13
BAB II Hubungan Bilateral Singapura dan Indonesia
Bab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang latar belakang hubungan bilateral antara Singapura dan Indonesia. Pemaparan diawali dengan penjelasan tentang
kondisi geopolitik Singapura, dilanjutkan dengan penjelasan tentang sejarah hubungan bilateral Singapura dan Indonesia. Ide utama dalam bab ini adalah bahwa kedua negara
memiliki kepentingan strategis terhadap satu sama lain sehingga pengembangan kerja sama di bidang pertahanan menjadi penting.
A. Geopolitik Singapura
Pulau Singapura berdampingan dengan Samudera Hindia, yaitu jalur penting dalam perdagangan negara-negara Asia. Lee Kuan Yew pernah berkata tentang Singapura beberapa
jam setelah ada pemisahan dari Malaysia tahun 1965, yaitu: “…kita ini adalah pusat perhubungan yang besar, persilangan jalan antara
belahan bumi utara dan selatan, antara timur dan barat, antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Dan faktor inilah yang harus kita manfaatkan
sebaik-
baiknya untuk kepentingan kita…”
1
Sebagaimana dikatakan Lee, Singapura menyadari betapa strategis teritorialnya. Ini membuat Singapura menjadi negara kota city state yang memberi jasa pelayaran laut dan
penerbangan kepada berbagai konsumen dari berbagai negara. Dalam setiap harinya, Singapura dapat mengatur lalu lintas udara dan laut yang ramai.
2
Ini tidak lain karena adanya cita-cita pemerintah untuk menaikkan keuntungan negaranya lewat sektor perhubungan.
3
1
Josey, Lee Kuan Yew: Perjuangan Untuk Singapura, h. 213.
2
72 lalu lintas laut di Selat Malaka dilalui oleh kapal-kapal yang membawa minyak dan mesin-mesin untuk negara di Afrika, Eropa, dan Asia Timur. Di Singapura juga, pada tahun 2007 telah melayani 36,7
penumpang. Lihat Agus S. Djamil , “Negeri Di Batas Dua Samudra Menggenggam Urat Nadi Ekonomi Dunia,”
website ppijepang, artikel diakses pada 8 Maret 2014 dari http:io.ppijepang.orgjfilesInovasi-Vol06-
14
Singapura adalah negara pulau dengan wilayah darat dan laut yang dikategorikan berskala kecil. Teritori Singapura sejak merdeka pada tahun 1959
4
hanya seluas 570 KM
²
. Bagi Lee Boon Hiok, negara kecil seperti ini cenderung meningkatkan kemampuan militer
untuk bertahan dari dunia internasional.
5
Ini dikarenakan, jika negara kecil diserang secara tiba-tiba, maka dalam sekejap negara tersebut akan habis tanpa sisa. Adapun orientasi
pertahanan terutama ditujukan untuk menjaga teritorialnya dari musuh. Berikut gambar peta negara Singapura.
Gambar II. 1 Peta Negara Singapura
Sumber: mapsofworld.com, 2014.
Pulau Singapura berdekatan dengan Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur. Hubungan kedua negara memiliki akar sejarah yang panjang karena keduanya sempat terintegrasi di
bawah Persemakmuran Inggris. Pada era paska Kolonial, Singapura juga pernah menyatu di
Mar2006.pdfpage=15. Li hat juga “Bandara Changi-Singapura Membuka Terminal ke 3,” website BUMN,
artikel diakses pada 8 Maret 2014 dari http:www.bumn.go.idangkasapura1berita286Bandara.Changi.- .Singapura.Membuka.Terminal.Ke.3
3
Abubakar Eby Hara, Pengantar Analisis Luar Negeri Dari Realisme Sampai Konstruktivisme Bandung: Nuansa, 2011, h. 57.
4
Pada tahun 1959, Singapura telah dimerdekakan oleh Inggris.
5
Lee Boon Hiok , “Constraint On Singapore’s Foreign Policy,” Asian Survey, Vol. 22. No. 6, Southeast
Asia: Perspective from ASEAN June 1982:h. 525.
