24
2.3 Definisi Operasional
No Variabel
Definisi Cara ukur
Alat ukur
Skala ukur Hasil ukur
1. Konsentrasi
ekstrak daun kemangi
Konsentrasi larutan
uji dalam ppm
V
1
M
1
=V
2
M
2
perbandinga n μg
ekstrak dengan mL etanol 70
- Numerik
1000 ppm, 500 ppm,
200 ppm, 100 ppm,
50 ppm
2. Persentase
Mortalitas Hasil
perkalian rasio dengan
100, yaitu larva
yang mati
dibagi jumlah larva
awal dikali
100 untuk tiap replikasi
∑ ∑
Numerik Persentase
mortalitas
3. Nilai LC
50
konsentrasi yang
diberikan sekali
tunggal atau
beberapa kali dalam
34 jam
dari suatu
zat yang secara
statistic diharapkan
dapat mematikan
50 hewan coba
dihitung dari persamaan garis
lurus y=mX+b dengan
memasukkan nilai 5 probit dari 50
kematian hewan coba sebagai y
sehingga dihasilkan x sebagai nilai log
konsentrasi. -
Kategorik LC
50
1000 ppm=
bersifat toksik
LC
50
1000 = tidak toksik
25
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental post test only control group design
dimana responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta
ada kelompok pengontrolnya . Penelitian dilakukan di Laboratorium untuk
menguji toksisitas ekstrak daun kemangi dengan menggunakan metode BSLT.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Farmakologi, Laboratorium Farmakognosi dan Fitofarmaka, serta
Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah larva Artemia salina Leach.
3.3.2 Sampel 3.3.2.1 Kriteria inklusi
Larva Artemia salina Leach berumur 48 jam sebagai hewan uji.
3.3.2.2 Kriteria eksklusi
Larva Artemia salina Leach yang tidak menunjukkan aktivitas pergerakan sebelum perlakuan.
3.3.2.3 Besar sampel
Pada penelitian ini, sekali penelitian digunakan 5 konsentrasi yang kemudian dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Jumlah larva yang
digunakan adalah sebanyak 150 ekor larva Artemia salina Leach untuk
digunakan pada
5 konsentrasi.
Tiap konsentrasi
26
menggunakan 10 ekor larva, ditambah 10 ekor untuk kelompok kontrol untuk tiap kali perlakuan.
3.3.2.4 Cara pengambilan sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive random sampling terhadap larva Artemia salina Leach.
3.4 Determinasi Tanaman
Dilakukan determinasi tanaman dengan tujuan untuk menetapkan kebenaran mengenai Ocimum canum Sims. Identifikasi atau determinasi
dilakukan di Herbarium Bogoriense, Balai Penelitian dan Pengembangan Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI Bogor.
3.5 Alat danBahan Penelitian
3.6.1 Alat Penelitian
Bejana erlenmeyer, cawan porselen, water bath, pipet volume, pipet tetes, labu takar, timbangan, tabung uji vial, wadah bening, aerator,
lampu.
batang pengaduk, corong
,
gelas ukur 10 ml
,
mikropipet
,
neraca analitik
,
pipet tetes
,
tabung reaksi beserta rak nya
,
seperangkat alat penetasan telur wadah plastik dan sterofoam
,
cawan penguap
,
labu ukur.
3.6.2 Bahan Penelitian
Daun kemangi segar didapat dari daerah Ciamis-Jawa Barat, larva Artemia salina Leach, air laut, etanol 70,
aquadest, aluminium foil
,
kertas saring Whatman.
3.6 Cara Kerja Penelitian
3.6.1 Proses Pembuatan Simplisia
1. Pengambilan dan pengumpulan daun Ocimum canum Sims yang
berasal dari daerah Ciamis, Jawa barat. Bagian yang diambil adalah daun segar sebanyak 2 kg.
2. Daun yang telah dipetik kemudian disortir, dipilih yang segarnya saja.
27
3. Daun kemudian dicuci terlebih dahulu agar tidak ada kotoran yang
menempel. 4.
Setelah dicuci, daun dikering anginkan kurang lebih selama 14 hari. Daun diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung. 5.
Setelah benar-benar kering, daun kembali disortir dan dipilih, sehingga yang diambil adalah daun yang bebas dari kotoran ataupun mikroba.
