dibutuhkan pula intervensi lain termasuk psikoterapi individual dan kelompok, terapi keluarga, case management, perawatan di rumah sakit, kunjungan rumah dan
pelayanan rehabilitasi sosial dan vokasional Sadock, 2003. Dalam penatalaksanaan pasien skizofrenia digunakan pendekatan eklektik
holistik, bahwa manusia harus dipandang sebagai suatu keseluruhan yang paripurna, termasuk adanya faktor lingkungan yang terdekat yaitu keluarga. Keluarga berperan
dalam pemeliharaan dan rehabilitasi anggota keluarga yang menderita skizofrenia Durand, 2007.
Pemahaman konsep skizofrenia tentang defenisi, etiologi, perjalanan penyakit dan penatalaksanaan skizofrenia akan memudahkan peneliti didalam menjelaskan
hasil penelitian yang akan dilakukan.
2.2 Perawatan Kembali
Rawat Inap di Rumah Sakit RS terutama dilakukan atas indikasi keamanan pasien skizofrenia karena adanya ide bunuh diri atau mencelakakan orang lain, dan
bila terdapat perilaku yang sangat terdisorganisasi atau tidak wajar termasuk bila pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar berupa makan, perawatan diri dan
tempat tinggalnya. Selain itu Rawat Inap RS diperlukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan diagnostik, stabilisasi pemberian medikasi Sadock, 2003; Durand, 2007.
Perjalanan penyakit skizofrenia dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya adalah pengobatan dan faktor psikososial berupa dukungan keluarga serta lingkungan
sosial sehari-harinya. Pemahaman keluarga dan lingkungan pada pasien skizofrenia
Universitas Sumatera Utara
akan sangat mempengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dalam kehidupan sehari- hari. Stigma yang dialami keluarga pasien skizofrenia dapat menimbulkan reaksi
yang beragam mulai dari ekspresi emosi yang tinggi yang dapat mengakibatkan kekambuhan dan usaha untuk mengembalikan pasien skizofrenia ke rumah sakit.
Kekambuhan pasien skizofrenia adalah istilah yang secara relatif merefleksikan perburukan gejala atau perilaku yang membahayakan pasien dan atau lingkungannya.
Tingkat kekambuhan sering di ukur dengan menilai waktu antara lepas rawat dari perawatan terakhir sampai perawatan berikutnya dan jumlah rawat inap pada periode
tertentu Pratt, 2006 Keluarga pasien skizofrenia sebagai pendamping yang mengamati dan
merasakan akibat perburukan gejala atau perilaku yang membahayakan pada pasien atau sekitarnya berperan dalam menentukan apakah pasien akan menjalani rawat inap
atau tetap bersama keluarga di rumah Fenton, 2005. Perawatan pasien skizofrenia cenderung berulang recurrent, apapun bentuk
subtipe penyakitnya. Hampir separuh pasien skizofrenia yang diobati dengan pelayanan standar akan kambuh dan membutuhkan perawatan kembali dalam dua
tahun pertama. Tingkat kekambuhan lebih tinggi pada pasien skizofrenia yang hidup bersama anggota keluarga yang penuh ketegangan, permusuhan dan keluarga yang
memperlihatkan kecemasan yang berlebihan. Tingkat kekambuhan dipengaruhi juga oleh stress dalam kehidupan, seperti hal yang berkaitan dengan keuangan dan
pekerjaan. Keluarga merupakan bagian yang penting dalam proses pengobatan pasien dengan skizofrenia Lauriello, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Keluarga berperan dalam deteksi dini, proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan. Penelitian pada keluarga di Amerika, membuktikan bahwa peranan
keluarga yang baik akan mengurangi angka perawatan di rumah sakit, kekambuhan, dan memperpanjang waktu antara kekambuhan. Geddes J, 2008; Lauriello, 2005.
Perawatan kembali merupakan bagian komponen perawatan pasien skizofrenia yang memberi kontribusi pada beban pembiayaan langsung.
Penelitian pada orang-orang dengan penyakit mental serius dan menetap di Minnesota, didapatkan tingkat perawatan kembali yang lebih rendah secara bermakna
pada daerah rural dibandingkan tingkat perawatan kembali pada daerah dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi. Advokasi, pembuat keputusan dan penelitian
dalam bidang kesehatan mental terus menunjukkan keprihatinan pada konsekuensi rawat inap psikiatrik yang lama atau sering Kazadi, 2008; Kane, 2008.
Meskipun angka kekambuhan tidak secara otomatis dapat dijadikan sebagai kriteria kesuksesan suatu pengobatan skizofrenia, bagaimanapun parameter ini cukup
signifikan dalam beberapa aspek. Setiap kekambuhan berpotensi menimbulkan bahaya bagi pasien dan keluarganya, seringkali mengakibatkan perawatan kembali
rehospitalisasi dan membengkaknya biaya pengobatan. Lebih jauh lagi, pertanyaan apakah dan berapa lama pencegahan kekambuhan dengan menggunakan antipsikotik
dapat diandalkan. Di sisi lain, keuntungan dengan melanjutkan penggunaan antipsikotik dalam
mencegah eksaserbasi klinis dari skizofrenia merupakan suatu penegasan, menunjukkan perbedaan yang besar secara signifikan dalam hal angka kekambuhan
Universitas Sumatera Utara
antara pengobatan aktif dan placebo. Pada saat ini angka kekambuhan dapat diturunkan dari 75 menjadi 15 dengan pengobatan antipsikotik. Artinya, tidak
hanya membuat perbaikan yang sangat besar dalam kualitas hidup pasien, akan tetapi secara langsung telah menyelamatkan milyaran dolar uang negara Ayuso, 1997.
Prognosa penyakit skizofrenia dipengaruhi beberapa faktor diantaranya awitan, faktor genetik, keadaan lingkungan, kepribadian dan frekwensi kekambuhan.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa semakin sering seorang penderita mengalami kekambuhan, maka semakin meningkat pula disabilitas yang terjadi pada dirinya
membuat penderita semakin tergantung pada keluarganya yang juga akan menimbulkan beban bagi keluarga dan lingkungan.
Pemahaman mengenai teori perawatan kembali akan menjelaskan frekwensi kekambuhan yang menyebabkan pasien menjalani perawatan berulang di rumah sakit.
2.3 Ketidakpatuhan Terhadap Pengobatan