukan dari kata Rabb (بر) atau Rabba ( ّبر ) mengacu kepada Allah sebagai Rabb al-alamin. Sedangkan Ta’lim yang berasal dari kata ‘allama, juga merujuk kepada

Allah sebagai Zat yang Maha „Alim. Selanjutnya ta’dib seperti termuat

4

Prof Dr. H. Jalaluddin, Teologi pendidikan, ( Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001), h.68


(21)

pada pernyataan Rasulullah SAW. „Addabany Rabby

faahsana_ta’diby”memperjelas bahwa sumber utama pendidikan

adalah Allah. Rasul sendiri menegaskan bahwa beliau dididik oleh Allah SAW. Sehingga pendidikan yang beliau peroleh adalah sebaik-baiknya pendidikan.

Penjelasan tersebut memberikan gambaran tentang rangkaian pengertian dan ruang lingkup yang mendasari kosep pendidikan Islam. Secara garis besarnya pendidikan itu menyangkut tiga faktor utama, yaitu:

a) Hakikat penciptaan manusia yaitu, agar manusia menjadi pengabdi Allah yang taat dan setia.

b) Peran dan tanggung jawab manusia sejalan dengan statusnya selaku adb Alllah, al-Basyr, al-Insan, al-Nas, Bani Adam maupun khalifah Allah.

c) Tugas utama Rasul yaitu membentuk akhlak yang mulia serta memberi rahmat bagi seluruh alam (rahmat li al-alamin).

2) Pendidikan Khusus

Untuk merumuskan konsep pendidikan khusus ada babarapa aspek yang perlu dijadikan pertimbangan. Aspek-aspek yang dinilai pendidikan untuk dipertimbangkan antara lain, yang menyangkut faktor kodrat atau fitrah dan lingkungan manusia itu sendiri. Faktor kodrat sebagai komponen yang berasal dari potensi fitrah manusia, sedang factor lingkungan merupakan komponen yang menyangkut kebutuhan hidup manusia sesuai dengan tuntutan masyarakat dan peradaban dimana mereka hidup.

Adanya faktor ini menunjukkan bahwa konsep pendidikan islam dalam pengertian khusus dirumuskan sebagai usaha utuk membimbing dan mengembangkan potensi manusia baik sebagai makhluk individu, maupun sebagai makhluk sosial secara bertahap sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, jenis kelamin, bakat, tingkat kecerdasan serta potensi spiritual yang dimiliki


(22)

masing-masing secara maksimal. Maka konsep pendidikan islam secara khusus akan terdiri dari:

1. Pendidikan khusus berdasarkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan, yaitu:

a. Pendidikan pre natal

b. Pendidikan anak (paedagogi) c. Pendidikn remaja

d. Pendidikan orang dewasa (andragogi) e. Pendidikan orang tua

2. Pendidikan khusus berdasarkan jenis kelamin, yaitu: a. Pendidikan untuk kaum wanita

b. pendidikan untuk kaum pria

3. Pendidikan khusus berdasarkan tingkat kecerdasan, yaitu:

a. Pendidikan luar biasa, teruntuk kepada peserta didik yang memiliki kemampuan, baik yang lemah (debil, embicil atau

idiot), maupun yang cerdas (begaaf dan genius).

b. Pendidikan biasa, teruntuk peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan normal.

4. Pendidikan berdasarkan potensi spiritual, yaitu pendidikan agama, yang di titikberatkan pada bimbingan dan pengembangan potensi keberagamaan yang dimiliki setiap individu.

b. Dasar Pendidikan Islam dan Tujuan Pendidikan Islam 1) Dasar Pendidikan Islam.

Prof. Omar Muhammad at-Taumy al-Syaibany menyatakan bahwa dasar pendidikan Islam identik dengan dasar tujuan Islam. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu al-Qur‟an dan al -Hadist. Pemikiran yang serupa, juga dianut oleh para pemikir pendidikan Islam. Atas dasar pemikiran tersebut, maka para ahli didik dan pemikir pendidikan Muslim mengembangkan pemikiran mengenai pendidikan Islam dengan merujuk kedua sumber utama


(23)

ini, dengan bantuan berbagai metode dan pendekatan seperti qiyas,

ijma’, ijtihad dan tafsir. 5

Berdasarkan penjelassan diatas bahwa dasar pendidikan agama Islam adalah Al-Qur‟an, sunnah dan jihad para ulama dalam menetapkan suatu hukum yang menyesuaikan kebutuhan pendidikan agama Islam yang selalu berubah dan berkembang. 2) Tujuan pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam dirumuskan dari nilai-nilai filosofis yang kerangka dasarnya termuat dalam filsafat pendidikan Islam. Seperti halnya dasar pendidikannya maka tujuan pendidikan Islam juga identik dengan tujuan Islam itu sendiri. Hal ini sempat menimbulkan pandangan yang kontraversial dari pada ahli didik terhadap pendidikan Islam. Seakan mereka kurang dapat menerima penjelasan yang demikian itu.

Dari sudut pandang ini, maka tujuan pendidikan Islam memiliki kerakteristik yang ada kaitannya dengan sudut pandang tertentu. Secara garis besarnya tujuan pendidikan Islam dapat dilihat dari tujuh dimensi utama. Setiap dimensi mengacu kepada tujuan pokok yang khusus. Atas dasar pandangan yang demikian, maka tujuan pendidikan Islam mencakup ruang lingkup yang luas.6 a) Hakikat penciptaan manusia

Berdasarkan dimensi ini, tujuan pendidikan Islam diarahkan kepada pencapaian targaet yang berkaitan dengan hakikat penciptaan manusia oleh Allah SWT. Dari sudut pandang ini, maka pendidikan Islam bertujuan untuk membimbing perkembangan peserta didik secara optimal agar menjadi pengabdi kepada Allah yang setia (Q.S.51:56). Berangkat dari tujuan ini, maka aktivitas pendidikan diarahkan kepada upaya membimbing manusia agar dapat menempatkan

5

Prof. Dr. H. Jalaluddin,Tteologi Islam, Jakarta,Raja Grafindo Persada, 2001, h.80 6


(24)

diri dan berperan sebagai individu yang taat dalam menjalankan ajaran agama Allah. Jadi dimensi ini diarahkan pada pembentukan pribadi yang bersikap taat asas terhadap pengabdian kepada Allah.