6. Daun kemudian diblender dan didapatkan simplisia kering sebanyak
1000 gram.
3.6.2 Pembuatan Ekstrak dengan Metode Maserasi
a. Maserasi dengan etanol 70
Adapun pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70. Etanol 70 merupakan campuran antara 70 ml etanol dan 30 ml
air. Komponen-komponen polar seperti flavonoid dapat terdeteksi dengan etanol 70 karena bersifat lebih polar daripada etanol murni.
Ditambahkan dengan air 30 sehingga menambah kepolarannya. Etanol didapatkan mudah masuk ke membran sel untuk dapat menarik
senyawa bioaktif yang ada di tanaman.
31
Setelah ditimbang, simplisia kering kemudian dimasukkan ke dalam tabung yang ditambah dengan
larutan etanol 70 sebanyak 1:1. Campuran ini kemudian dibolak- balikkan agar tercampur rata dan didiamkan selama 3x24 jam.
b. Penyaringan
Larutan kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring sebanyak 3 kali.
c. Pengentalan Maserat dengan Vacuum Evaporator
Hasil saringan kemudian dimasukkan ke dalam vacuum evaporator dalam suhu 48
C untuk menghilangkan pelarut dalam ekstrak sehingga dihasilkan ekstrak kental.
28
3.6.3 Penetasan Larva Artemia salina Leach
Artemia salina Leach direndam di dalam air tawar selama 15-30 menit. Kemudian direndam dalam 10 liter air laut. Suhu penetasan adalah
± 25-30 C dan pH ± 6-7. Telur akan menetas setelah 18-24 jam dan
larvanya disebut nauplii. Nauplii siap untuk uji BSLT setelah berumur 48 jam.
3.6.4 Pembuatan Konsentrasi Larutan
Ekstrak kental kemudian diambil sebanyak 250 mg, kemudian dilarutkan dalam aquadest sampai larut.
Larutan ini kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml dan ditambahkan aquadest untuk dihasilkan larutan induk 1000
ppm. Lalu masing-masing dibuat larutan dalam beberapa konsentrasi,
sebagai berikut : a.
500 ppm V
1
M
1
= V
2
M
2
1000 V
1
= 25 500 V
1
= 12,5 ml ekstrak b.
200 ppm V
1
M
1
= V
2
M
2
1000 V
1
= 25 200 V
1
= 5 ml ekstrak c.
100 ppm V
1
M
1
= V
2
M
2
1000 V
1
= 25 100 V
1
= 2,5 ml ekstrak d.
50 ppm V
1
M
1
= V
2
M
2
1000 V
1
= 25 50 V
1
= 1,25 ml ekstrak
29
3.6.5 Uji toksisitas dengan metode BSLT
Setelah semua konsentrasi dibuat, kemudian disiapkan 5 tabung reaksi untuk masing-masing konsentrasi ditambah kontrol negatif yang
masing-masing dikalikan 3 triplo. Lalu memasukkan 10 larva udang ke dalam masing-masing tabung reaksi yang kemudian diberikan ekstrak 1
ml. Kemudian ditambah air laut sebanyak 9 ml. Tabel 3.1 Jumlah masing-masing konsentrasi ekstrak pada tabung reaksi
Tabung reaksi I
Tabung reaksi II
Tabung reaksi III
Tabung reaksi IV
Tabung reaksi V
10 larva udang + larutan
konsentrasi 1000 ppm +
air laut 10 larva udang
+ larutan konsentrasi
500 ppm + air laut
10 larva udang + larutan
konsentrasi 200 ppm + air
laut 10 larva udang
+ larutan konsentrasi
100 ppm + air laut
10 larva udang + larutan
konsentrasi 50 ppm + air laut
3.7 Analisis Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang dihasilkan dengan menghitung persentase kematian larva Artemia salina Leach pada tiap
konsentrasi. Kemudian dihitung nilai log dosis tiap-tiap konsentrasi. Lalu dihitung menggunakan nilai probit. Setelah tabel probit didapatkan,
ditentukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit dengan log dosis, Y=mX+b dengan menggunakan Microsoft Excel. Lalu memasukka
nilai 5 probit dari 50 kematian larva pada persamaan garis lurus, pada nilai Y. Nilai LC
50
dihitung dari nilai antilog X pada saat Y=5.
21