15
wilayah Malaysia pada tahun 1963. Keduanya kemudian berpisah tahun 1965 terutama karena adanya masalah etnis.
6
Melayu begitu menguasai politik di Malaysia. Ini merupakan faktor sehingga Singapura ingin melepaskan diri dari Malaysia.
Mayoritas etnis di Singapura adalah Tionghoa Cina. Di Singapura, etnis Melayu menempati urutan kedua. Sedangkan di Malaysia, etnis Melayu menjadi mayoritas
penduduknya. Etnis Tionghoa sebagai etnis terbanyak kedua. Hubungan tarik-menarik etnis di Malaysia begitu kental. Menurut Harry Tjan Silalahi, pondasi politik di Malaysia dapat
diklasifikasi berdasar etnis.
7
Klasifikasi posisi penting diambil untuk etnis Melayu. Sedangkan etnis Tionghoa menjadi marjinal. Sentimen etnis selalu melekat bagi Singapura
saat masih berdaulat bersama Malaysia. Kondisi ini, membuat Singapura berkembang dan merdeka dari suasana politik Malaysia yang masih bernuansa etnis.
Kemudian pada tahun 1965, Singapura berhadapan dengan politik anti-imprealisme Soekarno. Soekarno mengirim dua marinir ke Singapura pada tanggal 10 Maret 1965 untuk
menanam bom di Mac Donald ’s House di Orchad Road.
8
Peristiwa ini memberi efek negatif terhadap hubungan kedua negara. Sehingga, setelah bom meledak dan memakan tiga korban
tewas, Singapura memberi hukuman mati kepada kedua marinir dari Indonesia. Rakyat Indonesia tidak menerima dengan sikap Singapura. Ini menciptakan efek demonstrasi besar-
6
Hubungan Singapura dan Malaysia adalah satu nasib yaitu negara koloni Inggris. Kedua negara ini mendapat kemerdekaan dari pemerintah Inggris untuk menjadi sebuah negara yang bebas. Singapura sebelum
merdeka, hanya dipimpin oleh seorang Gubernur. Tiga tahun setelah mendapat kedaulatan sendiri, Singapura menggelar pemilihan umum tahun 1968 dan Lee Kuan Yew terpilih menjadi Perdana Menteri pertama di
Singapura. Lihat Josey, Lee Kuan Yew: Perjuangan Untuk Singapura, h. 211-212.
7
Harry Tjan Silalahi, “Diskriminasi, Kata Lee Kuan Yew,” website CSIS, artikel diakses pada 8 Maret
2014 dari http:csis.or.idpostdiskriminasi-kata-lee-kuan-yew
8
Leo Suryadinata, Politik Luar Negeri Indonesia di Bawah Soeharto, Jakarta: LP3ES, 1998, h. 97- 98.
16
besaran di Jakarta dan Surabaya di tahun 1965. Etnis Cina menjadi sasaran karena mayoritas penduduk Singapura adalah orang Cina.
9
Pada tahun 1967, ketegangan Singapura dan Indonesia mereda. Ini ditandai dengan bergabungnya Singapura ke dalam Association of South East Asian Nations ASEAN.
Asosiasi ini didirikan oleh lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura. ASEAN bertujuan untuk meredakan tensi keamanan di Asia Tenggara sehingga
masing-masing negara anggotanya dapat mulai membangun. Ini dimungkinkan karena adanya penerapan norma non-interference, sehingga Singapura dapat mengurangi kekuatan
intervensi atau pun tensi etnis dari Malaysia, maupun ancaman teritorial dari Indonesia.
10
Meskipun telah bergabung dalam ASEAN, Singapura tetap dihadapkan dengan serangkaian masalah territorial dengan Malaysia. Salah satu yang mengemuka adalah
masalah Pulau Batu Puteh Pedra Branca antara Singapura-Malaysia.
