Prosedur Pelaksanaan Pengembangan SDM
demonstrasi melibatkan penguraian dan memperagakan sesuatu melalui contoh-contoh. Metode ini sangat mudah untuk manajer
mengajarkan pegawai baru mengenai aktifitas nyata melalui suatu tahap perencanaan dari “bagaimana dan apa sebab” pegawai
mengerjakan apa yang ia kerjakan. Metode demonstrasi merupakan metode
training yang sangat efektif karena lebih mudah
menunjukkan kepada peserta bagaimana mengerjakan suatu tugas yang
akan dikerjakan.
Metode demonstrasi
biasanya dikombinasikan dengan alat bantu belajar seperti gambar-gambar,
teks materi, ceramah, diskusi. Metode demonstrasi dapat juga digunakan untuk tujuan pengembangan manajerial. Sedangkan
metode pelatihan contoh dapat digunakan untuk pengajaran operasi mekanik dan hubungan interpersonal. Metode contoh juga sangat
cocok untuk mengajarkan hubungan interpersonal, tugas-tugas pekerjaan, tanggung jawab, standar kelompok informal, dan
harapan pengawasan. Pelatihan dengan contoh dan manajemen dengan contoh merupakan dua konsep pengajaran yang relevan dan
sangat berharga saat sekarang ini.
4 Simulation Simulasi adalah suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk
realitas atau imitasi dari realitas. Simulasi ini merupakan penlengkap, sebagai teknik duplikat yang mendekati kondisi nyata
pada pekerjaan. Metode simulasi yang popular adalah permainan bisnis business games. Adapun bentuk-bentuk simulasi lainnya
wor and lutt, membuat cangkir kertas, odobocko woraburra, bujur sangkar terpotong, rumor clinic, truk mini, permainan angka,
berksire dominoes, bujur sangkar berlubang, legoman, kartu bernomor. Metode simulasi ini merupakan metode pelatihan yang
sangat mahal, tetapi sangat bermamfaat dan diperlukan dalam pelatihan.
5 Apprenticeship Metode training apprenticeship adalah suatu cara mengembangkan
keterampilan skill perajin atau pertukangan. Metode ini didasarkan pula pada on the job training dengan memberikan petunjuk-petunjuk
cara mengerjakaanya. Metode apprenticeship tidak mempunyai standar formal. Pegawai peserta mendapatkan bimbingan umum dan
mereka langsung mengerjakan pekerjaannya.
6 Classroom methods Metode ruang kelas merupakan metode training yang dilakukan di
dalam kelas, walaupun dapat pula dilakukan di area pekerjaan. Aspek-aspek tertentu dari semua pekerjaan lebih mudah dipelajari
dalam ruangan kelas daripada on the job. Teristimewa, jika hal
tersebut merupakan falsafah, konsep-konsep, sikap, teori-teori, dan kemampuan memecahkan masalah, harus dipelajari. Metode ruang
kelas adalah kuliah, konferensi, studi kasus, bermain peran, dan pengajaran berprogram programmed instruction.
Sedangkan metode pendidikandevelopment menurut Andrew F. sikula adalah sebagai berikut:
a Training methods atau classroom methods Beberapa metode pelatihan dapat digunakan pula untuk metode
pengembangan. Hal ini karena beberapa pegawai adalah manajer, dan semua manajer adalah pegawai. Metode pelatihan yang sering
digunakan dalam pengajaran pengembangan antara lain simulasi, metode konferensi, studi kasus, dan bermain peran.
b Understudies Understudies adalah mempersiapkan peserta untuk melaksanakan
pekerjaan atau mengisi suatu posisi jabatan tertentu. Peserta pengembangan tersebut, pada masa yang akan datang akan menerima
tugas dan bertanggung jawab pada posisi jabatannya. Konsep understudies merupakan suatu teknik perencanaan
c Job rotation and planne progession d Coaching-counseling
e Junior board of executive or multiple management f Committee assignment
g Business games h Sensitifity training
i Other development methods
Kesalahan dalam menentukan metode pengembangan tidak akan berpengaruh pada kinerja SDM yang bersangkutan.
Proses atau langkah-langkah pengembangan hendaknya dilakukan sebagai berikut:
1 Sasaran Setiap pengembangan harus terlebih dahulu di tetapkan secara jelas
sasaran yang ingin di capai. Apakah sasaran pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan
pekerjaan technical skills ataukah untuk meningkatkan kecakapan memimpin managerial skills dan conceptual skills. Penetapan
sasaran harus didasarkan kepada jabatan atau pekejaan dari sumber daya manusia yang bersangkutan.
