Hak Dan Kewajiban Istri Terhadap Suami

5. bersikap sopan, penuh senyum terhadap suami 6. tidak mempersulit suami dan selalu mendorong suami untuk maju 7. ridha dan syukur apa yang telah diberikan oleh suami 8. selalu berhemat dan suka menabung 9. selalu berhias dan bersolek untuk atau dihadapan suami. 10. jangan selalu cemburu buta. 72 Istri wajib merasa malu terhadap suami, harus menundukan muka dan pandanganya dihadapan suami, taat terhadap suami ketika diperhatikan apa saja selain maksiat, diam ketika suami berbicara, berdiri ketika suami datang dan pergi, menampakan kecintaanya apabila suaminya datang mendekatinya, menampakan kegembiraan ketika suami melihatnya, menyenangkan suaminya ketika tidur, mengenakan harum-haruman, membiasakan berhias diri dihadapan suami dan tidak boleh berhias apabila di tinggal suami. Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam yang dibenarkan oleh hukum islam,selain itu kewajiban Istri adalah menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya. Hal ini disebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 83 ayat 1 dan 2. Apabila seorang istri tidak mau melaksanakan kewajiban-kewajibanya tanpa adanya satu alasan yang sah maka istri dapat dikatakan nusyuz,sebagaimana yang dimaksud dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 84 Ayat 1; ”Istri dapat dianggap 72 Slamet Abidin, Drs, dan Aminudin h, Drs. Fiqh Munakahat, bandung : CV. Pustaka Setia, 1999, cet. Ke-1, h.172 nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat 1 kecuali dengan alasan yang sah ”. Apabila istri terbukti nusyuz, maka tidak ada lagi kewajiban suami terhadap istri kecuali dalam hal-hal untuk kepentingan anak, hal ini disebutkan dalam Kompilsi Hukum Islam pasal 84 ayat 2. Adapun hak istri terhadap suaminya: 1. hak benda, yaitu mahar dan nafkah. 2. hak rohaniah, yaitu bersikap adil jika suami berpoligami dan tidak boleh menyengsarakan istri. Pengaturan ketentuan hak dan kewajiban suami istri dalam Kompilasi Hukum Islam lebih sistematis dibandingkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. 73 Hal ini tentu dimaklumi, karena Kompilsi Hukum Islam dirumuskan belakangan, setelah tujuh belas tahun sejak Undang- Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dikeluarkan.sementara dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pengaturan hak dan kewajiban suami istri lebih umum. 73 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia,jakarta : PT. Raja Grafindo, 2003, h.185

BAB IV ANALISA PUTUSAN PERKARA

NOMOR 770Pdt.G2010PA JS

A. Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan

1. Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Selatan Pengadilan Agama Jakarta selatan dibentuk berdasarkan surat keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1963, pada mulanya Pengadilan Agama di wilayah DKI Jakarta hanya terdapat tiga kantor yang dinamakan Kantor Cabang yaitu : 1. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara ; 2. Kantor Pengadilan Agama Jakarta Tengah ; 3. Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya sebagai Induk ; 74 Semua Pengadilan Agama tersebut diatas termasuk Wilayah Hukum Cabang Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian setelah berdirinya Cabang Mahkamah Islam Tinggi Bandung berdasarkan surat keputusan Menteri Agama Nomor 71 tahun 1976 tangga;l 16 Desember 1976. semua Pengadilan Agama di Propinsi Jawa Barat termasuk Pengadilan Agama yang berada di Daerah Ibu Kota Jakarta Raya berada dalam wilayah hukum Mahkamah Islam Tinggi Cabang Bandung. 75 74 Data diakses dari http:www.pa-jakartaselatan.go.id sejarah pada tanggal 17 maret 2011 75 Ibid., http:www.pa-jakartaselatan.go.id sejarah Dalam perkembangan selanjutnya istilah Mahkamah Islam Tinggi menjadi Pengadilan Tinggi agama PTA. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 61 tahun 1985 Pengadilan Tinggi Agama Surakarta di pindah di Jakarta, akan tetapi realisasinya baru terlaksana pada tanggal 30 Oktober 1987 dan secara otomatis Wilayah Hukum Pengadilan Agama diwilayah DKI Jakarta adalah menjadi Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama Jakarta. 76 Terbentuknya kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan merupakan jawaban dari perkembangan masyarakat Jakarta, yang ketika itu pada tahun 1967 merupakan cabang dari Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya yang berkantor di jalan Otista Raya Jakarta Timur. Sebutan pada waktu itu adalah cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk sesuai dengan banyaknya jumlah penduduk dan bertambahnya pemahaman penduduk serta tuntutan masyarakat Jakarta Selatan yang diwilayahnya cukup luas. Untuk itu keadaan kantor ketika itu masih masih dalam keadaan darurat yaitu menempati gedung bekas Kantor Kecamatan Pasar Minggu disuatu gang kecil yang sampai saat ini dikenal dengan gang Pengadilan Agama Pasar Minggu Jakarta Selatan pimpinan kantor di pegang oleh H. Polana. Penanganan kasus-kasus hanya berkisar perceraian kalaupun ada tentang warisan masuk kepada Komparisi itu pun 76 Ibid., http:www.pa-jakartaselatan.go.id sejarah dimulai tahun 1969 kerjasama dengan Pengadilan Negeri yang ketika itu dipimpin oleh Bapak Bismar Siregar, SH. 77 Pada tahun 1976 gedung Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke Blok D Kebayoran baru Jakarta Selatan dengan menempati serambi Masjid Syarief Hidayatullah dan sebutan Kantor Cabang pun dihilangkan menjadi Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan pada masa itu diangkat pula beberapa Hakim honorer yang diantaranya adalah Bapak H. Ichtijanto, SA, SH. Pada bulan September 1979 kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke gedung Baru di. Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang dengan menempati gedung Baru dengan tanah yang masih menumpang pada areal tanah PGAN Pondok Pinang dan pada tahun 1979 pada saat Pengadilan Agama Jakarta Selatan dipimpin oleh Bapak H. Alim BA diangkat pula Hakim-Hakim honorer untuk menangani perkara-perkara yang masuk, mereka diantaranya KH. Y a’kub, KH. Muhdats Yusuf, Hamim Qarib, Rasyid Abdullah, Ali Imran, Drs. H. Noer Chazin. 78 Pada perkembangan selanjutnya yaitu semasa berkepimpinan Drs. H. Djabir Manshur, SH, Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke Jalan Rambutan VII No. 48 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan menempati gedung baru. Digedung baru ini meskipun tidak memenuhi syarat untuk sebuah kantor Pemerintah setingkat walikota, karena gedungnya berada ditengah- 77 Ibid., http:www.pa-jakartaselatan.go.id sejarah 78 Ibid., http:www.pa-jakartaselatan.go.id sejarah