30
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ekstraksi tanaman
Daun kemangi Ocimum canum Sims yang digunakan pada penelitian ini didapat dari daerah Ciamis, Jawa Barat sebelumnya dideterminasi terlebih dahulu
di Herbarium Bogoriense, Balai Penelitian dan Pengembangan Botani, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI Bogor. Kemudian dilakukan proses
pembuatan ekstrak kering terlebih dahulu dengan dikeringkan dan diblender sampai halus. Setelah itu, dilakukan proses ekstraksi dengan menggunakan
metode maserasi. Daun kemangi yang sudah dikeringkan lalu dimasukkan ke dalam bejana
erlenmeyer dengan ditambah etanol 70. Campuran ini kemudian diaduk supaya tercampur rata dan didiamkan selama 3x24 jam. Setelah 24 jam campuran ini
kemudian disaring dengan kertas saring untuk didapat sari-sarinya. Pencampuran dan penyaringan ini dilakukan tiga kali secara berulang sampai warna campuran
menjadi agak pudar. Sari daun kemangi yang diperoleh kemudian diletakkan di atas rotatory evaporator dengan suhu 48
C untuk menghilangkan pelarutnya sehingga didapatkan ekstrak kental sebanyak 105,04 mg.
Daun kemangi didapat di dapat dari daerah Ciamis, Jawa Barat sebanyak 2 kg. Kemudian dilakukan proses sortir hingga pengeringan dan diblender hingga
didapatkan simplisia kering sebanyak 1000 gram. Rendemen ekstrak dihitung dengan cara sebagai berikut
32
: Rendemen =
x 100
= x 100
= 1, 05 Hasil nilai rendemen ekstrak etanol daun Ocimum canum Sims dalam
dilihat dalam tabel 4.1
31
Tabel 4.1 Data rendemen ekstrak etanol daun Ocimum canum Sims
Nama Simplisia Berat Ekstrak gram
Rendemen ekstrak Ekstrak etanol
10,5 gram 1,05
Ekstrak kental kemudian dibuat dalam 5 konsentrasi yaitu 1000 ppm, 500 ppm, 200 ppm, 100 ppm dan 50 ppm. Ekstrak yang telah dibuat ke dalam 5
larutan konsentrasi dibuat replikasi sebanyak 3 kali triplo agar lebih akurat dan dapat dihitung secara statistik. Pada masing-masing konsentrasi, digunakan 10
larva udang Artemia Salina Leach yang telah berumur 48 jam. Setelah itu, disiapkan tabung sesuai dengan jumlah konsentrasi ditambah dengan kontrol
negatif air laut. Setelah itu, maka masing-masing 10 larva udang dimasukkan ke dalam
tiap-tiap tabung sesuai dengan konsentrasi. Tiap konsentrasi dimasukkan 1 ml ekstrak yang akan ditambah dengan 9 ml air laut. Hal ini menyebabkan terjadi
perbedaan konsentrasi semula dengan konsentrasi ekstrak yang dilarutkan dalam 9 ml air laut. Oleh karena itu, pada perhitungan akhir konsentrasi digunakan sesuai
dengan konsentrasi ekstrak yang kontak langsung dengan larva yakni mejadi 110 konsentrasi semula. Dalam penelitian ini, konsentrasi yang berkontak langsung
dengan larva adalah 5 ppm, 10 ppm, 20 ppm,dan 100 ppm Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70. Harus
diperhatikan juga apakah pelarut memiliki pengaruh terhadap kematian larva Artemia salina Leach. Dalam penelitian ini, telah dilakukan uji terhadap pelarut.
Hasilnya, tidak terdapat kematian larva udang Artemia salina Leach. Ini menunjukkan bahwa pelarut dalam hal ini etanol 70 tidak memberikan pengaruh
terhadap kematian larva Artemia salina Leach. Etanol merupakan pelarut polar yang dapat menarik senyawa polar yang
ada dalam tanaman.
33
Adapun sifat dari etanol adalah sebagai berikut :