Ketidakpatuhan Sehubungan Dengan Efek Samping

1. Pada pasien rawat jalan atau rawat inap dalam 72 jam menunjukkan dua episode dari : a. Menolak obat yang diresepkan baik secara aktif atau pasif. b. Adanya bukti atau kecurigaan menyimpan atau meludahkan obat yang diberikan. c. Menunjukkan keragu-raguan terhadap obat yang diberikan. 2. Pasien rawat inap dengan riwayat tidak patuh pada pengobatan sewaktu rawat jalan minimal tidak patuh selama 7 hari dalam sebulan. 3. Pasien rawat jalan dengan riwayat ketidakpatuhan yang sangat jelas seperti sudah pernah dilakukan keputusan untuk mengawasi dengan ketat oleh orang lain dalam waktu sebulan. 4. Pasien rawat inap yang mengatakan dirinya tidak dapat menelan obat walaupun tidak ditemukan kondisi medis yang dapat mengakibatkan hal tersebut.

2.3.1. Ketidakpatuhan Sehubungan Dengan Efek Samping

Pasien yang tidak mengalami efek samping terhadap pengobatan kemungkinan lebih mau melanjutkan pengobatan. Efek samping obat neuroleptik yang tidak menyenangkan sebaiknya diperhitungkan sebab dapat berperan dalam menurunkan kepatuhan. Efek samping yang umum dan penting adalah efek extrapiramidal berupa parkinsonism, akatisia, dan diskinesia, gangguan seksual dan penambahan berat badan. Penderita skizofrenia yang menggunakan antipsikotik atipikal lebih mau meneruskan pengobatan dibandingkan penderita yang menggunakan antipsikotik konvensional Lauriello, 2005; Amir N, 2004. Universitas Sumatera Utara Masalah tambahan dalam pengobatan skizofrenia adalah kebanyakan obat- obat antipsikotik kerja obatnya onset of action lambat, sehingga pasien tidak merasakan dengan segera efek positif dari antipsikotik. Malahan kadang-kadang pasien lebih dahulu merasakan efek samping sebelum efek obat terhadap penyakitnya tersebut. Begitu juga dengan pasien skizofrenia yang sudah dalam remisi biasanya relaps tidak langsung segera terjadi bila pengobatan dihentikan. Kekambuhan dapat terjadi beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah obat antipsikotik dihentikan, sehingga penghentian pengobatan tidak terlalu berpengaruh dengan memburuknya keadaan pasien. Pasien mungkin juga merasakan obat-obatan tersebut tidaklah seefektif atau bahkan berbahaya tidak seperti yang mereka harapkan. Hal ini menjadi tanggung jawab dokter dalam melakukan pengobatan untuk melengkapi pasien dengan pandangan yang seimbang dan realistik mengenai profil keuntungan dan kerugian antipsikotik yang akan diberikan Fleischacker, 2003. Beragamnya obat yang diresepkan juga memiliki peran penting dalam kepatuhan. Pasien yang menerima regimen pengobatan yang kompleks, misalnya mengkonsumsi beberapa obat dengan waktu yang berbeda dalam satu hari atau mengkonsumsi dua macam atau lebih obat-obatan, mempunyai permasalahan dalam ketaatan terhadap obat yang diberikan dibanding pasien yang hanya mengkonsumsi satu macam obat dengan dosis tunggal. Cara pemberian obat dapat juga mempengaruhi kepatuhan. Namun hasil ketidakpatuhan yang sama diperoleh pada pasien yang tidak patuh terhadap Universitas Sumatera Utara pemberian obat oral yang diganti dengan depot neuroleptik. Hal ini yang sering terjadi kesalahpahaman bahwa pemberian obat depot akan meningkatkan kepatuhan. Namun penggunaan antipsikotik kerja lama dapat mengatasi kepatuhan yang parsial sehingga dapat memperbaiki outcome penyakit. Dosis minimum efektif yang telah direkomendasikan dalam suatu konsensus adalah sebagai berikut : Ayuso, 1997 1. Haloperidol 2,5 mghari. 2. Fluphenazine Hydrochloride 2,5 mghari. 3. Fluphenazine Decanoate 6,5 -12,5 mg i.m tiap 2 minggu. 4. Haloperidol Decanoate 50-60 mg i.m tiap 4 minggu. Bila dosis di bawah kurang dari yang tersebut di atas, maka risiko kekambuhan akan meningkat secara signifikan.

2.3.2 Ketidakpatuhan Sehubungan Dengan Pasien