Ruang Lingkup MSDM Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Manajemen SDM

Pelatihan coaching adalah hubungan kemitraan antara pelatih dan klien atau pekerja. Proses pelatihan ini memusatkan pada pembelajaran berkesinambungan, pertumbuhan dan perubahan, yang membawa hasil dalam pembangunan keterpenuhan sumber daya internal sesorang. Pelatihan mengarahkan secara langsung atau tidak langsung sekolah dan keinginan klien untuk meningkatkan motivasi, mencapai tujuan, dan memaksimalkan potensi. 14 Hal ini sangat penting dilakukan selain untuk mengevaluasi kinerja sumber daya manusia, pelatihan atau coaching juga dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia. R. Wayne Mondy mengatakan bahwa “pelatihan dan pengembangan adalah jantung dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan kinerja organisasi.” 15 Hal ini menunjukan begitu pentingnya upaya pengembangan yan dilakukan oleh suatu organisasi. Cara meningkatkan SDM tradisional menjadi SDM profesional tergantung kemampuan tim manajemen organisasi, antara lain: a. Memberi imbalan yang layak untuk hidup, artinya SDM di beri imbalan layak terlebih dahulu kemudian di tuntut untuk bekerja sesuai dengan rencana organisasi. b. Memberi penghargaan material dan non material jasa produksi dan surat penghargaan. c. Mendidik dan melatih SDM setiap ada rencana perubahan metode kerja, alat kerja, dan sasaran kerja baru. d. Mengubah pola pikir lama kerja untuk upah menjadi pola pikir baru kerja untuk hari depan, artinya bekerja harus berorientasi pada 14 Fransesco Sofo, Perspektif, Peran dan Pilihan Praktis Pengembangan Sumber Daya Manusia, Surabaya: Airlangga University Press, 2003, cet I, h. 170. 15 R. Wayne Mondy, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Erlangga, 2008 mewujudkan bakat dan pengetahuannya, bukan sekedar mencari upah, oleh sebab itu organisasi menyelenggarakan DIKLAT. 16 Cara-cara diatas tidak dapat dilakukan oleh semua organisasi karena setiap organisasi memiliki masalah dan tujuan yang berbeda sehingga perlu dilakukan cara peningkatan yang berbeda pula.

2. Prinsip dalam Pelatihan dan Pengembangan

Andrew E. Sikula mengemukakan ada 24 prinsip belajar dalam pelatihan dan pengembangan, yaitu: a. All human being can learn. Individual of all ages and of various intellectual capacities have the ability to learn new behaviors. Semua manusia dapat belajar. Individu dari semua umur dengan kapasitas intelektual yang bermacam-macam mempunyai kemampuan untuk mempelajari perilaku-perilaku baru. b. An individual must be motivated to learn. This motivation may exists in a variety of forms, such as self-actualization, promotional possibilities, or financial incentives. However, most learning motivation is self- motivation. Seorang individu harus bermotivasi untuk aktualisasi diri, promosi, insentif berupa uang. Bahkan motivasi belajar kebanyakan merupakan motivasi diri. c. Learning is active, not passive. Effective education requires action and involvement from all participants. Belajar adalah suatu kegiatan aktif, bukan pasif. Pendidikan yang efektif menuntut aksi dan melibatkan semua peserta pelatihanpengembangan. d. Learners may acquire knowledge more rapidly with guidance. Feedback is necessary because trial and error are too time consuming 16 Darsono P. dan Tjatjuk Siswandoko, Op. Cit., h. 66.