DTAR, NPM secara simultan tidak berpengaruh terhadap penyaluran KMK.
C. Pembahasan Hasil Statistik
Pengujian statistik yang telah dilakukan sebelumnya, memberikan beberapa hasil yang perlu diungkapkan untuk lebih memahami hasil penelitian, seperti di
bawah ini. 1. Berdasarkan analisis statistik, Current Ratio, Quick Ratio, Total Asset
Turnover, Debt to Total Asset Ratio, Net Profit Margin, secara simultan tidak berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja pada PT.BRI
Persero Tbk. Cabang Binjai. Ketidakmampuan Current Ratio, Quick Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Total Asset Ratio, Net Profit Margin
dalam mempengaruhi pemberian kredit dimungkinkan karena variabel- variabel tersebut banyak dipengaruhi total aktiva yang dimiliki debitur.
Total aktiva debitur umumnya mengalami peningkatan namun peningkatan tersebut diduga bukan disebabkan oleh aktivitas normal
debitur, tetapi karena debitur menerapkan harga baru diatas harga normal untuk produk-produknya sebagai penyesuaian terhadap biaya-biaya yang
mengalami kenaikan. 2. Berdasarkan hasil analisis statistik, pengaruh Current Ratio, Quick Ratio,
Total Asset Turnover, Debt to Total Asset Ratio, Net Profit Margin debitur secara individu parsial terhadap penyaluran kredit yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Current Ratio secara individu parsial tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Ini berarti kondisi likuiditas debitur tidak
berpengaruh secara statistik terhadap pemberian kredit modal kerja pada PT. BRI Persero Tbk. Cabang Binjai. Peningkatan aktiva lancar
diduga bukan disebabkan aktivitas normal perusahaan, tetapi karena perusahaan menerapkan harga baru diatas harga normal untuk produk-
produknya sebagai penyesuaian terhadap biaya-biaya yang mengalami kenaikan. Utang lancar mengalami peningkatan diduga karena debitur
menambah pinjaman kredit ke bank untuk menambah modal kerjanya sebagai antisipasi biaya-biaya yang meningkat. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sebayang 2006 yang menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap
pemberian kredit modal kerja. Namun, penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nasution 2008 yang menunjukkan
bahwa current ratio berpengaruh terhadap kelayakan kredit. b. Quick Ratio secara individu parsial tidak berpengaruh terhadap
penyaluran kredit. Ini berarti kondisi likuiditas debitur tidak berpengaruh secara statistik terhadap penyaluran kredit modal kerja
pada PT. BRI Persero Tbk. Cabang Binjai. Peningkatan aktiva lancar diduga bukan disebabkan aktivitas normal perusahaan, tetapi
karena perusahaan menerapkan harga baru diatas harga normal untuk produk-produknya sebagai penyesuaian terhadap biaya-biaya yang
mengalami kenaikan. Utang lancar mengalami peningkatan diduga
Universitas Sumatera Utara
karena debitur menambah pinjaman kredit ke bank untuk menambah modal kerjanya sebagai antisipasi biaya-biaya yang meningkat.
c. Total Assets Turnover individu parsial tidak berpengaruh terhadap
penyaluran kredit. Ini berarti kondisi aktivitas debitur tidak berpengaruh secara statistik terhadap penyaluran kredit modal kerja
pada PT. BRI Persero Tbk. Cabang Binjai. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh total asset turnover tidak
diikuti oleh peningkatan atau penurunan kredit modal kerja. Total asset turnover
hanya menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan yang belum
tentu menghasilkan laba. Penjualan yang dihasilkan perusahaan akan dikurangi dengan harga pokok panjualan, biaya operasional, biaya
lainnya, dan pajak penghasilan untuk memperoleh laba bersih. d. Debt to Total Assets Ratio secara individu parsial tidak berpengaruh
terhadap penyaluran kredit. Ini berarti kondisi leverage debitur tidak berpengaruh secara statistik terhadap penyaluran kredit modal kerja
pada PT. BRI Persero Tbk. Cabang Binjai. Pada umumnya total utang mengalami peningkatan dikarenakan debitur menambah
pinjaman kredit dari bank sehingga menambah jumlah aktivanya. Peningkatan total aktiva biasanya dikarenakan peningkatan penjualan
tunai, penerimaan piutang dari penjualan kredit, ataupun pembelian aktiva melalui utang.
Universitas Sumatera Utara
e. Net Profit Margin secara individu parsial berpengaruh terhadap pemberian kredit. Ini berarti kondisi profitabilitas debitur yang
tercermin dalam margin labanya berpengaruh secara statistik terhadap penyaluran kredit modal kerja pada PT.BRI Persero Tbk. Cabang
Binjai. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sebayang 2006 dan Nasution 2008 yang menunjukkan bahwa
net profit margin berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengujian secara simultan menunjukkan tidak adanya pengaruh antara
Current Ratio, Quick Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Total Asset Ratio, Net Profit Margin terhadap pemberian Kredit Modal Kerja. Hal ini
dikarenakan bahwa rasio keuangan yang dipakai penulis dalam penelitian ini berbeda dengan rasio keuangan yang dipakai pihak bank dalam
memutuskan pemberian kredit. Pihak bank menggunakan rasio-rasio keuangan berikut ini: Net Working Capital, Interest Coverage Ratio ICR,
Net Profit Margin NPM, Return On Equity ROE, Return On Assets ROA, Debt Equity Ratio DER, Day Of Receivable DOR, dan Day Of
Inventory DOI. 2. Pengujian secara individu parsial menunjukkan hasil bahwa hanya satu
variabel independen yaitu Net Profit Margin yang berpengaruh terhadap pemberian Kredit Modal Kerja. Hal ini juga mengindikasikan bahwa
dalam mengambil keputusan pemberian Kredit Modal Kerja, kreditur harus memperhatikan Net Profit Margin debitur. Jadi, kreditur harus
memprioritaskan pemberian kredit modal kerja pada debitur yang memiliki Net Profit Margin yang lebih besar dibandingkan dengan debitur
Universitas Sumatera Utara