2 Kurikulum Kurikulum atau mata pelajaran yang akan di berikan harus mendukung
tercapainya sasaran dari pengembangan itu. Kurikulum harus
ditetapkan secara sistematis, jumlah pertemuan, metode pengajaran, dan sistem evaulasinya harus jelas agar sasaran dari pengembangan itu
optimal.
3 Sarana Mempersiapkan tempat dan alat-alat yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pengembangan. Penyediaan tempat dan alat-alat harus didasarkan pada prinsip ekonomi serta berpedoman pada sasaran
pengembangan yang ingin di capai. Misalnya, tempat pengembangan hendaknya strategis, tenang, nyaman dan tidak
menggangu lingkungan. Dan mesin-mesin yang di gunakan dalam pengembangan
sama jenisnya dengan mesin yang akan digunakan dalam bekerja pada organisasi.
4 Peserta Menetapkan syarat-syarat dan jumlah peserta yang dapat mengikuti
pengembangan. Misalnya: usia, jenis kelamin, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikannya. Peserta pengembangan sebaiknya
mempunyai latar belakang yang relatif homogen dan jumlahnya ideal, supaya kelancaran pengembangan terjamin.
5 Pelatihtrainer Menunjuk pelatih atau instruktur yang memenuhi persyaratan untuk
mengajarkan setiap mata pelajaran sehingga sasaran pengembangan tercapai. Pengangkatan pelatih atau instruktur harus berdasarkan
kemampuan objektif teoritis dan praktis bukan berdasarkan kepada kawan
atau saudara. Dengan pelatih yang berkualitas
akan menghasilkan anak didik yang baik.
6 Pelaksanaan Melaksanakan proses belajar mengajar artinya setiap pelatih
mengajarkan materi pelajaran kepada peserta pengembangan. Proses belajar mengajar harus diakhiri dengan ujian atau evaluasi untuk
mengetahui sasaran pengembangan tercapai atau tidak.
24
Dalam pelaksanaan pengembangan, langkah-langkah di atas harus diperhatikan dan sesuai teori yang ada, agar seseuai dengan tujuan dari
pengembangan sumber daya manusia.
24
Malayu S.P. Hasibuan, Op. Cit., h.75-76.
c. Evaluasi Dalam evaluasi pengembangan biasanya dilakukan pengukuran
kinerja yang baik dilakukan dalam internal sekolah maupun dilakukan di luar sekolah. Dalam upaya mengetahui tingkat pencapaian kinerja guru
yang di gunakan sebagai dasar untuk menilai suatu keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan.
“Pengukuran kinerja guru meliputi dua hal yaitu: 1 pengukuran kinerja kegiatan dalam pencapaian target dari masing-masing kelompok
indikator kegiatan, 2 pengukuran pencapaian sasaran yakni
mengetahui tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja sasaran.”
25
Hal ini dapat mempengaruhi hasil dari
pengembangan karena dalam evaluasi dapat diketahui kelemahan- kelemahan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sumber daya
manusia. Goldstein dan Buxton berpendapat bahwa evaluasi pelatihan dapat
dibenarkan pada kriteria pedoman dari ukuran kesuksesan, dan rancangan percobaan.
Ada empat kriteria yang dapat digunakan sebagai pedoman dari ukuran kesuksesan pelatihan, yaitu kriteria pendapat, kriteria belajar,
kriteria perilaku, dan kriteria hasil. Kriteria pendapat. Kriteria ini didasarkan pada bagaimana pendapat
peserta pelatihan mengenai progam pelatihan yang telah dilakukan. Hal ini dapat diungkap dengan menggunakan kuesioner
mengenai
25
Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Medina Group, 2009, h. 411-412.
pelaksanaan pelatihan. Bagaimana pendapat peserta mengenai materi yang diberikan, pelatih, metode yang digunakan, situasi pelatihan.
Kriteria belajar. Kriteria belajar dapat diperoleh dengan
menggunakan tes pengetahuan, tes keterampilan yang mengukur skill, dan kemampuan peserta.
Kriteria perilaku. Kriteria perilaku dapat diperoleh dengan
mengunakan tes keterampilan kerja. Sejauh mana ada perubahan peserta sebelum pelatihan dan setelah pelatihan.
Kriteria hasil. Kriteria hasil dapat dihubungkan dengan hasil yang diperoleh seperti menekan turnover, berkurangnya tingkat absen,
meningkatnya produktivitas, meningkatnya penjualan, meningkatnya kualitas kerja dan produksi.
26
Hal diatas menjelaskan bahwa suatu kesuksesan dari pengembangan dapat diketahui melalui empat kriteria tersebut. Sebuah organisasi
dapat menggunakan semua kriteria diatas dan dapat pula menggunakan sebagian dari kriteria diatas.