b. Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas jaringan subkutan.
c. Jaringan subkutan subkutis atau hipodermis merupakan lapisan yang langsung di bawah dermis Harahap, 1990.
2.8.2. Fungsi Kulit
Fungsi kulit dalam tubuh adalah sebagai pelindung, pengatur suhu, penyerap cairan dan indera perasa. Gangguan pada kulit akan mempengaruhi fungsi kulit
tersebut sehingga tidak sempurna sesuai fungsinya Harahap , 1990. 1 Pelindung
Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh. Serta melindungi melanin
yang memberi warna pada kulit dari akibat buruk sinar ultra violet. 2 Pengatur Suhu
Penguapan keringat, sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu panas. 3 Penyerap
Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan zat yang terlarut dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. Zat-zat yang
terlarut dalam lemak lebih mudah masuk ke dalam kulit dan masuk peredaran darah karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit.
4 Indera Perasa Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam
kulit. Fungsi indera perasa yang pokok yaitu untuk merasakan nyeri, perabaan, panas dan dingin.
Universitas Sumatera Utara
2.8.3. Penyakit Kulit
Menurut Fregert 1988, jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit sangat banyak antara lain:
1. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi cuaca, panas, radiasi dan serat-serat mineral. Agen-agen fisik menyebabkan trauma
mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan langsung merusak kulit dengan jalan :
Mengubah pH-nya
Bereaksi dengan protein-protein denaturasi
Mengekstraksi lemak dari lapisan luarnya
Merendahkan daya tahan kulit
2. Agen-agen kimia terbagi menjadi empat kategori yaitu : a Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, detergen, garam-garam dan
logam. b Sensitizer berupa logam dan garam-garamnya, senyawa-senyawa yang berasal
dari anilin, derivat nitro aromatik, resin, bahan-bahan kimia karet, obat-obatan, antibiotik, kosmetik, terpentin, tanam-tanaman dan lain-lain.
c Agen-agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil klor, minyak mineral dan lain- lain.
d Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amino benzoat, hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Agen-agen biologis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produk-produknya. Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat pemicu terjadinya penyakit kulit,
karena penggunaan air yang tidak bersih meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang terdapat pada kulit. Contoh : panau dan kurap.
Menurut Fregert 1988 eczema atau dermatitis merupakan nama yang diberikan untuk suatu inflamasi khusus pada kulit. Dermatitis kontak mengarah
kepada inflamasi semacam itu yang disebabkan oleh zat-zat dari luar eksternal agents. Istilah eczema dan dermatitis digunakan untuk keadaan inflamasi kulit
lainnya yang bukan terjadi karena faktor-faktor eksternal melainkan terutama karena faktor-faktor endogen.
Zat kimia dapat menyebabkan peradangan kulit oleh satu dari dua mekanisme yaitu iritasi dermatitis kontak yang disebabkan oleh iritanpenyebab
iritasi atau reaksi alergi dermatitis kontak yang disebabkan oleh alergen. Fregert 1988 menjelaskan bahwa pada orang yang peka, reaksi alergi akan
menimbulkan kelainan kulit yang biasanya terlihat 6-48 jam hingga beberapa hari setelah kontak dan kadangkala bisa berlangsung selama 1-2 minggu. Dermatitis
kontak eczema kontak bisa dibagi menjadi : dermatitis kontak alergika tipe “delayed” ; sindroma urtikaria kontakta; dermatitis kontak iritan tipe akut;
dermatitis kontak iritan tipe kronik; dermatitis kontak fotoalergika; reaksi fototoksis. Dermatitis kontak sering ditemukan sebanyak 10 atau lebih diantara para
penderita yang dirawat karena penyakit kulit. Seringkali menyerang kedua belah tangan sehingga dapat menjadi halangan bagi penderita untuk bekerja dan cenderung
untuk menjadi kronik melalui kontak yang berulang Fregert, 1988.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh dermatitis kontak bertingkat mulai dari yang ringan dengan bengkak yang parah dan melepuh. Seringkali pada ruam terdapat lepuhan-lepuhan
gelembung-gelembung kecil yang gatal. Pertama kali ruam terbatas pada tempat kontak tetapi kemudian menyebar. Daerah ruam mungkin sangat kecil atau bisa
terjadi ruam melapisi seluruh tubuh. Jika zat-zat kimia penyebab ruam dihindari, biasanya kemerahan tersebut menghilang beberapa hari. Lepuhan bisa berair dan
menjadi lapisan kerak, tetapi akan segera mengering. Sisa-sisa sisik, gatal dan cairan rental yang bersifat sementara pada kulit bisa berakhir selama beberapa hari atau
berminggu-minggu Fregert, 1988. Menetapkan penyebab dermatitis kontak tidak selalu mudah dikarenakan
banyak sekali kemungkinan yang ada. Selain itu banyak orang yang tidak tahu atau menyadari seluruh zat-zat kimia yang bersentuhan dengan kulit mereka. Seringkali
lokasi awal ruam merupakan suatu petunjuk penting. Penyakit kulit lainnya adalah kudis. Kudis adalah penyakit kulit yang
menular, penyakit ini dalam bahasa ilmiah disebut scabies, memiliki gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih parah pada malam hari. Sering muncul di tempat-tempat
lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan terkadang di celah jari tangan atau kaki.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Kerangka Konsep