Koefisien Determinasi Pengujian Hipotesis

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R Square R 2 = Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square R 2 berada diantara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan apabila R 2 nilai semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen dapat memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dari hasil pengolahan regresi berganda pada tabel 4.5, dapat diketahui bahwa nilai R adalah 0,476 atau 47,6 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel Kredit Modal Kerja dengan variabel independennya CR, QR, TATO, DTAR, NPM tidak kuat. Defenisi korelasi ini tidak kuat didasarkan pada nilai R yang berada dibawah 0.5. Angka koefisien determinasi Adjusted R Square adalah 0.66. Hal ini berarti 66 menunjukkan bahwa variabel independen CR, QR, TATO, DTAR, NPM, hanya mampu menjelaskan 66 perubahan KMK. Sisanya sebesar 34 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi pada penelitian ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .476 a .227 .066 1.96280 2.165 a. Predictors: Constant, Net Profit Margin, Total Asset Turn Over, Debt To Total Asset Ratio, Current Ratio, Quick Ratio b. Dependent Variable: Rata-rata KMK Sumber : diolah dengan SPSS, 2010

5. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang akan dilakukan didahului oleh analisis regresi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk pengujian statistiknya. Model regresi berganda yang akan diuji dapat dilihat berikut ini. Y = α + β 1 x 1 + β 2 x 2 + β 3 x 3 + β 4 x 4 + β 55 + e Keterangan : Y = Kredit Modal Kerja KMK X 1 = Current Ratio CR X 2 = Quick Ratio QR X 3 = Total Asset Turnover TATO X 4 = Debt To Total Asset Ratio DTAR X 5 = Net Profit Margin NPM α = Konstanta β 1 , β 2 , β 3 , β 4, β 5 = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen e = Error Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Koeefisien Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.564 1.413 1.106 .280 Current Ratio .138 .258 .114 .535 .598 .712 1.405 Quick Ratio -.010 .312 -.007 -.031 .976 .687 1.455 Total Asset Turn Over -.103 .232 -.085 -.444 .661 .871 1.148 Debt To Total Asset Ratio 6.195 4.816 .249 1.286 .211 .859 1.165 Net Profit Margin 7.007 3.318 .402 2.112 .045 .887 1.127 a. Dependent Variable: KMK Sumber : diolah dengan SPSS, 2010 Persamaan regresi : KMK = 1.564 + 0.138 CR – 0.10 QR – 0.103 TATO + 6.195 DTAR + 7.007 NPM + e Interpretasi model : 1. α = 1.564, nilai konstanta ini menunjukkan bahwa dengan tidak adanya rasio-rasio keuangan berupa current ratio, quick ratio, total asset turnover, debt to total asset ratio, dan net profit margin maka pemberian kredit akan meningkat sebesar 1.564 ; 2. β 1 =0.138, koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap penambahan karena tanda + 1 CR akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 0.138 ; Universitas Sumatera Utara 3. β 2 = -0.010, koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 QR akan menurunkan pemberian kredit melalui kebutuhan modal kerja debitur sebesar 0.010 ; 4. β 3 =-1.103, koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 TATO akan menurunkan pemberian kredit sebesar 1.103 ; 5. β 4 = 6.195, koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 DTAR akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 6.195 ; 6. β 5 = 7.007, koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 NPM akan meningkatkan pemberian kredit sebesar 7.007; Pengujian hipotesis dilakukan setelah analisis regresi dengan tujuan untuk menguji variabel independen dalam model regresi berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Hipotesis yang dikemukakan untuk penelitian ini diatur sebagai berikut. H : CR, QR, TATO, DTAR, NPM debitur tidak berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja baik secara parsial maupun secara simultan. H 1 : CR, QR, TATO, DTAR, NPM debitur berpengaruh terhadap penyaluran Kredit Modal Kerja baik secara parsial maupun secara simultan. Hipotesis yang menguji pengaruh CR, QR, TATO, DTAR, dan NPM terhadap penyaluran KMK baik secara parsial maupun simultan dijelaskan melalui uji t dan uji F berikut ini. a. Uji statistik t Uji signifikansi parsial dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.564 1.413 1.106 .280 Current Ratio .138 .258 .114 .535 .598 .712 1.405 Quick Ratio -.010 .312 -.007 -.031 .976 .687 1.455 Total Asset Turn Over -.103 .232 -.085 -.444 .661 .871 1.148 Debt To Total Asset Ratio 6.195 4.816 .249 1.286 .211 .859 1.165 Net Profit Margin 7.007 3.318 .402 2.112 .045 .887 1.127 a. Dependent Variable: KMK Sumber : diolah dengan