b) Dimensi tauhid

Mengacu pada dimensi ini, maka tujuan Islam diarahkan kepada upaya pembentukan sikap taqwa. Dengan demikian pendidikan ditujukan kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadi hamba Allah yang taqwa. Diantara ciri mereka yang taqwa adalah beriman kepada yang gaib, mendirikan sholat, menafkahkan sebagian rizqi anugrah Allah, beriman kepada al- Qur‟an dan kitab-kitab samawi sebelum

al-Qur‟an, serta keyakinan hidup akhirat (QS. 2:3).

c) Dimensi Moral

Dalam dimensi ini manusia dipandang sebagai sosok individu yang memiliki potensi fitriah. Maksudnya bahwa sejak dilahirkan, pada diri manusia sudah ada sejumlah potensi bawaan yang diperoleh secara fitrah. Menurut M. Quraish Shihab, potensi ini mengacu kepada tiga kecenderungan utama, yaitu benar, baik dan indah. Manusia pada dasarnya cenderung untuk senang dengan yang benar, yang baik, dan yang indah. d) Dimensi perbedaan individu

Manusia merupakan makhluk ciptaan yang unik. Secara umum manusia memiliki sejumlah persamaan. Namun dibalik itu sebagai individu, manusia juga memiliki sejumlah perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya. Bahkan perbedaan tersebut juga ditemui pada mereka yang dilahirkan sebagai bayi kembar identik (identical twin).


(25)

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang memiliki dorongan untuk hidup berkelompok secara bersama-sama. Oleh karena itu dimensi sosial mengacu kepada kepentingan sebagai makhluk sosial, yang didasarkan pada pemahaman bahwa manusia hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat, manusia mengenal sejumlah lingkungan sosial, dari bentuk satuan yang terkecil hingga yang paling kompleks, yaitu rumah tangga hingga ke lingkungan yang paling luas seperti Negara. Sejalan dengan hal itu, maka tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia yang memiliki kesadaran akan kewajiban, hak dan tanggungjawab sosial, serta sikap toleran, agar keharmonisan hubungan antar sesama manusia dapat berjalan dengan harmonis.

f) Dimensi profesional

Setiap manusia memiliki kadar kemampuan berbeda. Berdasarkan pengembangan kemampuan yang dimiliki itu, manusia diharapkan dapat menguasai ketrampilan profesional. Maksudnya dengan ketrampilan yang dimiliki itu ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketrampilan sebagai sebuah keahlian yang dapat diandalkan untuk digunakan dalam mencari nafkah hidup.

g) Dimensi ruang dan waktu

Selain dimensi yang dikemukakan diatas, tujuan pendidikan Islam juga dapat dirumuskan atas dasar pertimbangan dimensi ruang dan waktu, yaitu dimana dan kapan. Dimensi ini sejalan dengan tataran pendidikan Islam yang prosesnya tertentang dalam lintasan ruang dan waktu yang cukup panjang. Dengan demikian secara garis besarnya tujuan yang harus dicapai pendidikan Islam harus merangkum semua tujuan yang terkait dalam rentang ruang dan waktu tersebut.


(26)

Menurut Dr. Zakiah Daradjat tujuan pendidikan agama Islam yaitu menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan

dengan sesama manusia, dapat mengambil manfaa‟at yang semakin

meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup didunia kini dan diakhirat nanti.7

Al-Abrasyi menyimpulkan 5 tujuan pendidikan agama Islam yaitu:

1) Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia. 2) Persiapan kehidupan dunia dan akhirat.

3) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi manfa‟at, atau yang lebih terkenal ini sekarang dengan vokasional dan professional.

4) Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan keinginan tahu dan memungkinkan ia mengkaji ilmu itu sendiri. 5) Menyiapkan pelajar dari segi professional, tekhnikal dan

pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu dan ketrampilan pekerjaan tertentu agar dapat ia mencari rizki dalam hidup disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.8

c. Pendidikan Agama Islam dan Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa

Menurut Mulkan Hasan dalamk bukunya yang berjudul Asas-asas Pendidikan Islam menghatakan bahwa, fungsi utama pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai dari generasi tua ke generasi muda agar identitas suatu masyarakat terpelihara adanya. Nilai-nilai seperti keberanian, kejujuran, setiakawan, dan lain-lain perlu tetap dipelihara demi keutuhan dan kelanjutan hidup masyarakat. Sebab masyarakat

7

Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet.6 h.29 8

Hasan Langgulung, Manusia Dan Pendidikan,suatu analisa psikologi dan pendidikan , (Jakarta Al-Husa Zikra,1995), cet.3 h.60


(27)

yang tidak mempunyai nilai-nilai akan hancur sendiri. Ambil sebagai nilai misal kejujuran, dengan pengertian mengatakan apa yang tergerak di hati dan bertindak sesuai dengan itu. Suatu masyarakat hanya bisa hidup lanjut kalau anggota-anggotanya mengatakan apa yang benar, dan masing setuju terhadap definisi kebenaran. Kalau masing-masing mempunyai definisi sendiri terhadap segala sesuatu dan bertindak seenaknya saja, tentulah masyarakat itu tidak akan wujud. Sedangkan masyarakat perampokpun mempunyai kejujuran, dalam makna apa yang dikatakan, itulah yang di hati, kalau tidak setiap anggota kumpulan perampok itu akan mencurigai satu sama lain, akhirnya mereka hancur sendiri, sebelum berhadapan dengan musuh yang betul.

d. Pengukuran Pendidikan Agama Islam

Untuk memudahkan penulis dalam membahas pengukuran Pendidikan Agama Islam maka akan penulis terangkan terlebih dahulu proses belajar kemudian diikiti oleh penghayatan atau pengamalan nilai-nilai islami.

Dalam uraian sebelumnya sudah diketahui bahwa salah satu fungsi pendidikan adalah; memindahkan nilai-nilai, ilmu dan ketrampilan dari generasi tua ke generasi muda. Persoalan pemindahan nilai-nilai, ilmu dan ketrampilan inilah bidang tugas proses belajar.

Proses belajar dalam maknanya yang luas berlaku setiap saat dan dimanapun. Di dalam kelas, di kantor, di pasar, di jalan, dan dimana saja kita menghadapi persoalan yang perlu diselesaikan. Inilah yang membawa perbincangan kepada konteks yang lebih luas, yaitu proses belajar sosial. Dalam proses belajar sosial ini, tingkahlaku proses belajar melibatkan tiruan.

