BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan dunia perbankan dalam dasawarsa terakhir ini sangatlah pesat. Masing-masing kelompok dunia usaha berupaya untuk memacu kendali bisnisnya
ke bidang finansial, dan bank sebagai wujud objektivitas usaha yang menghasilkan likuiditas seolah merupakan jasa dan mesin uang yang baik untuk
pemeliharaan usaha jangka panjang. Perbankan merupakan lembaga keuangan, alat penggerak dan pertumbuhan
ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank, dapat membantu
masyarakat mengatasi kekurangan modal dalam mengelola, membiayai operasional, dan menggembangkan usaha sehingga mampu meningkatkan
efisiensi, produktivitas, dan daya saing. Pemberian kredit merupakan aktivitas pokok dari perbankan, hal tersebut merupakan fungsi intermediasi bank yaitu
menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat, namun resikonya juga relatif besar. Sebagai antisipasinya
manajemen bank harus mengelolanya dengan prinsip kehati-hatian prudential banking
Pemberian pinjaman kredit merupakan salah satu layanan yang sangat banyak menarik minat masyarakat dan merupakan aktivitas paling pokok dari
perbankan sebagai akibat dari salah satu fungsi intermediasi bank. Tetapi dalam
Universitas Sumatera Utara
kenyataannya, tujuan pemberian kredit sering tidak tercapai karena munculnya kendala seperti kredit bermasalah atau diistilahkan kredit macet. Kredit di dalam
fungsi usaha bank sebagai jantung dan urat nadi bagi kesehatan usaha bank tersebut. Pemilihan usaha nasabah yang benar-benar qualified di dalam penyaluran
kredit dan dana masyarakat akan sangat menunjang kelancaran fungsi usaha kedua belah pihak.
Kredit merupakan bisnis yang berisiko, dimana ada kemungkinan kredit yang diberikan tidak dapat tertagih atau tidak lancarnya pembayaran kembali
kredit dengan kata lain Non Performing Loan NPL yang akan mempengaruhi kinerja bank. Kualitas kredit dinilai berdasarkan kolektibilitas, yang pada
prinsipnya berdasarkan pada kontinuitas pembayaran kembali oleh debitur, berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.72PBI2005 Tgl 27 November 2005
tentang Kualitas Aktiva Produktif, kualitas kredit dapat digolongkan menjadi lancar pass, perhatian khusus special mention, kurang lancar substandard,
diragukan douftfull, dan macet loss. Bank yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini adalah PT. Bank
Rakyat Indonesia Cabang Binjai. Pada tahun 2009, Bank BRI memiliki tingkat NPL sebesar 0,03 . Tingkat NPL ini masih berada dibawah NPL maksimum
yang ditetapkan oleh bank Indonesia sebesar 5 www.bi.go.id.. Kendati demikian, pihak bank diharapkan tetap selektif dalam melakukan penilaian kredit.
Selektifitas ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko terjadinya kredit macet yang akan berdampak pada profitabilitas bank.
Universitas Sumatera Utara
Bank seharusnya hanya memberi kredit kepada debitur yang layak. Bank harus dapat mengendalikan resiko kredit yang diberikannya. Bank
mengembangkan suatu proses seleksi atas seluruh proposal kredit yang diterimanya, hal ini dilakukan untuk menjaga agar kredit yang disalurkannya
adalah kredit yang layak. Rasio keuangan debitur merupakan penilaian kelayakan pemberian kredit yang dilakukan oleh bank dalam penelitian ini.
Produk kredit yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah kredit modal kerja jangka pendek. Kredit modal kerja adalah kredit yang digunakan untuk
keperluan modal kerja. Kredit modal kerja cukup banyak diminati oleh masyarakat seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat akhir-
akhir ini. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan debitur terhadap pemberian kredit. Untuk itu peneliti melakukan
penelitian di PT Bank Rakyat Indonesia persero Tbk, Cabang Binjai.
B. Perumusan Masalah