Rumusan Masalah IMPLEMENTASI PROGRAM DIALOG SOLUTIF DALAM RANGKA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Deskriptif Di Kabupaten Jember

tertarik untuk meneliti tentang Implementasi Program Dialog Solutif Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Jember.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah diperlukan dalam suatu penelitian ilmiah untuk mencapai hasil yang diharapkan. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Masalah menurut Guba dalam Moleong 2010:93 adalah “suatu keadaan yang bersumber dari hubungan dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda-tanda dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari suatu jawaban” dalam arti lain masalah adalah suatu keadaan kondisi labil yang bisa terjadi pada setiap individu, kelompok, dan komunitas. Kegiatan penyebarluasan informasi penyelengaraan pemerintah daerah melalui potret “membangun Desa menata kota” untuk kemakmuran bersama yang dikemas dalam program Dialog Solutif Jember. Hal ini mencakup seluruh lapisan masyarakat dan telah terlaksana dibeberapa kecamatan diwilayah Jember. Setelah berhasil meletakkan landasan yang kuat dan terbangunnya opini masyarakat yang positif untuk bersama-sama menyukseskan kegiatan pembangunan “membangun Desa menata kota untuk kemakmuran bersama” kegiatan bedah potensi Desa perlu ditingkatkan menjadi forum silaturahmi masyarakat antara pemerintah Kabupaten Jember dengan seluruh lapisan masyarakat, karena memiliki beberapa keunggulan antara lain: sebagai wahana yang efektif dan efisien dalam menampung, menjaring aspirasi pembangunan guna dijadikan bahan untuk penyusunan, perencanaan program pembangunan berikutnya. Dalam penyebarluasan informasi pemerintah Kabupaten Jember mengimplementasi dengan program dialog solutif untuk meningkatkan pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan mengunakan konsep bottom-up yaitu Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan. Dalam hal ini perencana memiliki peran sebagai mediator antara pemerintah dan masyarakat. Utuk pelaksana program dialog solutif yaitu bagian hubungan masyarakat humas pemda Jember. Implementasi dari program dialog solutif yaitu kegiatan bedah potensi desa dan kegiatan temu karya rakyat. Seperti gambar di bawah ini yaitu masyarakat menyampaikan aspirasinya dan memberi saran pada pemerintah Kabupaten Jember; Gambar : 1.2 Proses Tanya Jawab Antara Masyarakat dengan SKPD Sumber: Dokumentasi Humas 2014 Dari gambar di atas terlihat bawah beberapa masyarakat menyampaikan aspirasi pada waktu pelaksaan Program Dialog Solutif. Output hasil dampak dari pelaksanan program dialog solutif tersebut juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Seperti Pembangunan sarana umum atau dengan adanya pelayanan umum. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa Tegalsari Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember pada wawancara yang dilakukan penulis pada saat observasi sebagai berikut: “Masyarakat banyak yang berpartisipasi pada waktu program dialog solutif karena pada waktu pelaksanaan itu banyak pelayanan administrasi gratis dan masyarakat juga bisa melihat Bupati secara langsung. Sedangkan untuk perangkat Desa bisa mengusulkan tentang permasalahan-permasalahan yang ada diDesa baik itu berupa pembanguan sarana umum. Tidak lupa juga tiap-tiap Desa juga menampilkan potensi-potensi yang ada diDesanya”. Berdasarkan informasi di atas diungkapkan oleh Kepala Desa Tegalsari Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember bahwa masyarakat banyak yang ikut berpartisipasi pada waktu pelaksanaan program dialog solutif karena pada waktu pelaksanaan itu banyak pelayanan administrasi gratis dan masyarakat juga bisa melihat bupati secara langsung. Sedangkan untuk perangkat Desa bisa menggusulkan tentang permasalahan yang ada di Desa, baik itu berupa pembanguan sarana umum. Tidak lupa juga tiap-tiap Desa menampilkan potensi-potensi yang ada di Desanya. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program dialog solutif adalah salah satu yang mendukung dari proses pelaksanaan program tersebut. Jadi kalau tidak ada partisipasi masyarakat maka pelaksanaan program dialog solutif tidak bisa dilaksanakan. seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bagian Humas Pemda Jember tersebut sebagai berikut: “Partisipasi masyarakat pada waktu pelaksanaan program dialog solutif itu sangat penting karena masyarakat adalah sasaran program dialog solutif ini untuk menyampaikan aspirasi baik itu permasalahan- permaslahan yang ada diDesanya maupun potensi-potensi yang ada di Desanya masing-masing supaya bisa terekpos. dengan adanya program dialog solutif ini diharapkan masyarakat dan pemerintah bisa bersinergi dalam meningkatkan pembangunan daerah dan bisa menentukan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat”. Berdasarkan wawancara di atas Partisipasi masyarakat pada waktu pelaksanaan program dialog solutif itu sangat penting, karena masyarakat sebagai sasaran program dialog solutif menyampaikan aspirasi baik itu permasalahan-permasalahan yang ada diDesanya maupun potensi-potensi yang ada diDesanya masing-masing supaya bisa terekspos. Dengan adanya program dialog solutif ini diharapkan masyarakat dan pemerintah bisa bersinergi dalam meningkatkan pembangunan daerah dan bisa menentukan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Setiap bulan Bupati Jember berkeliling ke seluruh penjuru Kab. Jember untuk menyerap langsung aspirasi masyarakat. Berbagai keinginan, harapan, saran dan usulan disampaikan melalui forum Bedah potensi Desa. Dialog Solutip Bedah Potensi Desa, merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan demi membuka komunikasi secara intim dengan masyarakat. Memotret kondisi riil yang terjadi sehingga kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terjalinnya komunikasi yang baik melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Dari berbagai persoalan yang diusulkan maupun disarankan oleh peserta dialog, Bupati Jember MZA Jalal pun memberikan berbagai kebijakan salah satu diantaranya pada prioritas pertama adalah Pemerintah Kabupaten Jember akan memberikan biaya pengobatan bagi orang yang dianggap miskin, namun demikian tidak semua usulan dan saran dapat langsung dijawab oleh Bupati, akan tetapi memerlukan sebuah proses untuk dilakukan koordinasi dengan staf – staf yang terkait secara simultan. Sumber data http:www.korem083.mil.idberitakodim-0824-jemberdialog-solutif-bupati- bersama-forpimda-kabdiakses pada tanggal 21 mei 2015. Dalam pelaksanaan penyebarluasan informasi publik yang dikemas dalam program dialog solutif mengunakan konsep bottom-up yang mana peran pemerintah akan lebih ditekankan pada penyiapan pedoman, norma, standar dan peraturan, pengembangan informasi dan teknologi, perumusan kebijakan dan strategi nasional. Sementara disisi lain, masyarakat semakin dituntut untuk menggusulkan permasalahan yang ada di wilayah atau di Desanya masing-masing. Berdasarkan pada latar belakang dan fenomena yang telah dijabarkan sebelumnya maka rumusan masalah penalitian ini adalah: 1. Bagaimana implementasi dari Program Dialog Solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jember ? 2. Apa saja faktor pendorong dan penghamabat yang mempengaruhi Implementasi Program Dialog Solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jember? 3. Bagaimana Dampak Dari Implementasi Program Dialog Solutif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jember ?

1.3 Tujuan Penelitian