BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Bakteri merupakan organisme heterogen yang berukuran sangat kecil 0,2-2 μm. Pada beberapa bagian tubuh manusia, terdapat bakteri-bakteri yang hidup secara
komensal. Bakteri tersebut biasa disebut dengan flora normal. Flora normal hidup
pada beberapa bagian tubuh seperti misalnya kulit, rongga mulut, saluran pernapasan, dan bagian tubuh lainnya. Keberadaan flora normal ini dapat bertahan hidup dengan
mempertahankan pH lingkungan mereka. Flora normal yang terdapat pada tubuh ini berfungsi mengeliminasi keberadaan patogen yang ada di tubuh manusia Andi Putra
Siregar dkk, 2010. Dalam rongga mulut ditemukan bakteri yang tergolong flora normal antara
lain Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, beberapa mikrokokus berpigmen, Staphylococcus yang bersifat anaerob ditemukan di permukaan gigi dan
saliva, Streptococcus viridans grup mitis dan salivarius, Enterococcus, Neisseria berpigmen, Veillonella spp, Corynebacterium anaerob, Actinomyces, Escherichia coli,
kelompok Klebsiella-Enterobacter, Haemophilus, Bacteroides, Fusobacterium, Vibrio sputorum
, beberapa Spirochaeta Treponema denticum dan Borrelia refringens
, Streptococcus pyogenes dapat dijumpai pada 5-10 mulut normal, Streptococcus pneumoniae
yang terdapat di permukaan gigi 25 orang dewasa normal Suharto, 1994. Di samping itu, dalam rongga mulut juga ditemukan spesies
Candida sebagai flora normal, dan yang paling dominan adalah Candida albicans,
sebesar 50 dari seluruh flora normal mulut, tetapi dalam rongga mulut yang sehat dan bersih jamur ini hanya ditemukan dalam jumlah kecil saja yaitu kurang dari 200
selml saliva Jawetz,1996. Flora normal dalam keadaan tertentu dapat menjadi masalah. Hal tersebut
dapat terjadi bila jumlah flora normal tersebut melebihi jumlah normal, atau sistem pertahanan tubuh individu tersebut tidak mampu mempertahankan agar flora normal
tidak tumbuh secara berlebihan. Masalah yang paling banyak ditimbulkan akibat mikroorganisme pada rongga mulut adalah sariawan Hanum, 2009. Lalu masalah
lainnya yang dapat ditimbulkan oleh mikroba pada rongga mulut antara lain bau mulut, dan karies gigi.
Pada beberapa penelitian, telah dibuktikan bahwa madu dapat menghambat pertumbuhan dari beberapa jenis mikroba, termasuk mikroba yang ditemukan sebagai
flora normal pada rongga mulut. Percobaan yang dilakukan oleh Hendri Wasito, dkk 2008; mengenai uji aktivitas antibakteri madu terhadap bakteri Staphylococcus
aureus membuktikan bahwa madu menunjukkan aktivitas antibakteri. Jenis bakteri
lain yang terbukti dapat dihambat oleh madu antara lain Staphylococcus epidermidis, Enterococcus faecium, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter
cloacae, Klebsiella oxytoca dan MRSA Methicillin-Resistant Staphylococcus
aureus . Penelitian yang lain juga membuktikan bahwa infeksi oleh Candida albicans
pada luka pasca operasi juga dapat ditanggulangi dengan pengolesan madu Cavanagh dkk, 1970.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, surat An-Nahl ayat 68-69. Bahwa dalam madu terdapat obat yang menyembuhkan manusia.
Artinya : “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah; “ buatlah sarang-sarang di bukit-bukit dan di tempat-tempat yang dibuat manusia, kemudian makanlah dari
tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu”. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam
warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian terdapat tanda- tanda bagi orang yang memikirkan”
Rasulullah SAW pun bersabda : “Manfaatkanlah dua jenis penyembuhan; madu dan Al-
Qur’an” HR. Majah. Hadits ini menggabungkan penyembuhan jasmani dan Ilahiyah, obat bagi tubuh dan jiwa, obat duniawi dan samawi. Madu
merupakan pembersih yang alamiah. Pada penelitian lain terbukti bahwa madu dengan konsentrasi tertentu
memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus Wasito dkk, 2008. Begitu juga madu jenis Manuka juga terbukti efektif terhadap pengurangan plak gigi
dan gingivitis H.K.P English, 2004. Madu Manuka adalah madu yang dihasilkan oleh lebah yang menghisap nektar dari pohon teh Leptospermum scoparium.
Berdasarkan uraian di atas bahwa madu efektif terhadap beberapa mikroorganisme, maka timbul masalah bagaimana peran madu terhadap
mikroorganisme yang ada di dalam rongga mulut.
I.2 Rumusan Masalah