Meniru adalah tingkahlaku yang dipelajari. Bila seorang melakukan gerak balas, biasanya ia berbuat demikian dengan wujudnya tanda-tanda yang dihasilkan oleh tingkahlaku orang lain.


(28)

Tingkahlakunya sendiri mungkin serupa atau tidak serupa dengan tingkahlaku orang lain. Dari sini terdapat perubahan tingkahlaku atau pendapat pada seseorang sebagai akibat dari tekanan sebetul-betulnya atau diangan-angankan dari seseorang atau sekumpulan orang. Tingkah laku serupa ini disebut pengakuran. Tingkahlaku pengakuran inilah yang berkaitan erat atau satu jenis, dengan penghayatan seperti ini kemudian siswa mampu mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah ia dapat, dan inilah yang menjadi inti pembahasan penulis.

Pengakuran, sebagai salah satu bentuk pengaruh sosial, ditinjau dari segi kekal atau tidak kekalnya tingkahlaku dapat dibedakan tiga gerak balas terhadap pengaruh sosial, yaitu kepatuhan, identifikasi dan penghayatan.

Pada tingkahlaku kepatuhan seseorang terdorong oleh keinginan untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Biasanya tingkahlaku kepatuhan itu hanya berlaku selama janji untuk mendapat gajaran dan menerima hukuman masih berjalan, jadi kalau janji itu sudah tidak terpenuhi maka tingkahlaku kepatuhan itupun hilang. Apa sebabnya? Sebab pada tingkahlaku kepatuhan komponen terpenting adalah kuasa, yaitu kuasa orang yang memberi pengaruh untuk memberi ganjaran kepada orang yang menuruti pengaruh dan perintah dan memberi hukuman kepada orang yang tidak menurut kepada perintah.

Pada tingkah laku identifikasi, biasa diartikan meniru dengan kagum, gerak balas terhadap pengaruh sosial disebabkan oleh keinginan seseorang untuk menyerupai orang yang memberi pengaruh itu. Pada tingkahlaku identifikasi seseorang tidak mengerjakan sutu tingkahlaku karena tingkahlaku itu memuaskan pada dirinya, tetapi ia berbuat demikian sebab ada hubungan yang memuaskan antara dia dengan orang yang memberi pengaruh itu jika ia berbuat demikian. Oleh karena itu pada tingkahlaku identifikasi ada daya tarik orang yang ia kagumi. Jadi kalau kita mengagungi seseorang yang


(29)

mempunyai pendirian tertentu terhadap suatu isu, misalnya mengerai penerapan nilai-nilai Islam, kalau kita tidak mempunyai bukti kuat yang menentang pendapat orang yang kita kagumi itu biasanya kita menyokong pendapat itu. Barang kali dalam konteks inilah dapat difahami tersebarnya berbagai agama. Pertama karena rakyat patuh kepada penguasa, misalnya dahulu raja. Bila raja memeluk agama tertentu biasanya rakyat mengikuti, sebab raja mempunyai kuasa memberi ganjaran atau hukuaman.

Komponen ketiga dari pengakuran sebagai gerak balas terhadasp pegaruh sosial adalah penghayatan. Penghayatan nilai atau kepercayaan adalah gerak balas terhadap pengaruh sosial yang paling kekal dan paling dalam berakar. Motivasi utuk menghayati nilai atau kepercayaan tertentu adalah keinginan untuk benar. Jadi gajaran bagi nilai-nilai dan kepercayaan itu berada di dalam. Jika orang yang memberi pengaruh itu dipandang dapat dipercayai dan mempunyai pemikiran yang baik maka ia terima nilai-nilai dan kepercayaan yang didakwakannya dan kita memadukan kepercayaan itu dengan sistem nilai-nilai kita. Begitu ia menjadi bahagian dari sistem kita maka ia bebas dari sumbernya dan sangat sukar berubah. Itu disebabkan karena komponen yang terpenting pada penghayatan itu adalah kepercayaan dan keahlian orang yang memberi informasi atau pengaruh itu. Inilah makna penghayatan yang dapat diringkas sebagai integrasi sikap, kepercayaan, nilai-nilai, pendapat dan lain-lain kedalam pribadi seseorang. Menurut pendapat mazhab psikoanalisis dalam psikologi, superego atau aspak moral dari pribadi, berasal dari penghayatan nilai-nilai orang tua.

Di sini terlihat bagaimana pentingnya pengaruh orang-orang seperti orang tua dan guru-guru bagi penghayatan nilai-nilai di kalangan generasi muda. Itulah makna penghayatan yang seperti dapat kita lihat, adalah satu jenis proses belajar, yaitu proses belajar dalam konteks sosial, di mana pribadi-pribadi yang berpengaruh memegang


(30)

peranan penting terhadap berlakunya penghayatan itu. Karena penghayatan inilah yang akan menimbulkan gerak pengamalan siswa untuk mengamalkan nilai-nilai islami mereka.

2. Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa

Pendidikan Islam yang diberlakukan dan diselenggarakan dengan tujuan agar peserta didik mempunyai kepribadian Islami, cerdas dan berakhlak mulia serta dapat membawa diri seseorang pada keseimbangan hidup, keselamatan, kebahagiaan di dunia maupun di akhirat tentu mempunyai nilai-nilai ke-Islaman yang terpatri dalam jiwanya sehingga dapat diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Nilai-nilai yang di maksud adalah nilai yang ditanamkan dalam pendidikan Islam. Menurut Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, “nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang diyakini suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan maupun

prilaku”. 9

Sedangkan sumber nilai-nilai ke-Islaman dapat disimpulkan kepada dua macam:

1. Nilai yang Ilahi yaitu nilai yang bersumber dari Al-Qur‟an dan As -Sunnah.

2. Nilai yang mondial (duniawi) yaitu nilai yang bersumber dari ro‟yu atau pikiran, adat istiadat, dan kenyataan alam.

a. Nilai keimanan

Menurut keterangan Abuya Syekh Ashari Muhammad

At-tamami “iman merupakan asas penting yang menjadi landasan tempat berdirinya pribadi seseorang mukmin”.10

Agama Islam menjelaskan bahwa iman dapat membuat hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Pentingnya iman membuat seseorang melakukan langkah prevntif

9

Prof. DR. Zakiyah Drajat, dkk, Dasar-dasar agama islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1996 cet.X, h.260

10

Abuya Syekh Muhammad At-Tammimi, iman dan persoalannya, Jakarta: Giliran Timur, 2002, cet.10, h.8


(31)

untuk menjaga keimanannya dari hal-hal yang tidak diridhai oleh Allah SWT.

