Analisis Kuosien Lokasi Location Quotient

kapita, serta pemilihan Tahun dasar 2000 juga di dukung oleh BPS Negara ASEAN yaitu untuk menggantikan Tahun dasar yang di mutakhirkan secara periodik dengan menggunakan Tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5 atas dasar konstan dari tahun dasar sebelumnya yang di gunakan yaitu 1993 kompas.com:2014. Untuk sumber data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur. Untuk data-data referensi seperti buku teks maupun jurnal di dapatkan dari lembaga perpustakaan dan lembaga formal lainnya.

3.2 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang di gunakan dalam analisis ini terdiri dari beberapa analisis, yaitu: analisis Location Quetient LQ, Model Rasio Pertumbuhan MRP yang selanjutnya dioverlay, Shift-Share modifikasi Esteban Marquillas, dan Tipologi Klassen. Masing-masing metode di uraikan di bawah ini.

3.2.1 Analisis Kuosien Lokasi Location Quotient

Location quotient LQ adalah suatu metode untuk menentukan sektor unggulan atau ekonomi basis daerah. Menurut Tarigan, 2005 Location quotient adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektorindustri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektorindustri tersebut secara nasional. Secara lebih rinci analisis ini membandingkan porsi lapangan kerjanilai tambah untuk sektor tertentu di wilayahdaerah dengan membandingkan lapangan kerjanilai tambah untuk sektor yang sama secara Provinsi. LQ digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor-sektor basis atau unggulan leading sektors. Dalam teknik ini berbagai peubah factor dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan wilayah, misalnya kesempatan kerja dan produk domestik regional bruto suatu wilayah Adisasmita, 2005:29. Analisis ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergeseran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan menggunakan produk domestik regional bruto PDRB sebagai indikator pertumbuhan wilayah. Hal ini bisa membantu dalam melihat kekuatankelemahan wilayah yang dibandingkan secara relative daerah dengan wilayah yang lebih luas provinsi. Alat ini juga merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperluas analisis Shift-Share dan sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif. Menurut Stimson, et.al,2006:108 terdapat 3 tipe data untuk membantu dalam penghitungan, yaitu: 1. Mengukur tingkat tenaga kerja, pendapatan atau PDRB 2. Mengukur tingkat perubahan tenaga kerja, pendapatan atau PDRB 3. Mengukur relatif sektor terpenting base sektor. Selain itu juga terdapat 4 empat metode yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi sektor-sektor basis dalam perekonomian, yaitu: 1. Suatu sektor dianggap basis apabila, mempunyai kaitan kebelakang backward lingkage dan kedepan forward lingkange yang relatif tinggi. 2. Suatu sektor dianggap sebagai sektor basis apabila menghasilakan output bruto yang relatif tinggi sehingga mampu mempertahankan final demand yang relatif tinggi pula. 3. Suatu sektor dianggap sebagai sektor basis apabila mampu menghasilkan penerimaan bersih devisa yang relatif tinggi. 4. Suatu sektor dianggap basis apabila mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang relatif tinggi. Teknik kuosien lokasi yang digunakan untuk menentukan sektor basis ada beberapa macam, antara lain sebagai berikut Nugroho, 2004 yaitu: 1. Kuosien lokasi atas dasar tenaga kerja per sektor. 2. Kuosien lokasi atas dasar PDRB 3. Kuosien lokasi atas dasar komoditi atau produksi suatu wilayah Untuk kegiatan analisa ini digunakan teknik kuosien lokasi dengan rumus sebagai berikut Blakely, 2002:123: � = � � �� � ⁄ � � �� � ⁄ Keterangan : X r = nilai Produksi sektor i di daerah KabupatenKota; RVr = total PDRB daerah KabupatenKota; Xn = nilai produksi sektor i pada wilayah Provinsi; RVn = total PDRB Provinsi atau Karisidenan. Untuk kriteria pengukuran yang digunakan dari hasil LQ adalah sebagai berikut: 1. Jika LQ 1 maka suatu sektor dikatakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasinya di kabupaten lebih tinggi dari tingkat provinsi. 2. Jika LQ = 1 maka dikatakan suatu sektor mendekati sebagai sektor basis. Berarti tingkat spesialisasinya di kabupaten sama dengan tingkat provinsi. 3. Jika LQ 1 maka suatu sektor bukan merupakan sektor basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih rendah dari tingkat provinsi. Dari keterangan diatas, jika LQ 1 maka sektor tersebut merupakan sektor basis di daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah. Apabila LQ 1 maka sektor tersebut bukan merupakan sektor basis dan kurang potensial untuk dikembangakan sebagai perekonomian daerah.

3.2.4 Analisis Model Rasio Pertumbuhan MRP