3.3.3. Uji Senyawa Bioaktif dengan Metode BSLT Brine Shrimp Lethality Test
3.3.3.1. Penetasan Larva udang
Bejana disiapkan untuk penetasan larva udang. Proses pemetasan larva di dalam bejana yang diletakkan lampu untuk menghangatkan suhu dalam penetasan,
sedangkan diruangan sebelahnya diberi larutan garam Larutan Nacl 10 bv. Ke dalam larutan garam dimasukkan ± 50-100 mg telur udang untuk diteteskan. Pada
bagian telur ditutup dengan allumunium foil, dan lampu dinyalakan selama 48 jam untuk menetaskan telur. Larva udang diambil dengan menggunakan pipet dan
selanjutnya akan digunakan untuk uji BSLT.
3.3.3.2. Persiapan Larutan Sampel yang akan diuji
Ekstrak sampel dibuat dalam konsentrasi 10, 100, 200, 500, dan 1000 ppm dalam larutan garam.
3.3.3.3. Prosedur Uji Senyawa Bioaktif dengan Metode BSLT
Sebanyak 100 μL larutan garam yang mengandung larva udang sebanyak 10-
12 ekor dipipet dan dimasukkan ke dalam vial. Kemudian, larutan garam tersebut ditambahkan masing-masing sebanyak 100
μL ekstrak air daun kecombrang dengan konsentrasi 10, 100, 200, 500 dan 1000 ppm. Untuk setiap konsentrasi dilakukan 3
kali pengulangan triplikat. Larutan diaduk sampai homogen. Untuk kontrol dilakukan tanpa penambahan sampel. Larutan dibiarkan selama 24 jam, kemudian
dihitung jumlah larva yang mati dan masih hidup dari tiap vial. Angka mati dihitung dengan menjumlahkan larva yang mati dalam setiap konsentrasi 3 vial. Angka
28
hidup dihitung dengan menjumlahkan larva yang hidup dalam setiap konsentrasi 3 vial.
Tabel 2. Perhitungan akumulasi mati tiap konsentrasi Juniarti et al. 2009 Konsentrasi
ppm Angka Mati
10 Angka mati pada konsentrasi 10 ppm
100 Angka mati pada konsentrasi 10 ppm + angka mati pada konsentrasi
100 ppm 200
Angka mati pada konsentrasi 10 ppm + angka mati pada konsentrasi 100 ppm + angka mati pada konsentrasi 200 ppm
500 Angka mati pada konsentrasi 10 ppm + angka mati pada konsentrasi
100 ppm + angka mati pada konsentrasi 200 ppm + angka mati pada konsentrasi 500 ppm
1000 Angka mati pada konsentrasi 10 ppm + angka mati pada konsentrasi
100 ppm + angka mati pada konsentrasi 200 ppm + angka mati pada konsentrasi 500 ppm + angka mati pada konsentrasi 1000 ppm
Tabel 3. Perhitungan akumulasi hidup tiap konsentrasi Juniarti et al. 2009 Konsentrasi
ppm Angka Hidup
10 Angka hidup pada konsentrasi 1000 ppm + angka hidup pada
konsentrasi 500 ppm + angka hidup pada konsentrasi 200 ppm + angka hidup pada konsentrasi 100 ppm + angka hidup pada
konsentrasi 10 ppm
100 Angka hidup pada konsentrasi 1000 ppm + angka hidup pada
konsentrasi 500 ppm + angka hidup pada konsentrasi 200 ppm + angka hidup pada konsentrasi 100 ppm
200 Angka hidup pada konsentrasi 1000 ppm + angka hidup pada
konsentrasi 500 ppm + angka hidup pada konsentrasi 200 ppm 500
Angka hidup pada konsentrasi 1000 ppm + angka hidup pada konsentrasi 500 ppm
1000 Angka hidup pada konsentrasi 1000 ppm
29
Selanjutnya dihitung mortalitas dengan cara: akumulasi mati dibagi jumlah akumulasi hidup dan mati total dikali 100. Nilai LC
50
merupakan konsentrasi dimana zat menyebabkan kematian 50 yang diperoleh dengan menggunakan
softwear regresi. Suatu zat dikatakan aktif bila nilai LC
50
1000 ppm untuk ektrak dan 30 ppm untuk suatu senyawa.
3.3.4. Uji Antioksidan 3.3.4.1. Pembuatan Kurva Standar