Keimanan merupakan salah satu landasan pendidikan, karena:11

1) Keimanan seseorang kepada suatu hal dibuktikan dengan pengakuan bahwa sesuatu itu merupakan kebenaran dan keyakinan. 2) Jika keimanan seseorang telah kuat, segala tindak-tanduk orang itu akan didasarkan pada pikiran-pikiran yang telah dibenarkannya dan hatinya pun akan merasa tentram.

3) Keimanan yang didalamnya terdapat pembenaran dan keyakinan, kadang-kadang, dijalankan secara tidak tepat.

4) Melalui ketundukan prilaku, jalan hidup, dan hibungan antar individu pada keimanan yang sahih, kehidupan kelompok individu pun akan teratur dan istiqamah.

Dari gambaran tersebut diatas kita menemukan bahwa rukun iman merupakan mata rantai yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Sebuah mata rantai tidak akan berguna tanpa mata rantai lainnya. Demikianlah, betapa pentingnya keimanan bagi pendidikan generasi yang sehat dan benar serta masyarakat yang kuat dan kokoh. b. Nilai akhlak

Salah satu tujuan pendidikan Islam yang paling luhur adalah terwujudnya akhlak mulia pada pribadi, keluarga, masyarakat dan sekitarnya sehingga akan terbentuknya kehidupan yang dirahmati Allah, inilah pula yang menjadi citi-cita Rasulullah SAW sehubungan dengan diutusnya beliau ke alam raya ini, melalui sabdanya yang diriwayatkan oleh Malik dari Abu Hurairah ra. Yang menyatakan bahwa Rasulullah SAWbersabda: “sesungguhnya aku diutus (Allah ke

muka bumi ini) untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (H.R.

Malik).

11

Abdurrahman An-Nahwi, Pendidikan Di Rumah, Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995) cet.1 h.84


(32)

Ibnu Maskawaih menjelaskan pengertian akhlak secara terminology yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan.12 c. Nilai Ilmu Pengetahuan

Tiada yang lebih utama dari keutamaan seorang „abdi Allah

kecuali taqwa kepada Allah. Adapun manifestasi keimanan seseorang itu dikaitkan dengan ilmu yang dimilikinya sehingga ia mengamalkan apa yang dilaksanakannya itu dengan ilmunya. Begitu pentingnya ilmu sehingga diibaaratkan seperti curahan air hujan yang dapat menyuburkan tanah bumi setelah kegarsangannya, sedangka ilmu dapat menghidupkan hati yang keras, tandus dan mati. Ilmu pula yang dapat mengangkat derajat seorang hamba dihadapan Allah.

Ilmu yang harus diketahui pertamakali oleh pribadi-pribadi

jema‟ah adalah ilmu yang mengenal Allah, untuk mentaatinya, untuk

menegakkan dirinya dan yang menjauhkan mereka dari bermaksiat kepada-Nya.13

Akhlak yang baik (Akhlaqul karimah) ialah pola prilaku yang dilandaskan pada dan memanifestasikan nilai-nilai iman, islam dan ihsan. Ihsan berarti berbuat baik. Orang yang ihsan disebut muhsin berarti orang yang berbuat baik.14

d. Nilai Musyawarah

Diterangkan bahwa Rasulullah SAW. Memberi pujian kepada orang yang mengedepnkan musyawarah sebagai orang yang dapat dipercaya. Dengan kata lain hanya orang yang benar dan menghargai kemaslahatan umat, merekalah yang mau muyawarah adalah ajaran yang sangat dianjurkan dalam Islam dan merupakan salah satu nilai keislaman yang mampu mendidik umat kearah tujuan yang bermaslahat dan bermufakat.

e. Nilai Keadilan dan Persamaan

12

H. Abudi Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), cet.2 h.2 13

DR Najib Ibrahim, ikrar amaliah islami, Jakarta: Gema Insani Pres, 1993, cet 1. , h.242 14


(33)

Keadilan tidak lepas dengan kata persamaan. Bila keadilan disuarakan tentunya persamaan juga diikutsertakan. Keadilan yang benar adalah keadilan yang mementingkan persamaan hak-hak orang lain pada tempat yang layak dan sewajarnya demi kemaslahatan bersama. Begitu mulianya sikap adil ini sehingga didekatkan maqam/kedudukannya dengan taqwa kepada Allah SWT.

Penanaman nilai-nilai pendidikan Islam hendaknya selalu dikemas dengan tuntunan yang telah digariskan oleh aturan normative yang berlaku agar lebih dapat menjamin keberadaan yang mendukung kepada kesan yang formal dan diakui oleh khayalak ramai serta mendapat dukungan yang dapat melebarkan sayap dalam rangka mendidik., membina serta mencetak generasi didik yang lebih maju dan kreativ.

Agama Islam telah menggaris tuntunan-tuntunannya mengenai etika dan tujuan mendidik secara Islami yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur‟an dan Sunnah RasulullahSAW secara jelas dan sarat dengan pesan-pesan Ilahi, diantaranya: melalui penyampaian ummat-ummat terdahulu, melalui keteladanan yang baik dalam memberi kabar gembira dan peringatan dalam Islam, melalui syiar dan syair yang berupa menyampaikan nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran Islam, dll.

B. Kerangka berfikir

Pendidikan Agama Islam adalah salah satu materi bidang studi wajib di SMP dalam mengetahui dan memahami serta dapat mengamalkan ajaran-ajaran agama. Secara umum pengajaran-ajaran Pendidikan Agama Islam pada tingkat pendidikan di sekolah sangatlah penting.

Secara umum bahwa lapangan pendidikan yang turut mempengaruhi perkembangan pemahaman terhadap agama bagi seseorang adalah lingkungan pada pendidikan keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat dimana seseorang itu hidup.


