Struktur Aktiva,
3.95 Ukuran
Perusahaan, 12.45
Lain- Lain,
58.04 Closing Price
17.92 ROA,
7.64
Diagram 4.1 Pengaruh Total Variabel Stuktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Closing Price
, dan ROA terhadap Struktur Modal
Tabel 4.14 Pengaruh Trade Off Theory, Pecking Order Theory dan Signaling Theory
terhadap Struktur Modal
Indikator Variabel
Trade Off Theory
Pecking Order Theory
Signaling Theory
Struktur Aktiva 3.95
- -
Ukuran Perusahaan 12.45
- -
Closing Price -
17.92 -
ROA -
7.64 4.93
Pengaruh Total 16.40
25.55 4.93
D. Interpretasi
Faktor-faktor determinan struktur modal, seperti struktur aktiva, pajak, ukuran perusahaan total aktiva, intensitas modal, harga saham, profitabilitas
ROA, dan tingkat pertumbuhan penjualan, setelah dilakukan penelitian terhadap 27 perusahaan manufaktur menunjukkan terdapat tiga variabel yang tidak
memiliki pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap struktur modal yakni pajak, intensitas modal dan tingkat pertumbuhan penjualan.
127
Hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa untuk variabel pajak yang merupakan gambaran dari besarnya beban yang dikeluarkan perusahaan dengan tidak adanya
pengaruh variabel tersebut terhadap struktur modal, mengartikan bahwa ternyata perusahaan yang tergabung dalam kelompok manufaktur, mengenai penentuan
struktur modal tidak terlalu mempertimbangkan faktor beban ataupun manfaat dari pajak, hasil ini konsisten dengan penelitian Pudji Astuty 2005. Begitu juga
dengan variabel intensitas modal dan pertumbuhan penjualan. Kedua variabel ini yang merupakan gambaran rasio total aktiva dengan tingkat penjualan
menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap struktur modal. Variabel lain, yaitu struktur aktiva, ukuran perusahaan, harga saham, dan
ROA menunjukkan bahwa kempat variabel tersebut mempunyai pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap struktur modal. Hal ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa variabel, dimana dari beberapa penelitian sebelumnya, variabel yang selalu konsisten dengan memiliki pengaruh
terhadap struktur modal adalah struktur aktiva, ukuran perusahaan total aktiva, dan profitabilitas ROA. Sedangkan variabel lain tidak konsisten dengan
penelitian sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya perbedaan penelitian, baik dari objek yang diteliti maupun dari waktu penelitian.
Mengenai struktur aktiva dan ukuran perusahaan dapat diinterpretasikan pula, adanya pengaruh tersebut, menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta dalam pembentukan struktur modalnya pengambilan keputusan berhutang sangat memperhatikan struktur aktiva karena
dapat digunakan sebagai jaminan agunan. Variabel ini memiliki hubungan yang
128
positif terhadap struktur modal yang ditunjukkan dengan koefisien beta sebesar 0.239. Hal ini sesuai dengan trade off theory balance theory, dimana semakin
besar aktiva berupa aktiva tetap maka memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman karena bisa dijadikan jaminan. Begitu juga dengan
variabel ukuran perusahaan, perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan pinjaman daripada perusahaan kecil, karena perusahaan besar memiliki biaya
kebangkrutan lebih rendah dan biaya pengadaan yang lebih rendah untuk menggunakan sekuritas hutang dibandingkan dengan perusahaan kecil. Variabel
ukuran perusahaan memiliki hubungan yang positif terhadap struktur modal yang ditunjukkan dengan koefisien beta sebesar 0.377. Hal ini sesuai dengan trade off
theory balance theory, dimana semakin besar ukuran perusahaan berupa total
aktiva maka memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman karena memiliki biaya kebangkrutan yang lebih rendah.
Selanjutnya untuk variabel harga saham dan ROA dapat diinterpretasikan, adanya pengaruh kedua variabel tersebut terhadap struktur modal, menunjukkan
bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dalam pembentukan struktur modalnya pengambilan keputusan berhutang nilai
perusahaannya yang dicerminkan dari harga saham. Variabel ini memiliki hubungan yang negatif terhadap struktur modal yang ditunjukkan dengan
koefisien beta sebesar -0.390. Hal ini sesuai dengan pecking order theory, dimana semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang
saham. Kemakmuran pemegang saham juga merefleksikan kemakmuran perusahaan, artinya perusahaan mempunyai modal yang cukup untuk memenuhi
129
kebutuhannya, sehingga dalam memenuhi kebutuhannya operasionalnya perusahaan tidak memerlukan hutang. Dapat dikatakan, semakin tinggi harga
saham, maka semakin kecil hutang perusahaan. Begitu juga dengan variabel ROA, yang dinyatakan memiliki hubungan terbalik dengan struktur modal yang
ditunjukan dengan koefisien beta sebesar -0.222. Hal ini sesuai dengan pecking order theory
, dimana perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi, menggunakan hutang yang relatif kecil. Karena tingkat keuntungan yang tinggi
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan, sehingga meminimalkan hutang. Akan tetapi, hubungan ROA yang
negatif terhadap struktur modal tidak sesuai dengan signaling theory. Menurut signaling theory
, ROA mempunyai hubungan yang positif dengan struktur modal. Karena tingginya tingkat profit membawa pada kebangkrutan yang lebih rendah
dan insentif yang lebih tinggi untuk menggunakan tax shield sehingga menyebabkan tingginya tingkat hutang.
130
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan yang mana hal ini
merupakan jawaban dari perumusan masalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian dengan path analysis, untuk indikator trade off
theory menunjukkan terdapat dua variabel yang mempunyai pengaruh baik
langsung maupun tidak langsung terhadap struktur modal yaitu struktur aktiva dan ukuran perusahaan total aktiva. Namun dua variabel lain yaitu pajak dan
intensitas modal tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Dengan nilai pengaruh langsung dan tidak langsung variabel struktur aktiva
menunjukkan hasil masing-masing sebesar 5.71 dan -1.76. Selanjutnya untuk ukuran perusahaan, pengaruh langsungnya meunjukkan hasil sebesar
14.21, sementara pengaruh tidak langsungnya melalui variabel struktur aktiva sebesar -1.76.
2. Pada indikator pecking order theory menunjukkan terdapat dua variabel yang mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap struktur
modal yaitu harga saham dan profitabilitas ROA. Namun satu variabel lain yaitu tingkat pertumbuhan penjualan tidak mempunyai pengaruh terhadap
struktur modal perusahaan. Dengan nilai pengaruh langsung dan tidak langsung variabel harga saham menunjukkan hasil masing-masing sebesar 15.21 dan
131