Escherichia coli Staphylococcus aureus

kandungan peptidoglikan yang tinggi dapat mencapai 50 dibandingkan bakteri gram negatif sekitar 10. Sebaliknya kandungan lipida dinding sel bakteri gram positif lebih rendah sedangkan pada dinding sel bakteri gram negatif tinggi yaitu sekitar 11-22 Lay, 1992.

2.8.1. Escherichia coli

Escherichia coli adalah salah satu contoh dari bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek kokobasil, selnya berukuran 0,5-1,0 x 1,0-3,0 μm. Bakteri ini tidak membentuk spora, tidak tahan asam, sebagian besar bergerak motil dengan flagel peritricus merata tersebar ke seluruh permukaan sel tetapi ada pula yang nonmotil, dan beberapa strain mempunyai kapsul. Bakteri ini dapat tumbuh secara anaerob fakultatif umumnya bersifat kemoheterotrof. Nilai pH optimum untuk pertumbuhan adalah 7,0-7,5 serta kisaran suhu pertumbuhannya 10 o C - 40 o C dengan suhu optimum 37 o C. E.coli sangat sensitif terhadap panas Fardiaz, 1983. Khotimah 2009 telah meneliti fase pertumbuhan E. coli dengan menggunakan metode turbidimetri pada medium Nutrient Broth, diketahui fase adaptasi berlangsung dari menit ke-0 sampai menit ke-210, selanjutnya diikuti dengan fase logaritmik berlangsung dari menit ke-210 sampai menit ke-450. Setelah itu, bakteri berada pada fase stasioner dimana jumlah sel yang tumbuh hampir sama dengan jumlah sel yang mati dan akhirnya bakteri mengalami penurunan jumlah sel, hal ini diakibatkan oleh nutrisi yang semakin berkurang atau terakumulasinya limbah metabolisme. E. coli bersifat patogen oportunis, banyak ditemukan pada manusia dan hewan sebagai penghuni normal dalam saluran pencernaan, habitat pada umumnya adalah tanah, lingkungan aquatik, makanan, air seni, dan tinja Fardiaz, 1983. Karena sifatnya patogen, bakteri ini dapat menyebabkan beberapa infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak, infeksi pada saluran pada kemih, pneumia, abses, dan maningritis pada bayi yang baru lahir Jawezt et al. 1996.

2.8.2. Staphylococcus aureus

Staphylococcus adalah salah satu perwakilan dari bakteri gram positif, bentuk kokus dengan susunan berpasangan atau bergerombol, seperti anggur. Bersifat aerobik atau anaerobik fakultatif, katalase positif, oksidase negatif, bersifat non motil, tidak membentuk spora. Staphylococcus tumbuh dengan cepat pada beberapa tipe media dan aktif melakukan metabolisme serta melakukan fermentasi karbohidrat. Staphylococcus menghasilkan bermacam-macam pigmen, dari warna putih hingga kuning gelap Brooks et al. 2005. Fase pertumbuhan S. aureus dengan menggunakan metode turbidimetri pada medium Nutrient Broth, diketahui fase adaptasi berlangsung dari menit ke-0 sampai menit ke-360, selanjutnya diikuti dengan fase logaritmik berlangsung dari menit ke- 360 sampai menit ke-600. Setelah itu, bakteri berada pada fase stasioner dimana jumlah sel yang tumbuh hampir sama dengan jumlah sel yang mati dan akhirnya bakteri mengalami penurunan jumlah sel, hal ini diakibatkan oleh nutrisi yang semakin berkurang atau terakumulasinya limbah metabolisme Khotimah, 2009. Hanya galur-galur tertentu S. aureus menghasilkan enterotoksin. Pada umumnya galur ini adalah koagulasi positif, yaitu mempunyai kemampuan mengkoagulasi plasma darah yang diberi sitrat atau oksalat. Enterotoksin ini tahan panas, tidak berubah walau telah didihkan selama 30 menit. Dibiarkannya makanan yang tercemar pada suhu ruang selama 8 sampai 10 jam cukup untuk menghasilkan toksin dalam jumlah yang memadai untuk menyebabkan keracunan makanan. Walaupun makanan ini disimpan dalam lemari es selama berbulan-bulan, toksinnya tidak akan termusnahkan. Jika dilakukan pemanasan kembali pada makanan tersebut, maka tidak mengurangi kandungan toksin tersebut Irianto, 2006 2.9. GC-MS 2.9.1. Prinsip Dasar GC-MS