SPSS, 2010 1 Pengaruh kondisi likuiditas terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori rasio likuiditas, rasio ini berguna untuk mengetahui berapa kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utang jangka pendek yang jatuh tempo dengan aktiva jangka pendek yang dimilikinya Veithzal dan Andria, 2007:350. Kondisi likuiditas debitur dalam penelitian ini diwakili oleh Current Ratio CR dan Quick Ratio QR. Berdasarkan tabel 4.7, variabel CR X 1 diperoleh p-value sebesar 0,598 0,05 dan hasil t tabel untuk TINV 0,05;30 adalah 2,042272. Nilai t hitung t tabel 0.535 2,042272. Hal ini mengindikasikan H diterima dan H 1 ditolak, yang berarti bahwa CR tidak berpengaruh terhadap penyaluran KMK secara parsial. Berdasarkan tabel 4.7, variabel QR X 2 diperoleh p-value sebesar 0,976 0.05 dan hasil t tabel untuk Universitas Sumatera Utara TINV 0,05;30 adalah 2,042272. Nilai t hitung t tabel -0.031 2,042272. Hal ini mengindikasikan H diterima dan H 1 ditolak, yang berarti bahwa QR tidak berpengaruh terhadap penyaluran KMK secara parsial. 2 Pengaruh kondisi aktivitas terhadap pemberian kredit Berdasarkan teori rasio aktivitas, rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan bisnis perbankan itu dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, serta mengukur sampai seberapa besar efektivitas organisasi bisnis perbankan dalam mengelola sumber-sumber dananya Sastradipoera, 2004:175. Kondisi likuiditas debitur dalam penelitian ini diwakili oleh Total Asset Turnove TATO. Berdasarkan tabel 4,7, variabel TATO X 3 diperoleh p-value sebesar 0.661 0.05 dan hasil t tabel untuk TINV 0,05;30 adalah 2,042272. Nilai t hitung t tabel -0.444 2,042272. Hal ini mengindikasikan H diterima dan H 1 ditolak, yang berarti bahwa TATO tidak berpengaruh terhadap penyaluran KMK secara parsial. 3 Pengaruh kondisi leverage terhadap pemberian kredit Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi kewajibannya bilamana perusahaan tersebut dilikuidasikan, dan juga berguna untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang-utangnya Sastradipoera, 2004:175. Kondisi leverage perusahaan diwakili oleh variabel Debt to Total Assets Ratio DTAR. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.7, variabel DTAR X 4 diperoleh p-value sebesar 0.211 0.05 dan hasil t tabel untuk TINV 0,05;30 adalah 2,042272. Nilai t hitung t tabel 1.286 2,042272. Hal ini mengindikasikan H diterima dan H 1 ditolak, yang berarti bahwa DTAR tidak berpengaruh terhadap penyaluran KMK secara parsial. 4 Pengaruh kondisi profitabilitas terhadap pemberian kredit Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari berbagai sumber yang dimilikinya, juga mengetahui hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen bisnis perbankan. Sastradipoera, 2004:176. Kondisi profitabilitas perusahaan diwakili oleh variable Net Profit Margin NPM. Berdasarkan tabel 4.7, variabel NPM X 5 diperoleh p-value 0.045 0.05 dan hasil t tabel untuk TINV 0,05;30 adalah 2.042272. Nilai t hitung t tabel 2.112 2.042272. Hal ini mengindikasikan H 1 diterima dan H ditolak yang berarti bahwa NPM berpengaruh terhadap pemberian KMK secara parsial. b. Uji statistik F Uji F bertujuan untuk menguji pengaruh DTAR, QR, NPM, ROI secara simultan terhadap KMK yang dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Uji Statistik F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 27.100 5 5.420 1.407 .257 a Residual 92.462 24 3.853 Total 119.562 29 a. Predictors: Constant, Net Profit Margin, Total Asset Turn Over, Debt To Total Asset Ratio, Current Ratio, Quick Ratio b. Dependent Variable: Kredit Modal Kerja Sumber : diolah dengan SPSS, 2010 Berikut ini ketentuan untuk menolak atau menerima hipotesis di atas. a Perbandingan F hitung dengan F tabel α ; k-1; n-k Jika statistik F hitung F tabel, maka H ditolak dan H 1 dterima. Jika statistik F hitung F tabel, maka H diterima dan H 1 ditolak. b Nilai probabilitas tingkat signifikansi Jika probabilitas 0,05, maka H ditolak dan H 1 dterima. Jika probabilitas 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak. Hasil uji F dalam tabel Anova, menunjukkan nilai F hitung sebesar 1.407 dan nilai signifikansi sebesar 0,257 0,05. Nilai F hitung tersebut akan dibandingkan dengan nilai F tabel yang diperoleh melalui fungsi FINV pada Microsoft Excel. Hasilnya diketahui bahwa nilai F tabel untuk FINV adalah 2.620654. Nilai F hitung F tabel 1.407 2.620654. Kesimpulan : H 1 ditolak dan H o dterima, berarti variabel CR, QR, TATO, Universitas Sumatera Utara DTAR, NPM secara simultan tidak berpengaruh terhadap penyaluran KMK.

C. Pembahasan Hasil Statistik