11
Pengakuan atas Pulau Batu Puteh oleh Malaysia dimulai pada tahun 1979. Malaysia mengaku bahwa Pulau
Batu Puteh termasuk dalam wilayahnya. Sedangkan bagi Singapura, pulau tersebut adalah teritori lautnya. Singapura pun segera mengambil langkah hukum dengan membawa kasus ini
ke Mahkamah Internasional untuk diselesaikan. Singapura dan Malaysia mempunyai data kewilayahan masing-masing walau sumbernya sama yaitu dari Inggris. Kepemilikan Pulau
Batu Puteh tersebut akhirnya dimenangkan oleh Singapura pada tahun 2008.
9
74.2 penduduk Singapura etnis Cina, 13.3 etnis Melayu, 9.2 etnis India, dan 3.3 etnis Kaukus, Eurasia, dan Asia. Lihat
“Ethnic Composition,” website app singapore, artikel diakses pada 8 Maret 2014 dari http:app.singapore.sgsocietyour-peopleethnic-composition
10
Parulian Simamora, Peluang dan Tantangan Diplomasi Pertahanan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, h. 66.
11
Masalah Pulau Batu Puteh yang diklaim Malaysia tahun 1979 sebenarnya milik Singapura berlokasi di Selat Johor. Ini dibuktikan dengan hasil keputusan Mahkamah Internasional tahun 2008 yang memutuskan
bahwa Pulau Batu Puteh adalah milik sah Singapura. Lihat Ismoko Widjaya dan Anggi Kusumadewi, eds., “Malaysia Klaim Pulau Milik Singapura,” website viva, artikel diakses pada 8 Maret 2014 dalam
http:nasional.news.viva.co.idnewsread68640-malaysia_klaim_pulau_milik_singapura
17
Singapura juga memiliki masalah dengan Malaysia dalam penyediaan air. Singapura tergantung air kepada Malaysia hingga 80 dari kebutuhan sehari-harinya. Air tersebut
bersumber dari Johor Baru, Malaysia. Singapura sejak tahun 1869 sudah bernegosiasi dengan Malaysia dalam hal kontrak air. Sejak itu, pasokan air Singapura disediakan oleh Malaysia.
12
Dalam istilah Sadanand Dhume, kerja sama air Singapura dan Malaysia merupakan supply security
pasokan keamanan.
13
Apabila tidak mendapatkan alternatif pasokan air lain, Singapura akan tetap bergantung air dari Malaysia hingga tahun 2061.
14
Selain itu, Paul Dibb berpandangan bahwa Singapura sebagai negara kecil selalu merasa ketakutan kedatangan pengungsi.
15
Bagi Singapura, pengungsi yang datang dari negara lain sama saja dengan imigran ilegal. Adanya pengungsi di Singapura hanya akan
menambah beban negara untuk mengurus warga negara lain di negaranya. Sehingga, Singapura sangat anti dalam menerima pengungsi yang masuk ke wilayahnya.
Dari serangkaian masalah-masalah strategis bagi Singapura di atas. Indonesia merupakan salah satu negara yang berdekatan dan strategis dalam mengamankan kebutuhan
strategis Singapura. Pada pembahasan selanjutnya, akan diuraikan hubungan diplomatik Singapura-Indonesia.
12
Andika Hendra, “Singapura-Malaysia Alami Kekeringan Teburuk,” website koran-sindo, artikel
diakses pada 8 Maret 2014 dalam http:m.koran-sindo.comnode372911
13
Sadanand Dhume, “Singapore’s Security Complex,” Foreign Policy No. 127 Nov-Des 2001: h.86.
14
Cokorda Yudistira, “Upaya Singapura Mencari Air Bersih,” website kompas, artikel diakses pada 8 Maret
2014 dalam
http:regional.kompas.comread2011090503042454Upaya.Singapura.Mencari.Air.Bersih
15
Paul Dibb, “Indonesia: The Key to South-East Asia’s Security,” International Affairs Royal Institute
of International Affairs 1944, Vol. 77, No. 4 Oktober 2001: h. 841.
18
B. Hubungan Diplomatik Singapura-Indonesia