(34)

Keserasian dan keharmonisan antara ketiga faktor tersebut akan memberikan dampak positif bagi perkembangan seseorang, termasuk dalam pembentukan prilaku dan kewajiban seseorang

Segi metodologis, proses Pendidikan Agama Islam merupakan sebuah tujuan akhir yang hendak dicapai secara bertahap dalam pribadi manusia.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Hipotesis mayor: terdapat hubungan yang signifikan antara Pendidikan Agama Islam dengan pengamalan nilai-nilai islami siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

b. Hipotesis minor: terdapat hubungan yang signifikan antara sub variabel dari variabel Pendidikan Agama Islam dengan pengalaman nilai-nilai islami siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

2. Hipotesis Nihil (Ho)

a. Hipotesis mayor: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Pendidikan Agama Islam dengan pengamalan nilai-nilai islami siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

b. Hipotesis minor: tidak terdapat huubungan yang signifikan antara sub variabel Pendidikan Agama Islam dengan pengamalan nilai-nilai islami siswa SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.


(35)

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan, dengan alasan: penulis sudah mengenal keadaan sekolah dengan baik sehingga memudahkan dalam observasi.

2. Waktu

Waktu penelitian di lakukan pada bulan September – Oktober 2009 B. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan bentuk korelasional yaitu penelitian dengan melihat hubungan antara Pendidikan Agama Islam dengan pengalaman nilai-nilai islami siswa.

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variabel bebas

(independent variabel) yaitu Pendidikan Agama Islam (X) dan variabel terikat

(dependent variabel) yaitu Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa.

Sedangkan teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2007.


(36)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.1

Populasi adalah munit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bias berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi, dan lain-lain. Dengan kata laian populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen.2 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah kelas VIII SMPN 10 Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 364 siswa.

Jika kita akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti, 3 guna untuk menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan teknik sampling.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebanyak +_11% dari populasi yang ada. Suharsimi Arikunto mengemukakan pendapat bahwa “jika objek penelitian lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.” Namun dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 11% yakni sejumlah 40 orang dengan sistem random atau acak, dengan masing-masing siswa (putra/putri) dari jumlah kelas VIII SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

Dengan cara seperti ini, maka diharapkan setiap anggota dari populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h.108 2

Nana Sudjana, Peneliti dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), cet. 1, h. 84

3


(37)

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena yang diselidiki dalam arti yang luas. Dimana observasi dilakukan dengan cara mengunjungi SMP N 10 Kota Tangerang Selatan untuk mengamati siswa, guru, sarana pendukung kegiatan, lingkungan sekitar sebagai data penelitian.

2. Kuesioner

Kuesioner atau Angkat merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau parnyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Melalui kuesioner atau angket inilah penulis mendapatkan data tentang Hubungan Pendidikan Agama Islam dalam membentuk Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa di SMP N 10 Kota Tangerang Selatan.

Kuesioner atau angket yang digunakan penulis adalah Kuesioner atau angket tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai dengan sejumlah jawaban terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian sebuah penelitian.4 Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni:

a. Variabel bebas atau independent variabel, adalah variabel yang menghubungkan yakni Pendidikan Agama Islam.

b. Variabel terikat atau dependent variabel, adalah variabel yang dihubungkan yakni Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa.

4


(38)

2. Definisi Operasional

Agar dapat mengukur variabel yang dijadikan objek penelitian oleh penulis, diperlukan definisi operasional; yakni semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Adapun definisi dari kedua variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hubungan Pendidikan Agama Islam berisikan proses pembelajaran agama Islam sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini.

b. Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa adalah skor yang diperoleh oleh responden dengan menggunakan perangkat kuesioner atau angket terhadap keadaan yang ada dalam diri seorang siswa yang mendorong untuk mengaktualisasikan dirinya terhadap pendidikan yang telah diperolehnya.

Berdasarkan definisi tersebut variabel Pendidikan Agama Islam dapat diukur melalui kuesioner atau angket dengan menggunakan pendekatan dimensi dan indikator pada tabel:

Tabel 1

Kisi-kisi Angket untuk Variabel Y (Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa)

Dimensi Indikator No. item

1. Al-Qur’an dan Hadist

2. Aqidah dan Akhlak

1. Meyakini ke-Esaan Allah SWT. 2. Penciptaan Manusia

3. Proses Turunnya Al-Qur’an 4. Qada dan Qadar

1. Tolong Menolong 2. Ukhwah Islamiyah 3. Sabar

4. Jujur

1 2 3 4

5 6 7 8


(39)

3. Fiqih

4. Sejarah Islam

5. Bahasa Arab

1. Shalat Lima Waktu 2. Shalat Berjamaah 3. Shalat dan Dzikir 4. Shalat Sunnah Tahajud

1. Turunnya Q.S. Al-Alaq 2. Proses Turunnya Wahyu 3. Sejarah Pembangunan Masjid 4. Pengangkatan Rasul

Kegunaan Bahasa Arab

9 10 11 12

13 14 15 16

17,18,19, 20

F. Teknik Analisis Data dan pengolahan data

Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengambilan sampel biasanya dilakukan secara random, bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kegiatan menganalisa data berupa “Hubungan Pendidikan Agama

Islam dalam membentuk Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa”, digunakan

analisa kuantitatif yang diwujudkan dalam bentuk angka dengan cara menjumlah, mengklasifikasi, mentabulasi, dan selanjutnya melakukan perhitungan dengan data statistik.

Dalam pengolahan data, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Editing

Dalam pengolahan data yang pertama kali dilakukan adalah editing, ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.


(40)

2. Skoring

Memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai berikut: Tabel 2

Skor item alternative jawaban responden

Positif (+) Negative (-)

Jawaban Skor Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4

Ragu 3 Ragu 3

Setuju 4 Setuju 2

Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1

3. Tabulating

Bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel yang mempunyai kolam setiap bagian angket sehingga terlihat jawaban responden yang satu dengan yang lainnya.

Setelah tahap pengumpulan data dilakukan, tahap berikut adalah menganalisa data dengan pendekatan analisa kuantitatif secara deskriptif yang sebelumnya ditentukan prosentase dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut.

P = 

N F

100%

Keterangan : P = Presentasi F = Frekuensi

N = Banyak responden

Selanjutnya, untuk mengetahui Hubungan Pendidikan Agama Islam (variabel x) dalam membentuk Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa


(41)

(variabel y), penulis menggunakan rumus product moment dari cari pearson sebagai teknik analisanya.

