Hak Dan Kewajiban Bersama Suami Dan Istri

Semangat keseimbangan ini tampaknya tidak muncul dalm Kitab Undang- Undang Hukum Perdata. Pada pasal 108 KUH Perdata dijelaskan bahwa kedudukan seorang wanita setelah yang bersangkutan kawin dianggap tidak mampu bertindak, oleh karena dengan bantuan pihak suami yang bersangkutan dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum. Jika suami istri sama-sama menjalankan tanggung jawabnya masing- masing, maka akan terwujudlah ketentraman dan ketenangan hati, sehingga sempurnalah kebahagiaan hidup berumah tangga. Dengan demikian, tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai dengan tuntunan agama, yaitu sakinah, mawaddah warahmah. Adapun hak dan kewajiban bersama suami istri adalah sebagai berikut; 1. hak bersama suami istri; a. Suami istri dihalalkan saling bergaul mengadakan hubungan seksual. Perbuatan ini merupakan kebutuhan bersama suami istri yang dihalalkan secara timbal balik. Jadi bagi suami halal berbuat kepada istrinya, sebagaimana istri kepada suaminya. Mengadakan hubungan seksual ini adalah hak bagi suami istri, dan tidak boleh dilakukan kalau tidak bersamaan, sebagaimana tidak dapat dilakukan secara sepihak saja. b. Haram melakukan perkawinan; yaitu istri haram dinikahi oleh ayah suaminya, datuknya kakaknya, anaknya dan cucunya. Begitu juga ibu istrinya, anak perempuanya dan seluruh cucunya haram dinikahi oleh suaminya. c. Hak saling mendapatkan waris akibat dari ikatan perkawinan yang sah, bilamana salah seorang meninggal dunia sesudah sempurnanya ikatan perkawinan; yang lain dapat mewarisi hartanya, sekalipun belum pernah berhubungan seksual. d. Anak mempunyai nasab keturunan yang jelas bagi suami. e. Kedua belah pihak wajib bergaul berprilaku yang baik, sehingga dapat melahirkan kemesraan dan kedamaian hidup. 61 Hal ini berdasarkan firman Allah : ...     ... ﺀاﺳ ا : ۱۹ Artinya : “...dan pergaulilah mereka istri dengan baik...” Q.S. An-nisa’:19 2. Kewajiban bersama suami istri Agar terciptanya hubungan rumah tangga yang harmonis dalam keluarga Kewajiban bersama Suami istri harus senantiasa dijalankan dengan semaksimal mungkin adapun kewajiban bersama suami istri diatur dalam Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 77, yang disebutkan: 1. Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan masyarakat 61 Abd. Rahaman Ghazaly, Fiqh Munakahat, Jakarta : Prenada Media, 2003, h.155-156 2. Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain; 3. Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya; 4. Suami istri wajib memelihara kehormatannya; 5. Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama. Mengenai pasal-pasal diatas dapat diambil lima hal yang penting mengenai hak dan kewajiban suami dan istri. 1. Pergaulan hidup suami istri yang baik dan tentram dengan rasa cinta-mencintai dan santun-menyantuni. Artinya, masing-masing pihak mewujudkan pergaulan yang m a’ruf dalam rumah tangg ataupun keluar masyarakat. 2. Suami memiliki kewajiban dalam posisinya sebagai kepala keluarga dan istri juga memiliki kewajiban dalam posisi sebagai ibu rumah tangga. 3. Rumah kediaman disediakan oleh suami dan istri wajib tinggal dalam satu kediaman tersebut. Pada dasarnya suami wajib menyediakan tempat tinggal yang tetap, namun dalam kasus-kasus tertentu, rumah tersebut dapat diwujudkan secara bersama-sama. 4. Belanja kehidupan menjadi tanggung jawab suami, sedangkan istri wajib membantu suami mencukupi biaya hidup tersebut. 5. Istri bertanggung jawab mengurus rumah tangga dan membelanjakan biaya rumah tangga yang diusahakan suaminya dengan cara-cara yang benar, wajar dan dapat dipertanggung jawabkan. 62 Lalu menurut Martiman Projohamidjojo dalam bukunya hukum perkawinan Indonesia, hak dan kewajiban suami dan istri yang dikandung oleh pasal-pasal Undang-Undang perkawinan : 1. Cinta-mencintai satu dengan yang lainnya; 2. Hormat-menghormati dan menghargai satu sama lainnya; 3. Setia satu sama lainnya; 4. Saling memberi dan menerima bantuan lahir dan batin satu sama lainnya; 5. Sebagai suami berkewajiban mencari nafkah bagi anak-anak dan istrinya serta wajib melindungi istrinya serta memberikan segala keperluan hidup rumah tangga, lahir batin, sesuai dengan kemampuannya; 6. Sebagai istri berkewajiban mengatur rumah tangga dengan sebaik-baiknya. 63

B. Hak Dan Kewajiban Suami Terhadap Istri

Tidaklah mudah untuk membentuk keluarga yang damai, aman, bahagia, sejahtera. Diperlukan pengorbanan serta tanggung jawab dari masing-masing pihak dalam menjalankan peran dalam keluarga. Bagi orang yang tidak mempunyai keinginan dan tidak mempunyai kemampuan serta tangguang jawab untuk 62 Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Berlaku Bagi Umant Islam, Jakarta : UI Press, 1982, h.73 63 Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta : Indonesia Legal Center Publishing, 2002, h.34 melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam rumah tangga sehingga apabila melangsungkan perkawinan terlantarlah dirinya dan istrinya, maka hukum melakukan perkawinan orang tersebut adalah haram. 64 Dan tidaklah seorang lelaki mukmin membenci seorang istri yang mukminah apalagi sampai menelantarkanya, hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW; يض ا خ ا ْم ْ مْ م مْ م ْ ْي ا خآا ْم Artinya; “Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “janganlah suami yang beriman membenci istri yang yang beriman, karena apabila suami tidak menyukai suatu perangainya tentu ada perangai lain yang menyenagkan. HR.Muslim Mengenai kewajiban suami untuk memberikan biaya kehidupan rumah tangga terhadap istri dan anak diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 80 ayat 1 sampai 4 yang menyatakan; 1. Suami adalah pembimbing, terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami istri bersama. 2. Suami wajib melidungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya 64 Abd.Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, Jakarta : Prenada Media, cet-1,h. 20. 65 Muhammad Nashirudin Al Albani, Mukhtashar Shahih Muslim Jakarta : Pustaka Azzam, 2003 cet. Ke-1 h.580 3. Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya dan memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. 4. Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung : a. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri; b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak; c. Biaya pendidikan bagi anak 66 . Dalam hal diatas apabila suami tidak dapat menjalankan kewajibanya terhadap istrinya, pada saat itu istri tidak rela dan tidak sabar menghadapinya, maka pihak istri boleh mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama karena tidak kemmapuan suami untuk memberikan nafkah, ini lebih erat nya dengan kelangsungan kehidupan rumah tangga.maka dengan suami yang tidak mampu memberi nafkah berarti dia telah menahan istinya dalam kemelaratan. 67 Sedangkan firman Allah telah menjelaskan bahwa; ...     ... ﺓ ب ا : Artinya: “...Janganlah kamu tahan mereka isteri-istri dengan kemelaratan...” Q.S.al-Baqarah:231 66 Departemen R.I Kompilasi Hukum Islam Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan agama Islam, 1998h. 41 67 Firdaweri, Hukum Islam Tentang Fasakh Perkawinan, h. 62