Mekanisme Kerja Antibakteri Pengukuran Aktivitas Antibakteri

pengobatan infeksi pada manusia, hewan dan tumbuhan. Antimikroba meliputi antifungi, antibakteri, antiprotozoa dan antivirus Inayati, 2007. Antibakteri adalah suatu bahan yang mematikan bentuk-bentuk vegetatif bakteri Pelczar dan Chan, 1988. Antibakteri adalah suatu zat yang dapat mencegah terjadinya pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Antibakteri merupakan senyawa yang berfungsi sebagai bahan pengawet makanan untuk memperpanjang umur simpan suatu makanan dengan cara menghambat pertumbuhan mikroba. Efektifitas dari suatu bahan pengawet antibakteri ditentukan oleh konsentrasi dan jenis bahan pengawet. Umumnya bahan pengawet makanan hanya bersifat bakteriostatik karena jumlah yang ditambahkan ke dalam makanan sangat kecil agar tidak berbahaya bagi kesehatan manusia Supardi dan Sukamto, 1999. Utami 2010 telah menguji aktivitas antibakteri distilat rimpang lengkuas merah dan ekstrak daun mengkudu dengan metode difusi kertas cakram dengan menggunakan konsentrasi 20, 40, 60, 80 dan 100. Khoiriyah 2010 juga menggunakan konsentrasi yang sama untuk menguji aktivitas antibakteri dari minyak atsiri Jahe.

2.6.1. Mekanisme Kerja Antibakteri

Mekanisme penghambatan dan kerusakan mikroorganisme oleh senyawa antibakteri berbeda-beda. Penghambatan mikroba oleh senyawa antibakteri secara umum dapat disebabkan oeh: 1 gangguan pada komponen penyusun sel; terutama komponen penyusunan dinding sel, 2 reaksi dengan membran sel yang dapat mengakibatkan perubahan permeabilitas dan kehilangan komponen penyusun sel, 3 penghambatan terhadap sintesis protein dan 4 gangguan fungsi material genetik Davidson, 2001. Menurut Kanazama et al. 1995 mekanisme terjadinya proses tersebut diatas disebabkan oleh adanya pelakatan senyawa antimikroba pada permukaan sel mikroba dan senyawa tersebut berdifusi ke dalam sel.

2.6.2. Pengukuran Aktivitas Antibakteri

Di dalam Kusmiyati dan Agustini 2006, Pengukuran aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode pengenceran. Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan, metode difusi dapat dilakukan 3 cara yaitu metode silinder, lubang dan cakram kertas. Metode pengenceran yaitu mengencerkan zat antimikroba dan dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi steril. Ke dalam masing-masing tabung itu ditambahkan sejumlah mikroba uji yang telah diketahui jumlahnya. Pada interval waktu tertentu, dilakukan pemindahan dari tabung reaksi ke dalam tabung-tabung berisi media steril yang lalu diinkubasikan dan diamati penghambatan pertumbuhan. Seleksi aktivitas antibakteri dengan difusi sumur dan difusi cakram digunakan sebagai uji pendahuluan. Metode ini dipengaruhi oleh ketebalan lapisan agar dan volume ekstrak yang terserap dalam cakram Dorman dan Deans, 2000. Metode cakram kertas yaitu meletakkan cakram kertas yang telah direndam larutan uji di atas media padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan disekeliling cakram Kusmiyati dan Agustini, 2006. Penghambatan mikroorganisme oleh suatu senyawa antibakteri dinyatakan dengan nilai MIC Minimum Inhibitory Consentration yaitu konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme sebanyak 90 dari inokulum asal selama inkubasi 24 jam Cossentio et al., 1999. Nilai MIC dan MBC Minimum Bactericidal Concentration senyawa antibakteri dari ekstrak rempah-rempah maupun tanaman berbeda-beda bergantung pada jenis mikroorganisme dan senyawa antimikroba. Fase pertumbuhan bakteri berpengaruh terhadap sensitifitas antibakteri terhadap senyawa antimikroba. Bakteri pada fase stasioner lebih sensitif terhadap antibakteri Thompson dan Hinton, 1996. Pengujian antibakteri dilakukan pada fase midlog yaitu pertengahan fase logaritmik eksponensial, yaitu dimana bakteri sedang aktifnya membelah diri, sehingga pengaruh senyawa antibakteri dapat dilihat dengan adanya kematian atau hambatan pada pertumbuhan bakteri.

2.7. Kloramfenikol