Tabel 4.8. Distribusi Pasien Skizofrenia Berdasarkan Frekuensi Rawat Inap Di Rumah Sakit Jiwa Tahun 2009
No Frekuensi Rawat Inap
Jumlah Persentase
Rendah ≤ 2 kali
24 27,6
Tinggi 2 kali 63
72,4
Jumlah 87
100,0
4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Hubungan Ketidakpatuhan Pasien Skizofrenia Dengan Frekuensi Rawat Inap
Adanya hubungan ketidakpatuhan pasien skizofrenia dengan frekuensi rawat inap diperoleh yaitu pasien yang tidak patuh maka frekuensi rawat inap akan lebih
dari dua kali sebanyak 59 orang 100, pasien yang patuh maka frekuensi rawat inap kurang atau sama dengan dua kali sebanyak 24 orang 85,7. Pada pasien yang
patuh frekuensi rawat inapnya lebih dari dua kali sebanyak 4 orang 14,3. Hasil uji chi-square variabel ketidakpatuhan pasien skizofrenia dengan frekuensi rawat inap
diperoleh p = 0,000 0,05, artinya terdapat hubungan signifikan ketidakpatuhan pasien skizofrenia dengan frekuensi rawat inap, dimana ketidakpatuhan pengobatan
akan mengakibatkan frekuensi rawat inap yang tinggi.
Tabel 4.9. Distribusi Ketidakpatuhan Pengobatan Dengan Frekuensi Rawat
Inap Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Tahun 2009
Frekuensi rawat Inap No
Ketidak- patuhan
Rendah 2 kali
Tinggi 2 kali
Jumlah X²
P
1. Tidak patuh
0,0 59
100,0 59
100,0 65,612
0,000 2.
Patuh 24
85,7 4
14,3 28
100,0
Jumlah 24
27,6 63
72,4 87
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Hubungan Stigma Pada Keluarga Dengan Frekuensi Rawat Inap Pasien
Skizofrenia
Hubungan stigma pada keluarga dengan frekuensi rawat inap pasien skizofrenia dari hasil penelitian diperoleh stigma pada keluarga paling banyak
dengan kategori di atas rata-rata derajat berat pada frekuensi rawat inap lebih dari dua kali sebanyak 47 orang 100. Stigma pada keluarga paling sedikit dengan nilai
rata-rata derajat sedang pada frekuensi rawat inap kurang dari dua kali sebanyak 5 orang 71,4, dan stigma derajat sedang pada frekuensi rawat inap lebih dari dua
kali sebanyak 2 orang 28,6. Hasil uji Chi-Square variabel stigma pada keluarga dengan frekuensi rawat
inap p = 0,000 0,05, artinya terdapat hubungan signifikan stigma pada keluarga dengan frekuensi rawat inap dimana keluarga di dalam penelitian ini mengalami
stigma berat, sedang, ringan yang menyebabkan tingginya frekuensi rawat inap pasien skizofrenia.
Tabel 4.10. Distribusi Stigma Anggota Keluarga Dengan Frekuensi Rawat
Inap Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Tahun 2009 Frekuensi rawat Inap
No Stigma
Rendah 2 kali
Tinggi 2 kali
Jumlah X²
P
1. Berat 0,0
47 100,0
47 100,0
39,498 0,000
2. Sedang 5
71,4 2
28,6 7
100,0 3
Ringan 19
57,6 14
42,4 33
100,0
24 27,6
63 72,4
87 100,0
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan ketidakpatuhan pengobatan dan stigma pada keluarga dengan perawatan kembali pasien skizofrenia
di RSJ Daerah Provinsi Sumatera Utara periode bulan Agustus 2009
s d
bulan September 2009.
5.1. Gambaran Umum Hasil Penelitian
Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan metode pengambilan sampel secara non-probability dengan consecutive sampling yaitu subjek yang ada
dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek mencapai 87 orang. Peneliti menyadari bahwa pengambilan sampel demikian
mempunyai beberapa keterbatasan, terutama mengenai keterwakilan populasi keluarga pasien skizofrenia.
Keluarga pasien skizofrenia yang menjalani perawatan kembali di bangsal perawatan yang datang diambil sebagai subjek penelitian. Banyak pasien skizofrenia
di bangsal perawatan tidak selalu di tunggui oleh keluarga dan kunjungan keluarga sangat jarang karena berbagai alasan seperti anjuran agar keluarga tidak datang pada
awal masa perawatan, penyakit yang sudah berulang akan membuat keluarga terbebani secara subjektif dan objektif. Pada situasi lain, kunjungan dilakukan oleh
keluarga yang tidak tinggal serumah dengan pasien skizofrenia sehingga tidak dapat memenuhi kriteria pengambilan sampel. Berbagai keadaan tersebut diatas merupakan
kendala yang dihadapi peneliti dalam pengambilan sampel.
Universitas Sumatera Utara