Ocimum canum Sims Landasan Teori

14 Uji toksisitas dibagi menjadi 3 kategori, yaitu : 7 1. Uji toksisitas akut Uji ini dirancang untuk menentukan efek toksik suatu senyawa yang akan terjadi dalam masa pemajanan dengan waktu yang singkat atau pemberian konsentrasi tunggal senyawa uji pada hewan uji. Takaran konsentrasi yang dianjurkan paling tidak empat peringkat konsentrasi, berkisar dari konsentrasi terendah atau hampir tidak mematikan seluruh hewan uji sampai dengan konsentrasi tertinggi yang dapat mematikan seluruh atau hampir seluruh hewan uji. Biasanya pengamatan dilakukan selama 24 jam, kecuali pada kasus tertentu selama 7-14 hari. 2. Uji toksisitas subkronis atau subakut Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji tersebut secara berulang-ulang terhadap hewan uji selama kurang dari 3 bulan. Uji ini ditujukan untuk mengungkapkan spektrum efek toksik senyawa uji, serta untuk melihat apakah spektrum toksik itu berikatan dengan takaran konsentrasi. 3. Uji toksisitas kronis Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia secara berulang-ulang pada hewan uji selama lebih dari 3 bulan atau sebagian besar hidupnya. Meskipun pada penelitian digunakan waktu lebih pendek, tetapi tetap lebih lambat dibandingkan Uji Toksistas akut maupun subakut. Toksisitas akut dapat diukur sebagai jumlah atau konsentrasi yang dapat membunuh 50 hewan pada populasi uji. Ukuran ini biasanya ditentukan dalam LD 50 Lethal Dose 50 atau LC 50 Lethal Concentration 50. 20 LD 50 dan LC 50 dapat didefinisikan sebagai dosis atau konsentrasi yang diberikan sekali tunggal atau beberapa kali dalam 24 jam dari suatu zat yang secara statistik diharapkan dapat mematikan 50 hewan coba. 21 15 Penentuan nilai LD 50 dan LC 50 dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya : a. Cara farmakope Indonesia III FIII Untuk menghitung LD 50 dengan cara ini, harus dipenuhi beberapa syarat seperti : 1. Menggunakan seri dosis atau konsentrasi yang berkelipatan tetap 2. Jumlah hewan percobaan atau biakan jaringan tiap kelompok harus sama 3. Dosis harus diukur sedemikian rupa supaya memberikan respon dari 0-100 dan hitungan dibatasi rentang tersebut i. Rumus perhitungan LD 50 adalah m = a- b ∑pi-0,5 m= log LD 50 a= logaritma dosis terendah yang masih menyebabkan julah kematian 100 tiap kelompok b= beda log dosis berurutan pi= jumlah hewan yang mati menerima dosis i dibagi jumlah hewan seluruhnya yang menerima dosis i b. Cara Well Rumus : Log m = log D+ d f+1 Dimana : m = nilai LD 50 D = dosis terkecil yang digunakan d = log dari kelipatan dosis f = suatu nilai dalam tabel Well, karena angka kematian tertentu r c. Metode probit Hal yang harus diperhatikan untuk menghitung LD 50 atau LC 50 dengan metode probit antara lain : 16 1. Mempunyai tabel probit 2. Menentukan nilai probit dari kematian tiap kelompok hewan uji 3. Menentukan nilai log dosis dari tiap-tiap kelompok 4. Menentukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit dengan log dosis, Y = mX+b 5. Memasukkan nilai 5 probit dari 50 kematian hewan coba pada persamaan garis lurus, pada nilai Y. Nilai LD 50 atau LC 50 dihitung dari nilai antilog X pada saat Y=5 d. Cara Reed dan Muench Agar dapat menggunakan cara Reed dan Muench, yang harus dihitung terlebih dahulu adalah : a = Persentase kematian yang lebih kecil dari 50 b = Persentase kematian yang lebih besar dari 50 i = kenaikan dosis log ks k = dosis yang menyebabkan kematian 50 s = dosis yang menyebabkan kematian 50 h = ukuran jarak = g = hasil perkalian antara kenaikan dosis dengan ukuran jarak h x i Y = hasil penjumlahan antara g dengan log s Kemudian dicari persamaan Y = g + log s, sehingga nilai LD 50 dapat diketahui dengan menentukan nilai antilog Y.

2.1.6 Metode Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga baku yang ditetapkan. 24 Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan senyawa campuran dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi digunakan untuk 17 mengisolasi produk alam dari jaringan asli kering tumbuh-tumbuhan. Ada beberapa metode ekstraksi, yaitu : a. Cara dingin 1. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangkan kamar. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya. 2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetasanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat. b. Cara panas 1. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 2. Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinyu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu 40- 50 C. 3. Infus Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 90 C selama 15 menit.

Dokumen yang terkait

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 11 70

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Paku Pedang (Nephrolepis falcata) terhadap Larva Artemia Salina L dengan metode Brain Shirmp Lethaly Test (BSLT)

0 45 48

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji toksisitas akut ekstrak etanol 96% biji buah alpukat (persea americana mill.) terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 10 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji toksisitas akut ekstrak metanol buah phaleria macrocarpa (scheff) boerl terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)

1 12 70

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 23 64

UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN Plantago lanceolata L. TERHADAP LARVA Artemia salina Leach. DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

0 0 14