3. Tanggung Jawab Guru
Di samping guru yang dituntut untuk memiliki peran dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru juga bertanggung jawab dalam membentuk
karakter dan mewariskan nilai-nilai luhur kepada para siswa. Tanggung jawab guru dapat dijabarkan kedalam sejumlah kompetensi yang lebih khusus,
diantaranya tanggung jawab moral, tanggung jawab dalam bidang sekolah, tanggung jawab dalm bidang kemasyarakatan, dan tanggung jawab dalam
bidang pendidikan.
33
a. Tanggung jawab moral; dalam hal ini, guru bertanggung jawab untuk menanamkan norma-norma yang dianut di dalam masyarakat kepada
siswa untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang dapat kita lihat saat ini, banyak pemberitaan yang menyatakan bahwa
masih banyak siswa yang terlibat tawuran, membunuh temannya karena alasan sepele, mencuri, bunuh diri dan lain sebagainya. Dari kejadian-
kejadian tersebut, disinilah tanggung jawab para guru untuk menanamkan sikap kasih sayang antar sesama, menghormati orang yang lebih tua, dan
memiliki budi pekerti yang luhur. b. Tanggung jawab dalam bidang sekolah; bahwa seorang guru memiliki
kewajiban untuk menguasai administrasi sekolah yang terdiri dari, kurikulum dan program pembelajaran yang terdiri dari, silabus, RPP,
pemetaan SK dan KD, KKM, dan lain sebagainya. c. Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan; setiap guru harus turut
serta dalam pem d. Bangunan masyarakat. Seorang guru tidak hanya memiliki kemampuan
untuk membimbing siswa, namun juga harus memiliki pengabdian, mampu melayani masyarakat, dan memiliki dedikasi tinggi dalam
mensukseskan pembangunan kota dimana ia tinggal.
33
Ibid., h. 21.
e. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan; guru dituntut untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, baik dengan
mengikuti pelatihan, seminar, membaca buku, maupun berdiskusi dengan sesama guru lainnya.
4. Pengembangan Guru
Guru memang dituntut untuk selalu mengembangkan dirinya, baik yang mengenai materi pelajaran dari bidang studi yang menjadi wewenangnya
maupun keterampilan guru. Tanpa belajar lagi kemungkinan resiko yang terjadi ialah tidak tepatnya materi pelajaran yang diajarkan dan metodologi
mengajar yang digunakan. Guru membutuhkan pengembangan untuk menambah wawasan dan
meningkatkan keterampilan mereka. Pengembangan itu lebih bermanfaat bagi guru jika memiliki semangat belajar seumur hidup. Semangat belajar harus
melekat dalam diri setiap guru sehingga ia kaya ilmu dan terampil. Belajar seumur hidup amat penting bagi guru karena pendidikan guru belum bisa
menjamin kompetensi mereka menjadi guru yang profesional. Guru dapat mengembangkan potensinya melalui belajar dari berbagai
program pengembangan, baik dari sekolah maupun dari luar sekolah. Dengan demikian, diharapkan guru akan mampu bersikap profesional dalam proses
pendidikan dan pengajaran di kelas. Karena itu, sekolah wajib menyediakan upaya pengembangan dan sumber belajar demi terbentuknya guru yang
kompeten. Sekolah wajib memiliki manajemen pengembangan kompetensi guru. Artinya, pengembangan dan sumber belajar itu direncanakan, disusun,
dilaksanakan, dan dievaluasi dengan baik secara berkala.
34
34
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, h. 11.
Sekolah dan guru harus memiliki kesadaran untuk selalu mengembangkan diri dengan menyesuaikan tuntutan zaman.
D. Kerangka Berpikir
Dengan kemajuan dan tantangan zaman yang makin pesat sekarang ini, guru idealnya tetap terus belajar, kreatif mengembangkan diri, terus menyesuaikan
pengetahuan dan cara mengajar mereka dengan penemuan baru dalam dunia pendidikan, psikologi, dan ilmu pengetahuan. Namun, harapan ini kerap kandas,
karena guru kurang semangat untuk memajukan diri dan tidak banyak yang terus belajar lagi, akibatnya pendidikan di Indonesia terbelakang. Diperlukan adanya
pengembangan sumber daya guru dengan menempuh pendidikan dan latihan keterampilan yang memenuhi syarat dengan tujuan pembinaan guru yang
dilaksanakan secara terarah, terencana, dan berkesinambungan agar dapat meningkatkan kualitas guru sebagai pengabdian kepada sekolah dan masyarakat.
Diharapkan dengan pelatihan ini dapat memberikan bekal bagi sumber daya guru untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajari di dalam upaya pengembangan.
Setelah mengikuti kegiatan pengembangan, guru diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk memperbaiki dan meningkatkan
kinerja pengajarannya, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan variatif.
Menyadari pentingnya upaya pengembangan sumber daya guru yang telah dikemukakan diatas, sekolah perlu menyelenggarakan kegiatan pengembangan
tersebut minimal satu tahun sekali. Hal ini dilakukan selain untuk
mengidentifikasi kelemahan yang dimiliki oleh guru dan mencari solusi atas permasalahan yang timbul di sekolah, kegiatan ini juga dilakukan untuk
memperbaiki mutu para peserta didik.
3
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa Depok yang beralamat di Pancoran Mas, Depok. Penelitian ini
dilaksanakan mulai Januari hingga April 2014. Peneliti melakukan observasi lapangan dan wawancara.
NO. TGLBLNTHN
KEGIATAN
1. 21012014
Observasi 3.
07032014 Wawancara dengan kepala sekolah
4. 11032014
Wawancara dengan pihak guru 5.
20032014 Wawancara dengan pihak guru
6. 01042014
Wawancara dengan pihak guru 7.
10042014 Wawancara dengan LPSDM
8. 17042014
Mengumpulkan dokumentasi
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pengembangan sumber daya guru yang dilakukan di Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa Depok.
Lebih khusus dalam prosedur pelaksanaan pengembangan sumber daya guru di Madrasah Aliyah Miftaahul Hudaa Depok.
C. Metode Penelitian
Metodologi adalah
cara-cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk
mengumpulkan data dalam proses penelitian. Untuk mendapatkan data yang di