Badan Usaha Milik Daerah dan Pembangunan Daerah

penerimaan dari sumber daya alam; dana alokasi umum; dan dana alokasi khusus. 3. Pinjaman daerah. Dalam pasal 81 UU No. 22 tahun 1999 menyatakan bahwa pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman dari sumber dalam negeri danatau dari sumber luar negeri untuk membiayai kegiatan pemerintahan dengan persetujuan DPRD. 4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Salah satu anggaran penerimaan daerah diperoleh dari Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Eksistensi BUMD sebagai lembaga bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi daerah. BUMD diyakini dapat memberikan multiplier effect yang sangat besar bagi perekonomian masyarakat. Karena dengan adanya pendirian BUMD, hal itu akan membuka lapangan kerja baru, menggerakkan sektor-sektor ekonomi produktif, sehingga ekonomi di daerah menjadi tumbuh dan berkembang. Ada banyak perusahaan milik daerah diantaranya Bank Pembangunan Daerah BPD, Perusahaan Daerah Air Minum PDAM, Perusahaan Daerah Angkutan Kota bus kota, Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan PDRPH. Dasar hukum pembentukan BUMD adalah berdasarkan UU No 5 tahun 1962 tetang perusahaan daerah. Undang-undang ini kemudian diperkuat oleh UU No 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah. Kemudian kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom. 1. Pengertian Badan Usaha Milik Daerah BUMD Badan Usaha Milik Daerah BUMD menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah adalah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang daerah yang didirikan dengan peraturan daerah dan merupakan badan hukum serta kedudukannya diperoleh dengan diberlakukannya peraturan daerah tersebut. BUMD adalah perusahaan yang diatur dengan suatu peraturan daerah yang aktivitasnya memenuhi kebutuhan masyarakat dan modal seluruhnya atau sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ada ketentuan lain. 31 Penulis mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Daerah BUMD yaitu perusahaan yang seluruh atau sebagian modalnya bersumber dari APBD serta pendiriannya telah diatur oleh Undang- undang yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Peran dan fungsi BUMD dalam menunjang penyelenggaraan pemerintah daerah adalah pertama, melaksanakan kebijakan pemerintah daerah di bidang ekonomi dan pembangunan. Kedua, pemupukan dana bagi 31 Mardiyatmo Amir Suhadimanto, Dunia Ekonomi Ghalia Indonesia Printing, 2007, h.126. pembiayaan pembangunan. Ketiga, mendorong peran serta masyaakat dalam bidang usaha. Keempat, memenuhi barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat. Kelima, menjadi perintis kegiatan yang tak diminati masyarakat. Tujuan dari BUMD adalah ikut serta dalam melaksanakan pembangunan ekonomi nasional dan pembangunan ekonomi daerah pada khususnya. Agar meningkatkan pendapatan asli daerah PAD sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menjadikan masyarakatnya makmur dan sejahtera. Di Bekasi sendiri ada beberapa Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Salah satunya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS yang sudah berdiri sejak 18 September 2006. Bank Perkreditan Rakyat Syariah menurut Undang-undang No. 7 tahun 1992 pasal 1 ayat 3 tentang Perbankan adalah lembaga keuaangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Adapun yang dimaksud dengan BPRS adalah BPR biasa yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip ekonomi syariat islam, terutama bagi hasil. Pada Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 4, disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.. Menurut Undang-undang perbankan syariah No 21 tahun 2008 yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 32 Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa yang dimaksud dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS adalah sebuah lembaga keuangan yang operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah dan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Adapun tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya BPRS di dalam perekonomian adalah: 33 a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di daerah pedesaan. Hal ini untuk menghindari agar mereka tidak terjebak oleh rentenir yang menerapkan sistem bunga b. Menambah lapangan kerja, terutama di tingkat kecamatan sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi. Karena semakin banyak BPRS yang berdiri maka akan semakin banyak pula 32 Himpunan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Tentang Ekonomi Syariah Yogyakarta: Pustaka Zeedny, 2009, h.33. 33 M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis Bandung: CV Pustaka Setia, 2012, h.199. tenaga kerja yang terserap di dunia perbankan. Sehingga menjadi penghambat bagi lajunya urbanisasi c. Membina semangat ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita menuju kualitas hidup yang memadai d. Mempercepat perputaran aktivitas perekonomian karena sektor real akan bergairah. Demikian beberapa teori yang digunakan atau yang menjadi landasan dalam penulisan skripsi ini.

D. Review Studi Terdahulu

Dalam kajian studi terdahulu ini, penulis melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu untuk membedakan dengan skripsi terdahulu. 1. Motif Ekonomi dan Pendidikan Pada Gerakan Sosial Keagamaan Di Indonesia Studi Kasus Pada Kelompok Global Ikhwan di Sentul, Bogor, ditulis oleh Harum Kurniawati mahasiswa jurusan Sosilogi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Hasil penelitiannya yaitu Motif ekonomi yang tumbuh dalam diri anggota Global Ikhwan muncul dari pentingnya memenuhi kebutuhan hidup eksistensi, adanya nilai prestasi, dan aplikasi nilai-nilai keagamaan. Sedangkan motif pendidikannya yaitu tumbuh dari keinginan untuk memperoleh ilmu baik ilmu alam maupun sosial serta ilmu spiritual sehingga mampu menghasilkan generasi penerus yang pandai. 2. Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Bekasi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Gelandangan di Kota Bekasi, ditulis oleh Muhammad Insan Sulthoni jurusan Pengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Hasil penelitiannya yaitu Implementasi kebijakan tersebut mampu dilaksanankan dengan baik. Karena adanya kekompakan dari pihak-pihak yang terkait. Perbedaan dari dua skripsi yang penulis angkat adalah penulis memfokuskan pada pembahasan motif apa yang mendasari Pemerintah Kota dalam mendirikan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Patriot Bekasi. Demikianlah beberapa teori sebagai landasan penyusunan konsep penelitian ini. Karena jika tanpa teori penelitian dan metode yang digunakan tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori. Untuk itu pada bab ini peneliti menampilkan beberapa teori yang berkenaan dengan pembahasan.

Dokumen yang terkait

Strategi Bank perkeditan Rakyat Syariah (BPRS) dalam pengelolaan risiko pembiayaan UKM: studi BPRS ALSALAAM cabang Cinere

0 3 108

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Syariah PD.BPRS Bekasi berdasarkan peraturan Bank

1 40 117

Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al Salaam (Studi Kasus Pada BPRS Al Salaam Cabang Cinere)

0 11 82

Analisis kelayakan pembiayaan mikro pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al Salaam: studi kasus pada BPRS Al Salaam Cabang Cinere

2 10 82

Efisiensi Kinerja Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia

2 10 47

Pembiayaan dan Potensi Kredit Bermasalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia

0 3 13

ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT (BPR) SYARIAH DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT (BPR) KONVENSIONAL DI Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Dan Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Konvensional Di Sukoharjo Dengan Menggunakan Metode Data

1 5 18

ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT (BPR) KONVENSIONAL DI Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Dan Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Konvensional Di Sukoharjo Dengan Menggunakan Metode Data E

0 4 20

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH BPRS METRO MADANI KOTA METRO3

0 0 2

ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN - Test Repository

1 10 73