Pengetahuan Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Air Sungai Lau Gerbong

pengetahuan tentang air bersih serta pengolahan dalam pemanfaatan air sungai yang lebih baik dan akan terhindar dari berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan melalui perantara air. Pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. Menurut pendapat Notoatmodjo 2003, perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan fasilitas juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Terbentuknya perilaku perlu didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif agar perilaku tersebut dapat bertahan lama. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

5.2.1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang mengetahui pengertian air bersih sebesar 91,2 dimana pada umumnya mereka hanya menjawab tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa responden menganggap air yang tidak berwarna sudah termasuk air bersih. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416MenkesPERIX1990 yang menyatakan air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung mineralkuman-kuman yang membahayakan tubuh. Menurut Kusnoputranto 2000, air bersih merupakan air yang tidak menyebabkan penyakit bagi manusia. Oleh karena itu, air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, sekurang-kurangnya Universitas Sumatera Utara diusahakan mendekati persyaratan air yang telah ditentukan. Dengan demikian air yang tidak berwarna belum tentu memenuhi persyaratan kesehatan. Pengetahuan mengenai sumber pencemaran air bersih sebesar 83,5 responden yang tahu dimana sebagian besar menjawab limbah pabrik. Hal ini menunjukkan bahwa responden secara umum tidak mengetahui bahwa limbah RT juga dapat menyebabkan pencemaran air bersih. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa hanya 35,2 responden yang mengetahui cara pengolahan air sungai sebelum digunakan. Sebagian besar responden hanya mengetahui pengolahan air sungai dengan penyaringan. Sesuai dengan pendapat Entjang 1985 bahwa air permukaan seperti sungai harus diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan karena umumnya telah mengalami pencemaran. Oleh karena itu, seharusnya dilakukan tahap pengolahan terlebih dahulu terhadap air sungai Lau Gerbong sebelum dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Notoatmodjo 2003, perilaku seseorang akan lebih baik dan dapat bertahan lama apabila didasari oleh pengetahuan yang baik. Oleh karena itu, pengetahuan yang baik tentang cara pengolahan air sungai sebelum digunakan sesuai dengan peraturan memungkinkan masyarakat tersebut dapat mengupayakan penyediaan air bersih sesuai dengan pengetahuannya. Dengan demikian penggunaan air sungai Lau Gerbong sebagai sumber air bersih harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu walaupun pengolahan itu masih sederhana. Responden yang mengetahui sumber pencemaran air sungai Lau Gerbong sebesar 82,4 dimana umumnya menjawab berasal dari limbah RS. Hal ini menunjukkan bahwa responden sebagian besar tidak tahu bahwa limbah RT termasuk Universitas Sumatera Utara sampah dari pemukiman penduduk dapat mencemari air sungai Lau Gerbong. Dengan pengetahuan masyarakat yang kurang ini menyebabkan masih ada masyarakat yang membuang sampah ke sungai Lau Gerbong. Pengetahuan mengenai akibat penggunaan air bersih yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan sebesar 86,8 responden yang tahu dimana umumnya menjawab diare apabila air tersebut dikonsumsi. Namun sebagian besar responden belum tahu apabila penyakit kulit merupakan salah satu yang disebabkan penggunaan air bersih yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Sesuai dengan pendapat Soemirat 2007 bahwa air berperan dalam penularan penyakit yang berhubungan dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk kebersihan seseorang yang dapat menyebabkan penyakit antara lain infeksi kulit dan selaput lendir, infeksi oleh insekta parasit pada kulit. Tingkat pengetahuan responden dalam penggunaan air sungai Lau Gerbong di Desa Perbesi dari 91 responden sebanyak 91,2 kategori sedang dan kategori buruk sebesar 8,8. Hal ini menunjukkan pengetahuan responden dalam penggunaan air sungai Lau Gerbong masih belum baik. Sehubungan tingkat pendidikan masyarakat yang tamat SLTA 42,9 ternyata masih kurangnya informasi kesehatan khususnya informasi kesehatan lingkungan. Sesuai pendapat Notoatmodjo 2003 bahwa pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan yaitu : tahu know, memahami comprehension, aplikasi aplication, analisis analysis, sintesis synthesis dan evaluasi evaluation. Dengan pengetahuan yang baik maka seseorang akan mudah untuk mengartikan, memahami, menganalisa, mensintesis masalah dan membuat keputusan yang benar-benar secara objektif. Universitas Sumatera Utara Tingkatan pengetahuan masyarakat Desa Perbesi dalam penggunaan air sungai yang persentase terbesar pada kategori sedang dapat dijelaskan masih pada tingkat pengetahuan yang hanya mengetahui dan memahami, belum mampu mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis ataupun mengevalusi. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan air sungai Lau Gerbong sebagai sumber air bersih yang masih belum baik akan mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Green 2005 yang dikutip dari Notoatmodjo 2003 yang menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Dengan demikian peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pengunaan air sungai dalam kehidupan sehari-hari penting dalam upaya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat itu sendiri.

5.2.2. Sikap Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 95,6