Cara operasional data dilakukan melalui tahap-tahapan sebagai berikut :

a. Mencari angka korelasi dengan rumus:



2

2

xy

N XY X Y

r

N X X N Y Y

 

 

5

Keterangan:

rxy = angka indeks korelasi ”r” product momen N = Number Of Cases / Banyak siswa

∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑X = Jumlah seluruh skor X

∑Y = Jumlah seluruh skor Y

b. Memberikan interpretasi terhadap rxy; yakni:

1) Memberikan penyederhanaan dengan cara mencocokkan hasil perhitungan dengan indeks korelasi ”r” product moment seperti berikut :

Tabel 3

Indeks korelasi product moment Besarnya ”r” product

moment (rxy)

interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi, tetapi sangat lemah atau sangat rendah: sehingga korelasi diabaikan (dianggap tidak ada korelasi var. X dan var. y) 0,21 – 0.40 Antara variabel x dan variabel

5


(42)

y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

0,41 – 0,60 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0,61 – 0,80 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,81 – 0,00 Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

2) Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan jalan konsultasi pada tabel nili ”r” product moment. Prosedur yang dilalui dengan cara ini adalah sebagai berikut:

- Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (H0) - Menguji kebenaran dari hipotesa yang telah dirumuskan

dengan jalan membandingkan besarnya ”r” product moment dengan ”r” yang tercantum dalam tabel ( r1) baik pada taraf signifikasi 1% maupun 5% namun dengan terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degree of freedom (df).

Rumus: df= N-nr Keterangan:

Df = degree of freedom (derajat bebas) N = jumlah sample (objek penelitian) Nr = jumlah variabel

Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 40, maka dfnya adalah (40-2=38), jika r dihitung lebih besar dari tabel, maka korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima. Namun jika r dihitung lebih kecil dari tabel, maka


(43)

korelasi dianggap tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak.

Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana, maupun memberikan interpretasi dengan menggunakan r tabel. Selanjutnya adalah mencari seberapa besar kontribusi yang diberikan variabel x terhadap variabel y, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut

KD=r x100% Keterangan:

KD = kontribusi variabel x terhadap variabel y.

R = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.

G. Hipotesis Statistik Ha: r hitung > r tabel Ho: r hitung < r tabel

Semua perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS dan manual.


(44)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMPN 10 Kota Tangerang Selatan1 1. Sejarah Berdirinya SMPN 10 Kota Tangerang Selatan

SMPN 10 Kota Tangerang Selatan pada mulanya bernama SMPN 3 Ciputat pada tahun 1994 – 1997, yang merupakan sekolah kelas jauh (status “SILIAL”) dari SMPN 1 Ciputat (sekarang SMPN 2 Ciputat) yang pada waktu itu untuk sementara menempati gedung SDN Pondok Ranji IV dan V ( kurang lebih selama 2 tahun)

Tepatnya pada tanggal 5 Oktober 1994 SMPN 3 Ciputat diresmikan dan penergiannya berdasarkan SK kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dengan nomor (20.102.04.16.197) kemudian berubah dengan Nomor Statistik sekolah yang baru yaitu (20.128.03.10.020). sejalan dengan penyesuaian sekolah-sekolah negeri yang ada di Ciputat maka SMPN 3 Ciputat berganti dengan nama SMPN 4 Ciputat (akhir tahun 1997). Sekolah ini merupakan lembaga pemerintah yang mengelola bidang pendidikan, sehingga merupakan hal biaa jika terjadi pergantian pemimpin. Sejalan dengan penyesuaian yang ada di sekolah-sekolah Tangerang maka SMPN 4 Ciputat berganti nama dengan SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.

1


(45)

Sampai sekarang ini SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sudah 7 kali mengalami pergantian pemimpin (kepala sekolah) yaitu :

a. Drs. Haris Djuharadibrata (dari tahun 1994 – 1997) b. Drs. H. Munadjat Indira (dari tahun 1997-1998) c. Drs. Undang R. Wahyudi (Penyemat selama 3 bulan) d. Drs. Nidin Komarudin (dari tahun 2003-2008) e. Drs. Hj. Elly Wijayanti (dari tahun 2008-sekarang)

2. Visi dan Misi

Visi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan adalah Berprestasi dan Berakhlak Mulia

Adapun Misi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. b. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai. c. Meningkatkan profesionalisme guru.

d. Meningkatkankualitas input penerimaan siswa baru e. Meningkatkan pembinaan seni budaya dan olahraga.

f. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman nilai-nilai kegamaan yang dianut

g. Meningkatkan pelaksanaan tata tertib.

h. Meningkatkan peran serta orang tua dan masyrakat dalam proses pendidikan

3. Sarana dan Prasarana

Sampai tahun 2009 ini pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana di SMPN 10 masih terus ditingkatkan


(46)

Tabel 4

Keadaan Sarana Dan Prasarana SMPN 10 Menurut Jumlah Dan Kondisi

No Jenis Jumlah Kondisi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Ruang Belajar Ruang Kepala Sekolah

Ruang Tata Usaha Ruang Guru Ruang BP/BK Ruang Perpustakaan Ruang Laboratorium Kmputer Ruang Osis dan Ekstrakulikuler

(Paskibra, PMR, Kesenian dll) Ruang Koperasi

MCK Kepala Sekolah MCK Guru MCK Tata Usaha

MCK Siswa Bangun Kantin Musholla Rumah Penjaga Pos Satpam Gudang Pemarkiran Lapangan Bola Volley

Lapangan Basket Lapangan Futsal 27 ruang 1 ruang 1 ruang 2 ruang 1 ruang 1 ruang 2 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 2 ruang 1 ruang 10 ruang 1 bangunan 1 bangunan 1 bangunan 1 ruang 1 ruang 1 bangunan 1 buah 1 buah 1 buah Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

4. Keadaan Pegawai Sekolah

Keadaan Pegawai SMPN 10 Kota Tangerang Selatan, berdasarkan statistik Tahun ajaran 2008-2009 adalah sebagai berikut :


(47)

Tabel 5

Keadaan Pegawai SMPN 10 Kota Tangerang Selatan Menurut Jumlahnya

Nama Jumlah

Kepala Sekolah Guru Tetap Guru Tidak Tetap

Guru Bantu Tata Usaha Tetap Tata Usaha Tidak Tetap

Pesuruh Satpam

1 orang 38 orang

6 orang 1 orang 1 orang 6 orang 5 orang 2 orang

Sumber : Laporan bulan Oktober 2009, SMPN 10 Kota Tangerang Selatan

5. Keadaan Siswa

Keadaan siswa di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan, berdasarkan statistik tahun ajaran 2009 adalah sebagai berikut :

Tabel 6

Kelas / Rombongan Belajar

Kelas Jumlah Keadaan Siswa Jumlah

L P

VII VIII IX

9 9 9

191 190 155

160 174 201

351 364 356

Jumlah 27 537 537 1071

Sumber : Laporan bulan Oktober 2009, SMPN 10 Kota Tangerang Selatan

Jadi, total jumlah keseluruhan siswa yang ada di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan adalah 1071 orang.


