4
dari Wakil PM Singapura tersebut lagi-lagi merupakan bagian dari agenda merealisasikan DCA yang belum diratifikasi di Indonesia.
Bahkan pada tahun 2012, lima tahun setelah penandatanganan DCA, Singapura masih berusaha untuk mewujudkan perjanjian tersebut. Pada 14 Maret 2012, dilakukan pertemuan
antara Perdana Menteri Lee Hsien Loong dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di Bogor, Indonesia. Mereka membicarakan sejumlah bidang strategis,
diantaranya adalah realisasi perjanjian ekstradisi dan DCA. Menurut Lee, Indonesia diharapkan dapat merampungkan pembahasan rancangan revisi perjanjian DCA dengan
segera.
10
Ini akan menguatkan dukungan Singapura terhadap Indonesia di berbagai sektor strategis.
Sampai tahun 2013 ketika skripsi ini ditulis, DPR Indonesia masih menolak ratifikasi DCA. Di sisi lain, Singapura masih melanjutkan lobi dan persuasinya dengan berbagai cara
agar kerja sama pertahanan ini terwujud. Bagi penulis, ini mengundang tanda tanya tentang kepentingan nasional Singapura dalam DCA. Apa yang membuat latihan militer ini begitu
penting sehingga diperjuangkan Singapura selama bertahun-tahun? Hal tersebut akan menjadi fokus analisis dalam skripsi ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka pertanyaan yang diajukan: Apa kepentingan Singapura terhadap Indonesia melalui DCA?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan ini adalah:
10
“Singapore, Indonesia To Boost Economic Ties,” website Asiaone, artikel diakses pada 6 Februari 2014 dari http:news.asiaone.comNewsLatest2BNewsSingaporeStoryA1Story20120313-333294.html
5
Sebagai sumbangan pemikiran atau karya ilmiah bagi perkembangan konsep kebijakan luar negeri dalam hubungan internasional, kususnya bagi kajian Asia
Tenggara. Untuk memperoleh dataketerangan terhadap kebijakan luar negeri Singapura
terkait perjanjian pertahanan melalui DCA. Mengungkap kepentingan Singapura dalam DCA.
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang studi keamanan Singapura telah dilakukan oleh seorang mahasiswi Universitas Indonesia bidang Hubungan Internasional, Grace Joyserika. Dalam penelitiannya
pada tahun 1995, Joyserika mengangkat judul Politik Luar Negeri Singapura 1990-1994 Analisis Sikap Singapura Terhadap ZOPFAN
.
11
Tulisan ini mengungkapkan bahwa terdapat ancaman regional bagi Singapura sebagai negara kecil, sehingga konsep netralitas dalam
ZOPFAN penting untuk pertahanannya. Ancaman itu dapat berupa penguasaan wilayah yang mengakibatkan wilayah Singapura tidak di posisi aman. Dalam Perang Dingin, netral berarti
tidak memihak, baik kepada Blok Barat yaitu para sekutu Amerika Serikat maupun Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet.
Penelitian lain tentang kepentingan Singapura dilakukan oleh Raneeta Mutiara tahun 2009.
12
Mutiara menulis skripsi yang berjudul “Kepentingan Singapura Dalam Perjanjian Ekstradisi Singapura-Indonesia
”. Dalam skripsinya, Mutiara berpendapat bahwa Singapura memiliki banyak kepentingan selain perjanjian ekstradisi. Kepentingan itu diantaranya
11
Grace Joyserika, “Politik Luar Negeri Singapura 1990-1994 Analisis Sikap Singapura Terhadap
ZOPFAN, ” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 1995, h. 7.
12
Raneeta Mutiara, “Kepentingan Singapura Dalam Perjanjian Ekstradisi Singapura-Indonesia,”
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2009, h. 1.
6
Singapura menghendaki pasir yang banyak dari Indonesia untuk pengembangan negaranya. Mutiara juga membahas sedikit tentang DCA, bahwa perjanjian tersebut diperjuangkan
Singapura karena kepentingannya di Selat Malaka. Namun, jika dibandingkan dengan skripsi ini, pembahasan DCA dalam skripsi Mutiara tidaklah fokus dan komprehensif. Porsi
pembahasannya pun sangat minim tentang DCA, karena unit analisis utamanya adalah perjanjian ekstradisi.
Selain Grace dan Mutiara, terdapat tesis pascasarjanan Erwin Hermawan, yang berju
dul “Kegagalan Ratifikasi Dewan Perwakilan Rakyat DPR terhadap Kerjasama Pertahanan Defence Cooperation Agreement dan Perjanjian Ektradisi Extradition Treaty
Singapura dan Indonesia yang sudah ditandatangani pada tanggal 27 April 2007 di Tampak Siring Pulau Bali”.
13
Terlepas bahwa tesis tersebut memuat data yang komprehensif mengenai DCA, Erwin menggunakan sudut pandang analisisnya dari perspektif Indonesia.
Tesis tersebut tidak memuat pandangan dari sudut pandang Singapura tentang DCA. Erwin lebih banyak melihatnya dari sudut padang DPR RI. Berbeda dengan ketiga penelitian yang
telah ada di atas, skripsi ini ingin memperkaya analisis seputar kepentingan Singapura dalam DCA.
E. Kerangka Pemikiran