BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Modal dan Struktur Modal
Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan modal terdiri dari item-item yang ada di sisi kanan suatu
neraca, yaitu: hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan Lukas Setia Atmaja, 2008: 115.
Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sejalan dengan
perkembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal. Pada saat perusahaan didirikan, pemilik bisa menentukan sumber modal apa yang dipakai,
apakah semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu ada hutang jangka panjang. Setiap keputusan yang diambil tentang sumber modal selalu ada
dampaknya. Misalnya bila sumber modal saham biasa ada kewajiban membayar deviden dan keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan dari pemegang
saham perlu diperhatikan. Bila sumber modal dari saham preferen ada kewajiban membayar deviden yang harus diprioritaskan demikian pula dalam keadaan
perusahaan likuidasi maka pemegang saham preferen akan didahulukan pengembalian nilai sahamnya. Jika sumber modal berasal dari hutang jangka
panjang ada kewajiban membayar bunga dan pengembalian hutang pada saat jatuh tempo Dewi Astuti, 2004: 138.
Dengan demikian, Manajer keuangan akan berhubungan dengan sisi kanan neraca. Jika kita melihat pendanaan gabungan untuk perusahaan-perusahaan dari
34
berbagai macam industri, akan terlihat perbedaan yang jelas. Beberapa perusahaan memiliki hutang yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan lain. Apakah jenis
pendanaan yang dipakai memiliki pengaruh terhadap perbedaan-perbedaan yang timbul dan apakah pendanaan gabungan tertentu dapat memberikan hasil yang
terbaik Indo Yama dan Hemmy Fauzan, 2006. Struktur modal perusahaan atau struktur keuangan adalah campuran antara
hutang jangka panjang dan modal perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasinya Ross, Westerfield, dan Jordan, 2006: 3.
Menurut Van Horne dan Wachowicz 2007: 232 dalam buku prinsip- prinsip manajemen keuangan, struktur modal adalah bauran atau proporsi
pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang di wakili oleh hutang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa.
Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka
panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa Sjahrial, 2008.
Struktur modal menggambarkan proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri Moeljadi, 2006: 236.
Menurut Warsono 2003, struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan.
Sedangkan menurut Dewi Astuti 2004: 138, struktur modal adalah bauran atau perpaduan dari hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang, saham preferen,
35
saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya, sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan
keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham.
Dalam laporan keuangan neraca sisi kredit, dapat dilihat susunan atau struktur modal yang ada pada suatu perusahaan. Bagian dari struktur modal ini
disebut komponen modal. Jadi pos-pos yang berada pada sisi kanan neraca yang terdiri berbagai jenis hutang, saham preferen dan ekuitas saham biasa disebut
komponen modal. Komponen modal adalah salah satu jenis modal yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan dana Dewi Astuti, 2004: 127.
Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya
sejalan dengan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal. Pada saat
didirikan, pemilik bisa menentukan sumber modal apa yang dipakai, apakah semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu ada hutang jangka
panjang. Setiap keputusan yang diambil tentang sumber modal selalu ada dampaknya Dewi Astuti, 2004: 138.
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan sangat
mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah sedemikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber
intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik dari hutang debt financing maupun
dengan mengeluarkan saham baru external equity financing dalam memenuhi
36
keutuhan akan dananya. Kalau dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber ekstern tersebut kita lebih mengutamakan pada hutang saja maka ketergantungan
kita pada pihak luar akan makin besar dan resiko finansialnya pun makin besar. Sebaliknya kalau kita hanya mendasarkan pada saham saja, biayanya akan sangat
mahal. Oleh karena itu perlu diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara kedua sumber dana tersebut. Kalau kita mendasarkan pada prinsip hati-hati,
maka kita mendasarkan pada aturan struktur financiil konservatif dalam mencari struktur modal yang optimal Bambang Riyanto, 2001.
B. Teori Struktur Modal