(48)

B. Deskripsi data

Sebagaimana telah dibahas dalam bagian terdahulu, kegiatan menganalisa data berupa “Hubungan Pendidikan Agama Islam dengan Pengamalan Nilai-nilai Islami Siswa”, menggunakan analisa kuantitatif yang diwujudkan dalam bentuk angka dengan cara menjumlah, mengklasifikasi, mentabulasi, dan selanjutnya melakukan perhitungan dengan data statistik.

Data diperoleh melalui angket atau kuesioner yang disebarkan kepada seluruh responden. Kuesioner ini disebarkan kepada +-50 orang responden yang dipilih secara random sebagai sampel. Selanjutnya, data yang diperoleh melalui kuesioner atau angket tersebut diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan prosentase denagn menggunakan rumus sebagai berikut:

P=F/NX100% Keterangan: P= presentase F= frekuensi

N= banyak responden

Hasil angket dimasukkan kedalam tabulasi yang merupakan prosentase dari data-data instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabel angka-angka dalam prosentase yang dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT: dan mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, toleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama Islam dalam komunitas sekolah.


(49)

Tabel 7

Meyakini keEsaan Allah SWT

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 1 Tidak ada Tuhan selain Allah SWT

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 0 0 40

0.0 % 0.0 % 0.0 % 0.0% 100.0 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 0%, setuju sebanyak 0%, dan sangat setuju 100%; jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat satuju meyakini keEsaan Allah SWT.

Tabel 8

Hakikat Penciptaan Manusia

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 2 Manusia diciptakan untuk beribadah

kepada Allah SWT

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 0 11 29

0.0 % 0.0 % 0.0 % 27.5% 72.5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 0%, setuju sebanyak 27.5%, dan sangat setuju 72.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju hakikat penciptaan manusia untuk beribadah kepada Allah SWT.


(50)

Tabel 9

Mengetahui Proses Turunnya Al-Qur’an

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 3 Malam Lailatul qadar adalah malam

diturunkannya Al-qur’an STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

1 14 1 8 16 2.5 % 35.0 % 2.5% 20.0% 40.0 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 2.5%, tidak setuju sebanyak 35%, ragu-ragu sebanyak 2.5%, setuju sebanyak 20%, dan sangat setuju 40%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju lailatul qadar malam turunnya Al-qur’an.

Tabel 10

Meyakini Qada dan Qadar

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 4 Meyakini kebenaran takdir Allah

SWT.

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 2 16 22 0.0 % 0.0 % 5.0% 40.0% 55.0 %

Jumlah 40 100 %

Dari ragu-ragu sebanyak tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu 5%, setuju sebanyak 40%, dan sangat setuju 55%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju Meyakini Qada dan qadar.


(51)

Tabel 11

Harus Tolong Menolong antar Sesama

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 5 Manusia harus saling tolong

menolong

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 0 15 25 0.0 % 0.0 % 0.0% 37.5% 62.5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 0%, setuju sebanyak 37.5%, dan sangat setuju 62.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju manusia harus saling tolong menolong.

Tabel 12 Ukhuah Islamiah

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 6 Rasa persaudaraan/ ukhuah islamiah

sangat dianjurkan dalam Islam STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 9 13 18 0.0 % 0.0 % 22.5% 32.5% 45.0 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 22.5%, setuju sebanyak 32.5%, dan sangat setuju 45%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju anjuran ukhuah islamiah dalam Islam.


(52)

Tabel 13 Sabar

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 7 Sabar dapat menolong setiap

pekerjaan

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 8 21 11 0.0 % 0.0 % 20.0% 52.5% 27.5%

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 20%, setuju sebanyak 52.5%, dan sangat setuju 27.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan setuju sabar dapat menolong setiap pekerjaan dengan baik.

Tabel 14 Jujur

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 8 Jujur sangat diperlukan dalam

keadaan apapun

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 4 19 17 0.0 % 0.0 % 10.0% 47.5% 42.5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 10%, setuju sebanyak 47.5%, dan sangat setuju 42.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan setuju jujur sangat diperlukan dalam keadaan apapun.


(53)

Tabel 15 Shalat Lima Waktu

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 9 Shalat lima waktu tidak boleh

ditinggalkan

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 2 10 28 0.0 % 0.0 % 5.0% 25.0% 69.5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 5%, setuju sebanyak 25%, dan sangat setuju 69.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju salat lima waktu tidak boleh ditinggalkan.

Tabel 16 Shalat Berjamaah

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 10 Shalat berjamaah lebih besar

pahalanya dari pada shalat sendiri STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 1 6 33 0.0 % 0.0 % 2.5% 15.0% 82.5%

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 2.5%, setuju sebanyak 15%, dan sangat setuju 82.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju shalat berjamaah lebih besar pahalanya dari pada halat sendiri.


(54)

Tabel 17 Shalat dan Dzikir

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 11 Shalat dan dzikir dapat membuat hati

tenang

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 1 15 24 0.0 % 0.0 % 2.5% 37.5% 60.0 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 2.5%, setuju sebanyak 37.5%, dan sangat setuju 60%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju shalat dan dzikir dapat membuat hati tenang.

Tabel 18

Shalat Sunnah Tahajud

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 12 Shalat tahajud sangat dianjurkan

dalam Islam

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 4 15 14 7 0.0 % 10.0 % 37.5% 35.0% 17.5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 10%, ragu-ragu sebanyak 37.5%, setuju sebanyak 35%, dan sangat setuju 17.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan ragu-ragu shalat sunnah tahajud sangat dianjurkan dalam Islam.


(55)

Tabel 19 Turunnya Wahyu

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 13 Surat Al-alaq adalah wahyu yang

pertama disampaikan kepada nabi Muhammad SAW.

