1.3 Tujuan Penelitian
Sebuah penelitian harus memiliki tujuan yang hendak dicapai secara jelas dan tegas agar dapat mengarahkan seluruh rangkaian kegiatan penelitian dengan baik
serta menghindari penyimpangan arah penelitian dalam wujud apapun yang kemudian bisa membuat penelitian tidak relevan lagi. Dengan demikian, tujuan dari penelitian
ini adalah: 1. Mendeskripsikan, menjelaskan tentang implementasi Program Dialog
Solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jember
2. Mendeskripsikan, menjelaskan faktor pendorong dan penghamabat yang mempengaruhi implementasi program dialog solutif dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jember 3. Mendeskripsikan, menjelaskan dampak dari implementasi program dialog
solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jember.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian disebut juga signifikasi penelitian. Manfaat penelitian adalah memamaparkan kegunaan hasil penelitian yang akan dicapai, baik untuk
kepentingan ilmu, kebijakan pemerintah maupun masyarakat luas. Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi dan kajian bagi masyarakat khususnya tentang perlunya partisipasi masyarakat bagi suksesnya program
dialog solutif. 2. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Pelaksana Program terkait
dengan pelaksanaan, faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan program, serta dampak Program Dialog Solutif sehingga dapat menjadi masukan positif
bagi pelaksana program selanjutnya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam mendeskripsikan suatu realitas sosial diperlukan landasan yang sangat luas berupa konsep-konsep atau teori-teori mengenai fakta yang menjadi obyek dari
penelitian. Hal itu dilakukan guna memberikan jawaban terkait dengan rumusan masalah. Jadi seorang penulis dituntut untuk dapat berfikir secara sistematis dan
rasional dan berpedoman pada kaidah-kaidah ilmiah yang telah disepakati bersama. Bila tanpa landasan teori yang kuat maka akan mengakibatkan adanya kekaburan
dalam kegiatan pengumpulan data-data di lapangan, tinjauan pustaka selalu berpegangan dan berpusat pada konsep atau teori yang dapat dipertanggungjawabkan
Terkait dengan fenomena pada Bagian Humas Pemda Kabupaten Jember dalam implementasi program dialog solutif, faktor pendukung serta penghambat
implementasi program dan dampak imlementasi program. Oleh karena itu, diperlukan teori dan konsep-konsep dasar yang dapat dijadikan acuan atau pegangan terhadap
suatu penelitian untuk menjelaskan hal tersebut.
2.1 Partisipasi Masyarakat
Menurut Sumarto dalam Sembodo 2006:21 bahwa partisipasi merupakan suatu proses yang memungkinkan adanya interaksi yang lebih baik antar stakeholders
sehingga kesepakatan-kesepakatan dan tindakan yang bersifat inovatif lebih mungkin tercipta dalam proses deliberatif, dimana ruang untuk mendengarkan, belajar, refleksi
dan memulai suatu aksi bersama terjadiā€¯. Dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2004penjelasan pasal 2 ayat 4 huruf
dpartisipasi masyarakat diterjemahkan sebagai keikutsertaan masyarakat untuk mengakomodasikan
kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pembangunan. Dalam konteks pembangunan Adisasmita 2006:38 mengatakan
partisipasi masyarakat adalah keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan implementasi
programproyek pembangunan yang dikerjakan di masyarakat lokal. Partisipasi atau
12
peran serta masyarakat dalam pembangunan merupakan aktualisasi dari ketersediaan dan kemauan anggota masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam
implementasi programproyek. Adisasmita 2006:42 juga mengatakan bahwa partisipasi masyarakat adalah
pemberdayaan masyarakat, peran sertanya dalam kegiatan penyusunan perencanaan dan implementasi programproyek pembangunan, dan merupakan aktualisasi kesedia
dan kemauan masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi terhadap implementasi pembangunan.
Prinsip partisipasi menuntut masyarakat harus diberdayakan, diberikan kesempatan dan diikutsertakan untuk berperan dalam proses-proses
birokrasi mulai dari tahap perencanaan pelaksanaan dan pengawasan atau kebijakan publik. Partisipasi masyarakat merupakan control adanya kekuasaan yang berlebih
agar lebih efektif ditujukan sebesar-besarnya untuk masyarakat dalam konsep good governance. Adanya ruang keterlibatan warga dan kerangka kelembagaan yang
sesuai dalam partisipasi turut mendorong pembangunan dan pemerataan. Dengan partisipasi masyarakat, perencanaan pembangunan diupayakan menjadi
lebih terarah, artinya rencana dan program pembangunan yang disusun itu adalah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Conyers 1992:154 menyebutkan
terdapat tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat mempunyai arti yang sangat penting, yaitu :
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat yang tanpa
kehadirannya proyek pembangunan serta proyek-proyek akan gagal. 2. Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai program atau proyek pembangunan
jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa
memiliki terhadap proyek tertentu. 3. Adanya suatu anggapan bahwa merupakan hak demokrasi bila masyarakat
dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Dapat dirasakan
dalam menentukan jenis pembangunan yang akan dilaksanakan didaerah mereka. Partisipasi masyarakat juga terefleksikan dalam berbagai bentuk, Rusidi dalam
Siregar 2001:21 mengatakan ada empat dimensi dalam berpartisipasi: 1. Sumbangan pikiran ide atau gagasan
2. Sumbangan materi dana, barang dan alat 3. Sumbangan tenaga bekerja atau memberi kerja
4. Memanfaatkan dan melaksanakan pelayanan pembangunan.
Pada dasarnya partisipasi masyarakat adalah adanya keikutsertaan ataupun keterlibatan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah, pengidentifikasian
potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengembalian keputusan alternatif solusi penanganan masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan juga
keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tahab perubahan ini akan membuat
mayarakat menjadi lebih berdaya dan dapat semakin memiliki ketahanan dalam menghadapi perubahan.dalam program dialog solutif Partisipasi masyarakat sangat
antusias karena forum kegiatan tersebut adalah ajang silaturahmi antara Bupati, Satuan Kerja Pemerintah Daerah SKPD dan masyarakat bertemu secara langsung.
2.2 Komunikasi Partisipatif