karakteristik, masing-masing ada secara bermakna dalam periode satu bulan, berupa waham, halusinasi, bicara terdisorganisasi atau gejala negatif. b adanya disfungsi
sosial atau pekerjaan. c Durasi sekurangnya enam bulan. d Bukan disebabkan oleh gangguan mood atau skizoafektif. e Bukan disebabkan oleh gangguan zat atau
kondisi medis umum. f tidak ada pengaruh dengan gangguan pervasif. Menurut Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders – IV – Text Revised DSM-
IV-TR definisi skizofrenia menekankan pada kronisitasnya dengan memasukkan kriteria, gejala psikosis berlangsung selama jangka waktu minimum satu bulan dan
kemunduran fungsi berlangsung minimum selama enam bulan Sadock, 2003.
2.1.2 Epidemiologi
Skizofrenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan di berbagai daerah. Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar hampir
sama di seluruh dunia. Gangguan ini mengenai hampir 1 populasi dewasa dan biasanya onsetnya pada usia remaja akhir atau awal masa dewasa. Pada laki-laki
biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-35 tahun. Insiden skizofrenia lebih tinggi
pada laki-laki daripada perempuan dan lebih besar di daerah urban dibandingkan daerah rural Sadock, 2003.
Pasien skizofrenia beresiko meningkatkan risiko penyalahgunaan zat, terutama ketergantungan nikotin. Hampir 90 pasien mengalami ketergantungan
nikotin. Pasien skizofrenia juga berisiko untuk bunuh diri dan perilaku menyerang.
Universitas Sumatera Utara
Bunuh diri merupakan penyebab kematian pasien skizofrenia yang terbanyak, hampir 10 dari pasien skizofrenia yang melakukan bunuh diri Kazadi, 2008.
2.1.3 Etiologi
Penyebab pasti skizofrenia sampai saat ini belum diketahui. Ada beberapa faktor yang berperan dalam terjadinya skizofrenia. Bukti kuat dari penelitian pada
kembar identik menyimpulkan bahwa faktor genetik memberikan kontribusi yang besar pada etiologi skizofrenia. Walaupun demikian sampai saat ini belum diketahui
secara pasti gen yang terlibat pada skizofrenia dan juga belum diketahui bentuk kontribusinya Tattan et.al, 2001.
Penelitian terhadap faktor risiko mendapatkan bahwa sejumlah faktor lingkungan juga berpotensi memberikan kontribusi pada perkembangan skizofrenia.
Beberapa hipotesis menyatakan bahwa berbagai jaras neurotransmiter terlibat pada dasar biologi gangguan ini.
Faktor lingkungan dinyatakan berhubungan dalam timbulnya gangguan skizofrenia serta dapat menjadi pencetus pada suatu predisposisi genetik Sena,
2003. Telah bertahun-tahun dilakukan penelitian tentang etiologi gangguan
skizofrenia, namun sampai saat ini belum ditemukan etiologi pasti gangguan ini Durand, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Perjalanan Penyakit