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 5 12 23 0.0 % 0.0 % 12.5% 30.0% 57.5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 12.5%, setuju sebanyak 30%, dan sangat setuju 57.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju surat Al-alaq adalah wahyu pertama di sampaikan kepada nabi Muhammad SAW.

Tabel 20

Gua Hira Tempat Turunnya Wahyu

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 14 Gua hira adalah tempat turunnya

wahyu pertama

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 1 15 24 0.0 % 0.0 % 2.5% 37.5% 60.0%

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 2.5%, setuju sebanyak 37.5%, dan sangat setuju 60%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat setuju gua hira adalah tempat turunnya wahyu pertama.


(56)

Tabel 21

Masjid Quba adalah Masjid yang Pertama No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 15 Masjid yang pertama kali di bangun

oleh Rasullullah adalah masjid quba STS (Sangat Tidak Setuju)

TS (Tidak Setuju) R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

2 1 13 14 10 5.0 % 2.5 % 32.5% 35.0% 25.0%

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 5%, tidak setuju sebanyak 2.5%, ragu-ragu sebanyak 32.5%, setuju sebanyak 35.0%, dan sangat setuju 25.0%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan setuju masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulallah adalah masjid quba.

Tabel 22 Pengangkatan Nabi

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 16 Nabi Muhammad SAW diangkat

menjadi Rasul usia 40 tahun STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 13 17 10 0.0 % 0.0 % 32.5% 42.5% 25.0%

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 32.5%, setuju sebanyak 42.5%, dan sangat setuju 25%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan setuju Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul usia 40 tahun.


(57)

Tabel 23

Al-qur’an hanya untuk Orang Arab

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 17 Al-qur’an hanya untuk orang Arab

karena ditulis dengan Bahasa Arab STS (Sangat Tidak Setuju)

TS (Tidak Setuju) R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

26 13 1 0 0 65.0 % 32.5 % 2.5% 0.0% 0.0% Jumlah 1340 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 65%, tidak setuju sebanyak 32.5%, ragu-ragu sebanyak 2.5%, setuju sebanyak 0%, dan sangat setuju 0%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan sangat tidak setuju Al-qur’an hanya untuk orang Arab karena ditulis dengan Bahasa Arab.

Tabel 24

Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Qur’an

No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 18 Bahasa Arab adalah bahasa Al-qur’an

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 0 4 25 11 0.0 % 0.0 % 10.0% 62.5% 27.5%

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 0%, ragu-ragu sebanyak 10%, setuju sebanyak 62.5%, dan sangat setuju 27.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan setuju Bahasa Arab adalah bahasa Al-qur’an.


(58)

Tabel 25

Bahasa Arab adalah bahasa yang diperlukan oleh orang Islam No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 19 Bahasa Arab adalah Bahasa yang

diperlukan oleh orang Islam STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 4 16 15 5 0.0 % 10.0 % 40.0% 37.5% 12.5%

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 10%, ragu-ragu sebanyak 40%, setuju sebanyak 37.5%, dan sangat setuju 12.5%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan ragu-raguBahsa Arab adalah Bahasa yang diperlukan oleh orang Islam.

Tabel 26

Bahasa Arab pada saat ini sangat diperlukan No Pernyataan dan Alternatif Jawaban F F 20 Bahasa Arab pada saat ini sangat

diperlukan

STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju)

R ( Ragu-ragu) S ( Setuju) SS (Sangat Setuju)

0 4 17 15 4 0 % 10.0 % 42.5% 37.5% 10.0%

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas ternyata yang menjawab sangat tidak setuju 0%, tidak setuju sebanyak 10%, ragu-ragu sebanyak 42.5%, setuju sebanyak 37.5%, dan sangat setuju 10%, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan ragu-ragu bahasa Arab pada saat ini sangat diperlukan.


(1)

4. Meyakini kebenaran takdir Allah SWT. 5. Manusia harus saling tolong menolong 6. Rasa persaudaraan / Ukhuah Islamiah sangat

dianjurkan dalam Islam

7. Sabar dapat menolong setiap pekerjaan 8. Jujur sangat diperlukan dalam keadaan apapun 9. Shalat lima waktu tidak boleh ditinggalkan 10. Shalat berjamaah lebih besar pahalanya dari

pada shalat sendiri

11. Shalat dan dzikir dapat membuat hati tenang 12. Shalat tahajud sangat dianjurkan dalam Islam 13. Surat Al-’Alaq adalah wahyu yang pertama di

sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. 14. Gua hira adalah tempat turunnya wahyu

pertama

15. Masjid yang pertama kali di bangun oleh Rasulullah adlah Masjid Quba

16. Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul usia 40 tahun

17. Al-Qur’an hanya untuk orang Arab karena ditulis dengan Bahasa Arab

18. Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Qur’an 19. Bahasa Arab merupakan bahasa yang

diperlukan oleh orang Islam


(2)

2. Pengamalan nilai-nilai islami siswa

No Uraian pertanyaan STS TS R S SS

1. Saya merasa Islam adalah Agama yang benar 2. Saya sering mengucapkan istighfar terutama

jika merasa telah berbuat salah 3. Setiap hari saya membaca Al-Qur’an 4. Saya percaya ada balasan terhadap setiap

perbuatan

5. Saya merasa senang menolong orang lain yang membutuhkan

6. Saya selalu menjalin persaudaraan dengan sesama agar tercipta hidup yang harmonis 7. Saya merasa senang karena bersabar dapat

menyelesaikan pekerjaan dengan baik 8. Saya selalu berkata jujur

9. Saya tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu

10. Saya suka sekali shalat berjamaah dan mengajak teman atau saudara untuk melakukannya

11. Setelah shalat diri saya merasa tenang dan tentram

12. Saya tidak pernah melaksanakan shalat tahajud 13. Saya hafal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an 14. Saya suka membaca, karena dengan membaca

pengetahuan saya bertambah 15. Saya sangat terpanggil untuk selalu

memperjuangkan Agama Islam

16. Saya selalu berusaha meneladani contoh-contoh dalam sejarah


(3)

17. Saya senang bias mengetahui arti Al-Qur’an 18. Saya merasa bangga dapat mengetahui Bahasa

Arab

19. Dengan Al-Qur’an yang berbahasa Arab membuat saya ingin mempelajari bahasa Arab lebih dalam.

20. Menurut saya sarana untuk memahami Al-Qur’an dengan cara mempelajari bahasa Arab.


(4)

(5)

(6)