E. Peraturan Tentang Perlindungan Anak
Kegiatan perlindungan anak merupakan suatu tindakan hukum yang membawa akibat hukum. Oleh sebab itu perlu adanya jaminan hukum bagi
kegiatan perlindungan anak. Ada beberapa alasan mengapa anak perlu dilindungi dalam kasus hukum,, menurut Pater Newel dalam bukunya Taking Children
Seriously: A proposal for Children„s Rights Commisionermenyebutkan antara
lain: a
Biaya untuk melakukan pemulihan akibat dari kegagalan dalam memberikan perlindungan anak sangat tinggi. Jauh lebih tinggi dari biaya yang
dikeluarkan jika anak-anak memperoleh perlindungan. b
Anak sangat berpengaruh langsung dan berjangka panjang atas tindakan atau perbuatan action atau ketiadaan tindakanperbuatan unaction dari
pemerintah atau kelompok lainnya. c
Anak selalu mengalami kesenjangan dalam pemberian pelayaran publik. d
Anak tidak mempunyai hak suara, dan tidak mempunyai kekuatan lobby untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah .
e Anak pada banyak situasi tidak dapat mengakses perlindungan dan
pemenuhan hak-hak anak. f
Anak lebih beresiko dalam eksploitasi dan penyalagunaan.
22
22
LBH Jakarta, Mengawal Perlidungan Anak Berhadapan dengan Hukum, LBH Jakarta: Jakarta, 2012, hal. 17
Untuk itu sangat urgen, manakala perlidungan hak anak dalam hukum diatur sedemikian rupa.Baik yang skalanya nasional maupun internasional.Dalam
skala nasional peraturan perundang-undangan di Indonesia terkait masalah anak telah diatur sejak lama, bahkan dirasa cukup komprehensifmeskipun terdapat
beberapa aturan yang sudah tidak relevan lagi.
23
Di bawah ini upaya negara dalam menjamin hak-hak anak secara umum:
1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan;
3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak;
4 Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 tenang Konvensi Hak Anak;
5 Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1998 tentang Usaha Kesejahteraan
Sosial Bagi Anak; 6
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999Tentang Hak Asasi Manusia; 7
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak; 8
Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 2003 Tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia;
9 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga;
23
Lihat “KPAI Desak DPR Revisi Undang-Undang Perlidungan Anak”, diakses pada:
http:www.metrotvnews.commetronewsread201301293126901KPAI-Desak-DPR-Revisi- UU-Perlindungan-Anak. Tanggal 24 Desember 2013 Pukul 14.05 WIB
10 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlidungan Saksi dan
Korban; 11
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.
Dalam konteks perlidungan bagi anak, secara khusus Indonesia sendiri telah mengatur beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan tentang
perlidungan anak, seperti yang dijabarkan di atas yaitu Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak, Undang-Undang Nomor 4 tentang Kesejahteraan Anak, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
beberapa peraturan lain yang berkaitan dengan masalah anak. Mengacu pada landasan normatif, dalam Undang-undang No. 23 Tahun
2002 tentang Perlidungan Anak bahwa ada dua konsepsi mengenai perlidungan anak. Yang pertama terkait dengan definisi umum yang menjelaskan bahwa
Perlindungan Anak merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
24
Dan yang kedua yaitu perlidungan anak secara khususyaitu perlindungan yang diberikan kepada anak
dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok
24
Pasal 1 Ayat 2 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak
minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi danatau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan
narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya napza, anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik danatau
mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
25
Jadi bisa disimpulkan upaya perlidungan yang diberikan dalam undang-undang yaitu terkait masalah perlidungan secara umum dan khusus.
Adapun upaya penyelenggaraan perlidungan anak berasaskan pancasila dan berlandaskan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945
serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak Anak meliputi:Non diskriminasi, Kepentingan yang terbaik bagi anak, Hak untuk hidup, kelangsungan hidup,
perkembangan dan Penghargaan terhadap anak.
26
Lebih lanjut dalam Pasal 3 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak, perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya
hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat martabat manusia, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak, mulia dan sejahtera.
27
Perlindungan anak diusahakan oleh
25
Pasal 1 Ayat 15 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak
26
Pasal 2 Ayat Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak
27
Pasal 3 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
setiap orang, orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah maupun Negara. Pasal 20 Undang-Undang Perlindungan Anak menentukan:Negara, pemerintah,
masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.
28
Kewajiban dan tanggung jawab Negara dan Pemerintah dalam usaha perlindungan anak diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak yaitu:
a Menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, jenis kelamin,etnik, budaya, dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak dan kondisi fisik danatau mental Pasal 21;
b Memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
perlindungan anak Pasal 22; c
Menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang
secara umum bertanggung jawab terhadap anak dan mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak Pasal 23;
d Menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan
pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak Pasal 24.
29
Dalam pasal 5 dijelaskan pula tentang Kewajiban dan tanggungjawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan melalui kegiatan peran
28
Pasal 20 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak
29
Pasal 21-24 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak
masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
30
Adapun kewajiban tanggungjawab keluarga dan orang tua dalam usaha perlindungan anak diatur
dalam Pasal 26 ayat 1 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak, yaitu:
a Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
b Menumbuhkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
c Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
31
Kaitannya dengan kasus kekerasan seksual , Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak pun telah mengaturnya, yang mana
upaya perlidungan kekerasan seksual termasuk dalam kategori upaya perlidungan anak secara khusus menurut undang-undang ini. Upaya perlidungan khusus
kasus kekerasan seksual bisa dilihat dalam pasal 66 dari ayat 1-3 yaitu: 1
Adapun kewajiban dan tanggung jawab dalam kasus ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah danmasyarakat.
32
2 Pada pasal 62 ayat 2 Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi
sebagaimanadimaksud dalam ayat 1 dilakukan melalui:
30
Pasal 25 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak
31
Pasal 26 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak
32
Pasal 66 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak
a penyebarluasan danatau sosialisasi ketentuan peraturanperundang-
undangan yang berkaitan dengan perlindungan anakyang dieksploitasi secara ekonomi danatau seksual;
b pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi; dan c. pelibatan berbagai
instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap
anak secara ekonomi danatau seksual. 3
Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.
33
33
Pasal 66 ayat 1-3 66 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlidungan Anak
43
BAB III KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK