pertumbuhan pada sektor industrinya, sedangkan daerah lain mengalami penurunan. Maka itulah yang menjelaskan perpedaan perspektif masyarakat
daerah mengenai arah dan makna pembangunan daerah.
2.1.4 Peranan Sektor Potensial Ekonomi dalam Pengembangan Daerah
Menurut Rahardja dan Manurung, 2008:245 persoalan sebenarnya adalah kemakmuran masyarakat tidak semata-mata hanya didasarkan pada tolak ukur
pendapatan nasional dan pendapatan per kapita saja, namun juga didasarkan pada bagaimana pendapatan nasional itu di distribusikan secara lebih merata ataukah
timpang. Pengembangan wilayah merupakan strategi memanfaatkan dan mengkombinasikan faktor internal dan eksternal yang ada sebagai potensi dan
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi ekonomi wilayah yang merupakan fungsi dari kebutuhan baik secara internal maupun eksternal.
Sedangkan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional tidak bisa di lepaskan dari prinsip otonomi daerah Widjaja, 2011:27.
Otoda merupakan solusi dari timbulnya permasalahan lokal daerah seperti berupa ancaman disintegrasi, rendahnya kualitas hidup sumberdaya manusia
sehingga merujuk kekemiskinan, ketidak merataan pembangunan. Dari itulah, perlunya komitmen sungguh-sungguh dari pemerintah untuk meningkatkan
peluang kerja bagi masyarakat, salah satunya dengan cara memanfaatkan potensi- potensi daerah. Potensi ekonomi daerah merupakan kemampuan ekonomi yang
terdapat didaerah yang mungkin layak dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat
menolong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan Soeparmoko, 2002:78.
Sektor ekonomi potensial atau sektor unggulan dapat diartikan sebagai kegiatan usaha yang produktif dikembangkan sebagai potensi pembangunan serta
dapat menjadi basis perekonomian suatu wilayah dibandingkan sektor-sektor lainnya dalam suatu keterkaitan baik secara langsung maupun tak langsung
Tjokroamidjojo, 1993:74. Dengan di ketahuinya prioritas sektor unggulan antar wilayah pengembangan maka akan membuat pertumbuhan ekonomi daerah bisa
memengaruhi sektor-sektor lain sehingga menyumbang pemerataan hasil-hasil
nya bagi kesejahteraan masyarakat Yustika, 2005:35. Dalam era otonomi daerah kecepatan dan optimalisasi pembangunan daerah akan sangat ditentukan oleh
kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi SDA dan SDM yang dapat memberikan manfaat serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan
ekonomi wilayah. Dengan adanya pelaksanaan otonomi derah merupakan langkah strategis
untuk menyongsong era globalisasi ekonomi dengan memperkuat basis perekonomian daerah. Yang menurut Sukirno S, 2006:3 dengan berlandaskan
pada kemampuan potensi daerah dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan daerah,
nasional dan global dengan harapan sektor tersebut mampu menggerakkan seluruh roda perekonomian wilayah multiplier effect, maka sektor tersebut dapat
memberi efek lanjut kepada pembangunan sektor-sektor ekonomi Jawa Timur yang didukung oleh daerah-daerah lainnya sebagai partner usaha ekonomi.
Pada saat ini peranan sumberdaya manusia human resources dalam pembangunan ekonomi daerah wilayah semakin signifikan. Faktor sumberdaya
manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam telaah teori- teori pembangunan ekonomi new growth theory, yang menempatkan
sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang
berbasis pada pengembangan sumber daya manusia dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi wilayah. Dengan kata
lain, konsep pengembangan potensi wilayah bertujuan untuk memperkecil kesenjangan antara pertumbuhan dan ketimpangan antar wilayah. Dalam UU No.
26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Ada tiga tipe wilayah yaitu wilayah fungsional, wilayah homogen dan
wilayah administratif. Pertama; wilayah fungsional adalah wilayah yang terdiri dari komponen yang saling berinteraksi dan melengkapi. Kedua; wilayah
homogen adalah wilayah yang dibagi berdasarkan kemiripan dalam aspek tertentu
seperti sumber daya alam iklim dan sumber mineral, sosial agama, suku dan budaya, dan ekonomi mata pencaharian. Ketiga; wilayah administratif adalah
wilayah yang dikaitkan dengan pemerintah dalam pengelolaan organisasi kepemerintahan. Wilayah administratif dibedakan menjadi wilayah provinsi,
wilayah kecamatan, dan wilayah pedesaan Nugroho, 2004:15. Menurut Arsyad, 1999:120 terdapat empat peranan yang dapat diambil oleh pemerintah daerah
dalam proses pembangunan ekonomi daerah, yaitu entrepreneur, coordinator, dan fasilitator serta stimulator. Aspek lain menurut Wibowo dan Januar, 2005:36
yang juga perlu harus turut di dorong adalah: 1. Pertumbuhan pada sektor-sektor ekonomi yang telah leading dalam
kontribusi terhadap pertumbuhan PDRB. 2. Pertumbuhan seluruh sektor ekonomi sebagai bagian dari strategi
pertumbuhan ekonomi yang berimbang balanced growth 3. Pertumbuhan produksi pada sektor ekonomi strategi, yaitu yang memiliki
a backward linkages b forward linkage c indirect linkage d indirect forward linkage e output multiplier dan f employment multiplier.
4. Memberikan prioritas pengembangan sektor-sektor ekonomi yang berorientasi ekspor.
2.1.5 Strategi Pengembangan Potensi Ekonomi Daerah