Uji Asumsi Klasik Data Penelitian

digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, dengan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 30; 4. variabel DTAR perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja memiliki nilai rata-rata 0,1282 dan nilai standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0.08168 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, dengan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 30; 5. variabel NPM perusahaan yang mendapatkan Kredit Modal Kerja memiliki nilai rata-rata 0.0833 dan nilai standar deviasi variabel ini adalah sebesar 0.11662 yang tergolong kecil sehingga data yang digunakan mengelompok di sekitar nilai rata-rata, dengan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 30; 6. variabel KMK yang disalurkan perbankan memiliki nilai rata-rata 3.3333 standar deviasi variabel sebesar 2.03048 dengan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 30.

2. Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini mencakup uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. a Uji Normalitas Pengujian tahap awal yang dilakukan dalam metode penelitian analisis data. Melalui pengujian ini, dapat diambil tindak lanjut untuk Universitas Sumatera Utara menggunakan statistik parametrik atau tidak. Menurut Gozali 2005:110 “tujuan uji normalitas adalah untuk mengujii apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal”. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dan grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1 jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil uji normalitas data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independendan variabel dependen berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram dan normal probability plot yang ditunjukkan pada gambar 4.1 dan 4.2 berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : diolah dengan SPSS, 2010 Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Normal Probability Plot Sumber : diolah dengan SPSS, 2010 Dari grafik normal probability plot menggambarkan titik-titik yang menyebar mendekati garis diagonal, sehingga data dikatakan normal. Pada grafik PP Plots di atas terlihat titik-titik menyebar di sekitarmengikut i garis diagonal, yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi uji normalitas data. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov– Smirnov. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka data residual berdistribusi normal. Namun, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, Universitas Sumatera Utara maka data residual tidak berdistribusi normal. Berikut ini uji Kologorov Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.78559503 Most Extreme Differences Absolute .170 Positive .170 Negative -.088 Kolmogorov-Smirnov Z .929 Asymp. Sig. 2-tailed .354 a. Test distribution is Normal. Sumber : diolah dengan SPSS, 2010 Dari hasil uji Kolmogorov Smirnov, dapat dilihat bahwa p-value pada kolom Asimp. Sig2-tailed memiliki nilai 0,354 nilai ini 0,05 level of significant. Hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi normal. b Uji Multikolineritas Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Jika VIF menunjukkan angka 10 menandakan terdapat gejala Universitas Sumatera Utara multikolinearitas. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas variabel yang digunakan dalam penelitian Tabel 4.3 Uji Multikolineritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.564 1.413 1.106 .280 Current Ratio .138 .258 .114 .535 .598 .712 1.405 Quick Ratio -.010 .312 -.007 -.031 .976 .687 1.455 Total Asset Turn Over -.103 .232 -.085 -.444 .661 .871 1.148 Debt To Total Asset Ratio 6.195 4.816 .249 1.286 .211 .859 1.165 Net Profit Margin 7.007 3.318 .402 2.112 .045 .887 1.127 a. Dependent Variable: KMK Sumber : diolah dengan SPSS, 2010 Tabel 4.3 diatas memperlihatkan bahwa variabel CR memiliki nilai VIF 1,405 10 dan nilai Tolerance 0.712 0,1. Variable QR memiliki nilai VIF 1,455 10 dan nilai Tolerance 0,687 0,1. Variable TATO memiliki nilai VIF 1,148 10 dan nilai Tolerance 0,871 0,1. Variabel DTAR memiliki nilai VIF 1,165 10 dan nilai Tolerance 0,859 0,1. Variable NPM memiliki nilai VIF 1,12710 dan nilai Tolerance 0,887 0,1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel terbebas dari multikolineritas dan dapat digunakan dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara c Uji Heterokedastisitas Tujuan dilakukannya uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan pengganggu antara satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Berikut disajikan hasil dari uji heteroskedastisitas yang ditunjukkan dalam grafik scatterplot pada gambar 4.3. Gambar 4. 3 Grafik Scatterplot Hasil uji grafik Scatterplot menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar secara acak yang terdapat diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, dan penyebaran titik-titik data tidak berpola. Universitas Sumatera Utara d Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya, jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi autokorelasi dengan melihat besaran Durbin- Watson. Secara umum bisa diambil patokan : 1 angka D – W di bawah – 2, berarti ada autokorelasi posistif, 2 angka D – W diantara – 2 sampai + 2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D – W di atas + 2, berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .476 a .227 .066 1.96280 2.165 a. Predictors: Constant, Net Profit Margin, Total Asset Turn Over, Debt To Total Asset Ratio, Current Ratio, Quick Ratio b. Dependent Variable: Rata-rata KMK Sumber : diolah dengan SPSS, 2010 Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2.165 berada pada angka D-W di di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara

4. Koefisien Determinasi